6. Mission

626 36 2
                                    

" Jadi mengerti bukan kenapa kalian kupanggil ke sini" kata Kakashi tegas

"Kami mengerti" Jawab 5 orang yang berrdiri di depan sang hokage ke 6

" Baiklah, jadi akan kejelaskan detail misi ini. Tugas kalian adalah membawa kembali Hyuga Hanabi apapun yang terjadi padanya, kemudian misi kedua kalian adalah menyelidiki siapa dalang dibalik semua ini"

" Karena dari kalian semua hanya Shikamaru yang paling senior maka dia yang akan memimpin misi ini, lalu Naruto yang akan menjadi wakilnya. Lalu Sakura dan Sai akan menjadi pendukung tim ini lalu karena komposisi formasi kalian kekurangan ninja sensor maka aku panggil mereka berdua. Silahkan kalian masuk"
Terdengarlah suara deritan pintu yang diiringi masuknya Sasuke dan Hinata. Naruto dan Sakura yang mengetahui kedatangan mereka hanya menunduk terpaku, menyembunyikan kecemburuan dan rasa sakit di hati

" Aku sudah menjelaskan detail misi ini kepada mereka berdua. Ada yang mau ditanyakan" kata sang hokage kemudian menatap ke 7 ninja itu dengan seksama

" Baik kalau begitu kalian boleh pergi kecuali Naruto, aku ingin berbicara denganmu 4 mata"

Semua orang yang berada di ruangan tersebut kemudian pergi, meninggalkan Kakashi dan Naruto yang masih terdiam ditempatnya masing masing. Setelah beberapa menit

"Naruto kau tahu kan posisi mu saat ini" kata Kakashi memulai pembicaraan

" Kau juga tahu sekte itu mengincarmu bukan, terlebih lagi kau tak mengingat siapa dirimu yang dulu bahkan gadis pemimpin sekte itu juga"
Naruto terdiam beberapa saat, ia tahu sensei nya itu mengetahui pertemuan nya dengan Shion. Hal itu diketahui Kakashi dari seorang Anbu yang ditugaskan olehnya untuk mengawasi Naruto. Sempat Kakashi melihat raut kesedihan menghampiri wajah pemuda yang berdiri di depanya

" Yah kurasa itu tidak per.."
" Tidak apa apa Kakashi sensei, mungkin aku memang harus mencari jati diriku dan masa laluku hanya dengan cara bertemu gadis itu." Naruto memotong kata kata Kakashi, berharap sang guru tak menghawatirkanya lagi

" Kau yakin Naruto, bagaimana dengan Hinata, bukankah kau menyukainya. Apa kau tega meninggalkanya kemudian meninggalkan kami semua disini di Konoha hanya utuk tujuanmu itu" kata Kakashi dengan nada tinggi

" Kakashi sensei tidak perlu telalu mengkhawatirkaku juga hubunganku dengan Hinata. Dia telah bersama orang yang dia cintai, lagipula yang tahu tentang ini hanya Shikamaru, Sakura, Ino dan Kakashi sensei kan" terus Naruto sembari menyuguhkan senyum di wajahnya.

Kakashi tahu senyum yang ada di wajah Naruto dalah senyum yang menyiratkan kesedihan dan ketegaranya dalam menghadapi sakitnya kesendirian tanpa kasih sayang. Juga senyum yang mengingatkanya pada Uchiha Obito teman masa kecilnya

" Kau memang keras kepala seperti Obito Naruto. Dan Iruka menitipkan ini padaku katanya dibuat khusus untukmu" kata Kakashi sembari mengeluarkan sebuag pedang yang diberikan dari Iruka kepada Naruto

"Terimakasih Kakashi Sensei. Aku pergi dulu ya teman temanku pasti menunggu" Naruto kemudian berbalik pergi diiringi tatapan iba dari Kakashi
******
" Cih kau lama sekali Naruto" Kata Sasuke mewakili teman temanya yang menunggu kedatangan Naruto

" Baiklah semuanya sudah lengkap. Sai" perintah Shikamaru kepada Sai yang hanya dibalas dengan anggukan oleh pemuda itu

"Baik team ini akan kupecah menjadi kelompok kelompok kecil, setiap kelompok memiliki satu ninja petarung dan satu ninja sensor. Tugas setiap kelompok adalah mengumpulkan petunjuk kemana Hanabi diculik. Team 1 Sai, aku dan Menma, Kelompok 2 Sasuke dan Sakura, Kelompok 3 Naruto dan Hinata. Kelompok 1 akan menjadi komando, yosh semuanya naik dan berpencar"

Setiap kelompok itu kemudian menaiki burung lukisan hasil summon dari Sai

"Shikamaru kau yakin dengan ini, mereka berempat sangat beresiko diserang ketimbang kita" Bisik Menma di dekat kuping Shikamaru yang hanya dibalas dengan deheman

"Sasuke dalah ninja sensor kuat dari Uchiha, terlebih lagi dia pahlawan desa kurasa keselamatan Sakura sebagai satu satunya ninja medis kita akan terjamin. Terlebih kau tahu sendiri kekuatan Sakura bukan" balas Shikamaru

"Dan Naruto juga ninja kuat karena memiliki Sannin mode kemudian menguasai teknik berpedang dan beladiri yang sangat baik, bahkan dia berhasil menguasai rasengan sekaligus memperkuatnya menjadi rasen shuriken. Hinata juga perlu diperhitungkan kekuatanya"
*****
" Hinata kau lihat sesuatu. Dari atas sini aku tak merasakan apa pun" Kata Naruto yang tengah berada dalam mode sannin nya, sembari mengeluarkan sebuah syal berwarna merah dari tas. Melingkarkanya erat di leher untuk sedikit menghilangkan hawa dingin

" aku tidak melihat apapun Naruto kun. Kita sudah menjelajah hapir ke puncak gunung, tapi tak ada petunjuk sama sekali" Terlihat raut kekhawatiran Hinata akan Hanabi

"Oh tunggu disana ada sesuatu" sontak burung yang ditumpangi keduanya langsung turun. Meberikan waktu untuk mencari benda yang Hinata lihat

" Ini kunai Hanabi" Cicit Hinata, bersama dengan tetesan liquid yang jatuh dari mata amethysnya. Sementara Naruto mencoba mencari jejak kemana perginya pria otsutsuki itu

" ini...." Ia bergumam pelan ketika iris safirnya melihat begitu banyak darah berceceran di batang pohon, dan mayat mayat terkapar di sana

Hei Ashura Kun aku iri denganmu
Sebuah suara anak perempuan terdengar di kepalanya, bersama dengan gambaran gambaran yang terlintas di netranya. Membuatnya terhuyung huyung

"Kita semua akan keluar bersama sama"

"Hey Ashura Kun, kamu yang terpilih ya"
Bib bib bib Kali ini yang terdengar adalah suara monitor detak jantung

"Ti-Tidak mungkin, mereka semua te tewas. Apa mereka mencoba kabur" Ia mulai memekik bersama dengan gambaran anak anak kecil yang tubuhnya kaku di depan sebuah pintu. Suara derap kaki keluar dari pintu itu. Ia melihat disana ada HANZO
bersamaan dengan tubuhnya yang mendadak lemas dan seketika semuanya terlihat gelap.
******
"Naruto kun bangun, kamu membuatku khawatir " Suara lembut itu membangunkan pria yang baru saja mendapatkan pecahan ingatanya.

Pelan pelan Naruto mencoba untuk duduk sembari dibantu oleh Hinata yang sebelumya mendudukan surai kuning itu di pangkuanya. Membuat rona merah mampir di pipin tan bergaris tiga itu

" Naruto kun, kamu tak perlu memaksakan diri. Kalau tidak kamu akan terkena hip..."
"Aku, tidak apa apa Hinata. Aku tadi hanya sedikit mengantuk" Ia berbohong untuk menghilangkan kekhawatiran di wajah ayu gadis itu, juga diselipi dengan rasa senang di hatinya ketika Hinata mengkhawatirkan dirinya

" Apa kau sudah menghubungi Shikamaru" kata Naruto mengalihkan topik sembari memegang headset misinya

Belum sempat pertanyaan pemuda itu dijawab. Angin kencang mengejutkan mereka berdua, bersamaan dengan turunnya 5 orang teman misinya

"Hei Naruto, kau membuat kami takut saja. Kupikir ada apa apa dengan Hinata ku" Kata Sasuke sedikit sarkas kemudaian menghampiri gadis itu. Mengulurkan tangan yang diterima oleh Hinata untuk mengajaknya berdiri

"Hinata kamu tidak apa apa kan" Tanya Sasuke, kekhawatiran terlihat jelas di wajah tampannya

Sakura tertunduk, menyentuh dadanya yang mulau terasa nyeri. Iris emerald nya mulai mengeluarkan air mata yang segera ia hapus dengan kaus tanganya.

" Sasuke Kun kapan kau akan mengerti perasaanku padamu" Gumamnya dalam hati. Sementara Naruto dan Shikamaru hanya membuang muka melihat adegan mesra pasangan itu.

"Shikamaru, mereka adalah para ninja yang bertemu dengan otsutsuki itu" Teriak Menma yang melihat kondisi para mayat

" Dan disana terdapat gua yang mengeluarkan cakra" terusnya lagi
Part End

Fallen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang