16. Disaster On December

662 28 1
                                    

Chapter 16 : Disaster On December
.
A Naruto Alternate Plot
.
Disclaimer By Masashi Kishimoto
.
"Naruto Kun"

"Papa"

"Tou san"

Tiga suara itu berhasil mengalihkan perhatian Naruto. Berbalik ke arah sebaliknya dan akhirnya disambut dengan pelukan sayang 3 orang yang paling berharga dalam hidupnya. Mungkin ini adalah wujud pengabulan impian yang selama ini hanya dapat ia lihat dalam mimpi

Disaster On December

Shikamaru bersama Menma terlihat sangat serius mengamati ritual yang kini tengah dilakukan hampir setengah penduduk desa. Onyx Shikamaru masih saja betah menatap hingga Menma menepuk pelan bahunya

"Sudah hampir saatnya misi kita lakukan, apa yang masih kau pikirkan Shika? Hmm" Menma memicingkan matanya. Berusaha mencari apa yang sedang membuat frustasi sahabat nanasnya

"Tidak ada apa Menma. Tapi kau yakin bahwa disana hanya ada beberapa penjaga? Lalu sekuat apa Taruho dan Shion itu?" Shikamaru berujar menatap onyx milik Menma. Keduanya larut dalam diskusi hingga siulan dari Ino menghentikan diskusi keduanya

"Menma kita mulai bergerak"

Shion bersama Taruho masih melakukan ritual mereka. Energi yang dipusatkan pada Naruto perlahan lahan menjadi semakin kuat, namun tak disangka nenrgi yang dikumpulkan menjadi tidak stabil. Shion dan Taruho hanya dapat terus merapalkan mantra sambil sesekali menyuruh para penjaga untuk bersiaga

Trang

Ratusan kunai mulai menghujani sepasang saudara itu. Otomatis membuat energi yang sebentar lagi masuk ke dalam tubuh Naruto lenyap, sementara Naruto sendiri jatuh ke lantai kuil

"Musekioujin" Dengan buru Hinata masuk ke dalam segel 7 arah milik Menma, ini adalah kesempatan satu satunya untuk membawa Naruto pergi dari desa iblis dengan segera

Naruto perlahan terbangun, terkejut tatkala iris safirnya melihat gadis yang begitu ia cintai mendekat kepadanya. Memaksakan untuk duduk walaupun rasa sakit sempat datang, namun segera hilang ketika gadisnya memeluk tubuhnya yang sekarang menjadi ringkih tak berdaya

Pelukan erat yang diberikan oleh Hinata. Sementara Naruto tak mampu menahan kebahagiaan yang ia rasakan, untuk pertama kalinya dipeluk oleh cintanya membuat air matanya mengalir. Pelukan singkat yang terasa sangat lama untuk Naruto, walau begitu ia sangat menikmatinya

"Naru kita harus pulang, semuanya menunggumu di sana" Hinata menatap Naruto dengan tangannya yang masih berada di pipi berkulit Tan yang begitu kasar ketika tangan lembutnya membelai pelan wajah prianya

Naruto menunduk, pulang? Ia harus pulang kemana? Tak ada keluarga yang ia miliki, dan walau teman temannya menunggu di Konoha, tapi ia hanya menginginkan sebuah permintaan kecil. Menjadikan Hinata sebagai tempanya untuk pulang

"Aku tak punya tempat untuk pulang Hinata" air mata mulai kembali meleleh di iris biru samudra nya, pikiran kalut dalam dilema besar

"Naru teman teman menunggu mu di sana, mereka menunggu mu pulang" Hinata semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Naruto, berusaha untuk menyakinkan pemuda itu untuk pulang ke Konoha
Namun tiba-tiba Naruto memeluknya dengan erat, menangis cukup keras untuk mengalirkan perasaan nya yang saat ini tercampur aduk, antara sedih karena Hinata tak kunjung peka, bahagia karena Hinata mau memeluknya walau hanya sebentar, dan khawatir Hinata akan kembali ke cinta pertamanya

"Hinata, aku ingin hiks aku hiks aku ingin Hinata menjadi tempatku kembali" Kaget, Hinata benar benar kaget dengan penuturan Naruto yang begitu tulus.

Fallen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang