9. Penculikan

555 33 2
                                    

“Naruto kun lapar?” Hinata menatap pria yang berjalan di sampingnya

“Umm iya, Sejak kemarin aku belum makan. Uangku tak cukup untuk membeli ramen” Jawab Naruto sembari menyilangkan kedua tangan di kepala belakangnya

“Huh Naruto kun makan ramen terlalu sering itu tidak baik” balas Hinata yang menggembungkan pipi gembilnya, membuat semburat merah kembali mampir di pipi bergaris 3 Naruto

“ Yah etto mau bagaimana lagi, aku tak bisa memasak lauk sendiri. Kau tahu bukan kalau aku hanya bisa membuat kue, mungkin aku harus segera mendapat pendamping” Naruto meruntuki kata katanya sendiri, seolah dia sedang memberikan sinyal lamaran pada Gadis di sebelahnya

“Souka, tapi Naruto kun bisa membuat kue kan? Harusnya Naruto kun belajar dari Sasuke kun dia pandai memasak sendiri loh” deg, kembali hati pria itu teriris mendengar gadis yang ia sukai tak peka sedikitpun terhadap kata kata darinya

“Oh ya aku membawa bekal Naruto kun, kalau mau makan saja” Hinata memberikan kotak makanan kepada Naruto

“I-Ini buatan Hanabi ya” Naruto tak asing dengan kotak makanan yang saat ini ada di tanganya. Omelet yang sering di pamerkan oleh Konohamaru  kepada dirinya
Ya Hinata juga tak bisa memasak, alasanya sederhana karena ia ingin menjadi wanita karir selain itu ia sendiri tak pandai dalam mengurus urusan rumah tangga yang lain seperti mencuci pakaian, menyapu dan sebagainya. Tugas itu telah diserahkan kepada sang adik Hanabi, karena sang ayah Hiashi yang terlalu memanjakan Hinata

“Oh kalian di sini ya” sebuah suara mengambil perhatian mereka berdua

“Oh Menma, kau datang sendirian? Mana Sai dan Shikamaru” Tanya Naruto
“Mereka berdua sedang mencoba berkomunikasi dengan markas. Lalu ada hal yang harus segera kalian lihat”

*****

Drep
Suara langkah kaki menggema di sepanjang jalan masuk sebuah jalan turun rahasia

“ Sebenarnya aku ingin menunjukkan ini pada kalian berdua” Suara Menma menggema di ruangan gua saat ini mereka berada. Pemandangan yang saat ini menunggu mereka semua

“Nampaknya seluruh penduduk disini dibantai atau mungkin terkena wabah. Kemudian dikuburkan bersama di tempat ini” Suara lain datang

“Itu informasi yang kudapatkan dari perkamen ini, yang ditulis sekitar 100 tahun yang lalu. Tepat saat Hokage pertama membangun desa Konoha” Shikamaru berjalan santai menuruni tangga bersama Sai

“Selain itu kita juga memiliki sebuah berita buruk” Menma menyela “Kono oh maksudku bumi sedang dihujani meteor dan bisa kalian tebak siapa dalangnya bukan?” Naruto masih memandang
kuburan massal itu

Me-mereka mengubur teman teman kita di sini?
Shion, Kita harus segera pergi dari sini
Ka-kabur aku tak bisa Ashura kun. Jika aku kabur monster itu pasti akan berulah

Mendadak surai pirang itu terhuyung, kakinya dengan sekuat tenaga mencoba mempertahankan badan yang semakin ambruk. Perlahan ia mengingat bagian penting dalam ingatanya, tentang siapa dirinya dan gadis bernama Shion itu

“Hoy Naruto sadarlah.. akrg kenapa ini” Shikamaru yang berusaha menopang tubuh Naruto merasakan tubuhnya serasa terbakar kemudian ia jatuh terduduk, membiarkan tubuh Naruto terjatuh di atas tanah

“ Sai” ia melirik pemuda pucat itu untuk membungkus Naruto dengan  jutsu pemanggil lukisanya dan memberikan kode kepada Hinata untuk memeriksa dirinya

Fallen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang