7.Dunia Baru (Naruto)

658 34 0
                                    


“Hmm disini tidak ada apa apa. Hanya bola bola batu yang menjadi tangga” Kata Menma memecah keheningan.

Semenjak memasuki gua, mereka tak menemukan petunjuk apapun selain batu melayang yang mengarahkan mereka ke atas entah kemana. Ketika semua orang melihat benda itu hanya sebgai batu, Hinata melihat yang sebaliknya. Netra amethysnya melihat impian semua orang terpampang jelas di batu batu itu. Dari mulai Sai yang mengimpikan bergandengan tangan dengan Ino, Shikamaru yang terlihat menikmati kesunyian di rumahnya tanpa gangguan seorangpun, Sasuke yang ohhh terlihat bergandengan tangan denganya ketika berada di pelaminan, dan Menma yang telah menjadi hokage ke 7. Namun ia tak melihat impian teman dekatnya Naruto dan Sakura batu  yang berada di dekat merapun tak bercahaya menampilkan impian mereka namun malah semakin menghitam terurtama batu yang berada di dekat Naruto.

Ditatapnya wajah tan berhias netra safir yang terlihat begitu indah itu, membuat semburat merah mampir di wajah ayunya. Kemudaian megarahkan kembali pandanganya ke depan sebelum akhirnya sebuah bongkahan batu hampir mengenai tubuh mungil tersebut

“Kamu tidak apa apa kan Hime” Sasuke berhasil mendorong Hinata tepat sebelum batu itu mengenai orang terkasihnya itu
“Aku tak apa apa. Apa yang ter…”

Guarrrrr

Terdengarlah suara monster yang muncul tepat di depan keduanya. Dengan sigap Sasuke mengaktifkan sharinggan kemudian membawa Hinata menuju batu yang cukup jauh dari si monster

“ Yosh Sasuke telah memancing kepiting itu mendekat kepada kita. Jangan sia siakan kesempatan ini” Teriak Shikamaru sembari mempersiapkan Jutsu kageshibari miliknya. Yang pertama menyerang adalah Naruto, pria itu berlari mendekat ke si kepiting sembari menghunuskan pedang yang telah ia cabut dari sarungnya. Memotong 2 capit si kepiting, Sasuke juga tak mau kalah dan kemudian berlari secepat kilat menuju punggung monster itu. Menebasnya namun tak dapat membuat si monter mati justru sebaliknya, moster kepiting itu mulai mengamuk kemudian meronta dari jurus kageshibari Shikamaru, membuat kepalanya menghancurkan langit langit gua.

Hinata Point Of View

Teman temanku tengah bertarung dengan monster itu. Tapi kenapa kakiku tak mau digerakkan

“Ittai, kenapa kakiku”

Tak lama kemudian rasa dingin menghampiri diriku, membuatku berbalik kemudian memasang kuda kuda

“Aku sudah menunggumu Hinata” Suara baritone itu mengagetkan diriku

“ Lihatlah teman temanmu. Menghadapi monster kecil itu saja sudah kewalahan apalagi menghadapi diriku yang seorang Otsutsuki” Aku membuang muka, tak menyukai cara pemuda itu berbicara apalagi meremehkan teman temanmu

“ Apa maumu?” Aku menggunakan nada bicara yang tak pernah kugunakan

“ Sederhana, Jadilah pengantinku dan aku akan mengampuni teman temanmu dan para penduduk bumi” Pemuda itu kemudian tertawa

“Kalau aku menolak?” Tanyaku sedikit takut terhadap ancaman pemuda itu
Ia malah tertawa” Yah aku akan menghujani bumi tercintamu itu dengan batu dari bulan ini tanpa ampun”

“Chidori”

Kulihat sekelebat bayangan melintas dari samping, kemudian menusukkan tanganya pada kepala pemuda yang ada di hadapanku

“ Kau tidak apa apa Hime” Suara itu menyadarkanku dari lamunan singkat

“Ingat Hinata. Camkan peringatanku tadi jika kau tak ingin melihat bumi menderita” Perlahan tubuh pemuda itu berubah menjadi Puppet dan ambruk

“Kau tidak apa apa kan Hime” Tangan Sasuke menggenggam erat kedua tanganku, membuat jantungku berdegup kencang dan membuat pipiku terasa panas

“Hei kalian harus melihat ini” Sebuah suara mengalihkan perhatian kami berdua

“Ayo Hime” Sasuke kemudian menarik tanganku. Meggandengku menuju ke langit langit gua yang telah runtuh

Hinata Point Of View End

*****

“ Aku tak menyangka ada laut disini” Suara gadis berambut indigo memecah keheningan, Sementara teman 1 team nya masih terpaku menikmati pemandangan di depan mata mereka, tak lama ia kemudian memalingkan wajah ke samping hingga menemukan iris safir yang terlihat indah tengah menatap birunya lautan dengan pandangan yang sulit diartikan olehnya
Perlahan jantungnya mulai berdegup, ada sebuah rasa di hati yang tak dikenalinya. Refleks tangan halus wanita itu bergerak untuk menyentuh wajah tan bergaris tiga pria bersurai kuning sebelum akhirnya tersadar dan mengurungkan niatnya

“ Tapi kita tak boleh terlena dengan semua ini” Shikamaru mulai berbicara

“Team ku akan bergerak ke timur, Naruto ke barat dan Sasuke ke Selatan” teman temanya hanya mengangguk mengerti kemudian segera meloncat pergi ke arah yang Shikamaru tunjuk

Keheningan melanda kedua insan berbeda gender itu. Naruto mengarahkan pandanganya pada  pemandangan alam di bawahnya, ia sengaja tidak memandang gadis di sampingnya karena terlalu takut akan mengalami sebuah rasa yang terlalu sakit “Cemburu”

“ Etto, katanya Naruto kun sekarang seorang Chunin khusus seperti Shikamaru ya?” Tanya Hinata memecah kesunyian di antara mereka berdua

“ Ya baru kemarin aku lulus dan langsung diangkat oleh Kakashi sensei” Jawab Naruto tanpa sekalipun menatap gadis di sampingnya

Tak lama kemudian mereka turun karena pemandangan lain tengah menunggu mereka berdua. Terlihatlah gedung dedung dan rumah rumah yang telah ditinggalkan menunggu mereka berdua

“ Team 1, kami mendapat sebuah petunjuk di sini. Nampaknya bulan pernah ditinggali oleh manusia ganti” Kata Naruto menekan headset di telinganya

“ Baiklah Team 1 kami akan menginvestigasi terlebih dahulu ganti” Balas Naruto kemudian berdehem pelan

“ Apa yang Shikamaru katakan Naruto kun”

“ Kita disuruh untuk mengumpulkan informasi terlebih dahulu. Lagipula kita tak mengetahui seluk beluk tempat ini bukan” Kata Naruto yang hanya dibalas anggukan Hinata

Mereka kemudian mulai berkeliling di area pemukiman tersebut, namun setelah berkeliling selama hampir 1 jam mereka berdua tak menemukan petunjuk sedikit pun

“ Owh” Hinata terkejut karena sebuah sarang laba laba menyangkut tepat di kepalanya, namun dengan sigap Naruto menyingkirkanya dan kemudian menarik tangan halus itu keluar dari rumah yang baru saja mereka masuki

“ Naruto kun aku haus” Rengek Hinata pada pemuda yang barusaja menarik tanganya

“Aduh aku tak membawa air Hinata” Netra safir itu menatap kesal ke tas yang ia bawa karena lupa membawa air minum.

Kemudian mengedarkan pandanganya untuk mencari sumber air

Gotcha, ia menemukan sebuah pancuran air. Tanpa pikir panjang ia kemudian mendatangi pancuran itu, mencelupkan jari kelingkingnya ke dalam air kemudian menariknya dan meletakkanya ke lidahnya

“ hmm ini tidak beracun” gumamnya lirih kemudian menangkupkan tanganya, mengambil air untuk Hinata

“ Ini, Hinata ini aman kok” Ia menyodorkan tanganya yang menangkup air itu kepada gadis pujaan hatinya

Hinata hanya mengangguk kemudian meminum air itu hingga habis,

“Hmm air ini rasanya seperti air yang dulu pernah Sasuke kun berikan padaku”
Gumaman Hinata itu sukses membuat perasaan Naruto hancur berkeping keping.

“ Hinata, andai kau tahu perasaanku. Aku ingin kamulah yang mengisi hari hariku, memberikan kasih sayang yang selama ini hanya dapat kulihat dari orang lain dan kuingin kau jugalah yang menjadi ibu dari anak anak yang akan mengisi hari hariku” Pemuda itu meneteskan air mata yang tak disadari oleh gadis di depannya

Part End

Fallen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang