10.Kebenaran

608 30 0
                                    

Iris amethyst Hinata menatap dinding marmer Mansion milik Toneri, dalam pikiranya ia bertanya tanya kenapa ada mansion sebesar ini di bulan.

“Aku satu satunya orang yang selamat di bulan” Toneri berbicara seolah mengetaui apa yang ada di pikiran Hinata
Hinata menunduk. Tak lama kemudian ia telah sampai di ruang makan mansion tersebut, ruangan yang cukup luas dengan meja panjang dan deretan kursi yang tertata rapid an dengan berbagai lukisan yang terpajang hampir di setiap sudut ruangan

“Duduklah Hinata, nikmati jamuan yang telah kusediakan” Toneri mempersilahkan Hinata duduk di bagian ujung meja sementara dirinya duduk di bagian ujung meja yang lain dan mulai memakan makanan yang telah tersaji

“ Kenapa semua warga di sini menghilang?” Hinata memulai percakapan

“ Apa aku harus menjawab pertanyaanmu itu, sudah kubilang bukan kalau hanya aku yang selamat di bulan” Toneri menjawab dengan menahan sebuah suapan daging yang telah dipotongnya

“Nampaknya aku harus mencari tahu sendiri. Trimakasih atas makananya” Perlahan gadis itu pergi meninggalkan Toneri yang masih melanjutkan acara makannya

“Mata milik Hanabi ini memang hebat”

Hinata Point Of View

Perlahan ku langkahkan kakiku menelusuri setiap labirin di Mansion ini, berharap ada sesuatu yang dapat kulakukan untuk membuat teman temanku datang ke sini ataupun mencari petunjuk. Namun ketika aku sampai di ujung labirin yang kutemukan hanya jalan buntu
Namun tiba tiba dinding di ujung jalan itu roboh, menyisahkan lubang menganga yang cukup besar. Aku memberanikan diri untuk memasuki lubang itu, hingga aku melihat sesuatu yang membuatku heran
Banyak sekali kuburan di bawah tempat ini

“Apa ini dulunya tempat pembunuhan massal” gumamku dalam hati

“ Ini adalah kuburan keturunanku wahai Putri dari Hyuga” suara itu mengagetkanku, kini telah berjajar ratusan bahkan ribuan hantu yang entah muncul darimana

“jangalanlah takut cabang keturunanku” kini kumpulan asap mulai mengumpul dan membetuk seorang pria yang terlihat mirip dengan legenda Rikudo Sennin

“Ma-Maaf Tap Si-siapa anda?” tanyaku ketakuan sambil menggenggap erat sebuah kunai

“Aku adalah Hamura anak dari leluhur kalian para shinobi Otsutsuki Kaguya dan aku adalah saudara Rikudo sennin” ujar orang yang mengaku bernama Hamura itu dengan suara serak

“Ikutlah denganku akan kutunjukkan dimana Adikmu dan kujelaskan kenapa sampai Otsutsuki Toneri ada di sini” pria itu membuka tanganya dan seketika dinding di samping gua itu bergeser kemudian kuikuti kemana dia pergi

“ Dahulu kami 2 bersaudara hidup dengan ibu kami Otsutsuki Kaguya, kami berdua diberikan cakra yang kuat. Kemudian ketika kami tumbuh dewasa kakakku membangkitkan Mata rinneganya dan aku mendapat kekuatan mata milik ibuku, mata yang sama dengan milik mu kan dan klanmu”

“Namun ibuku berniat menggunakan kekuatanya dan kami untuk menguasai bumi dengan membangkitkan pohon kehidupan yang kalian kenal dengan Juubi untuk melakukan mugen Tsukuyomi, kakakku yang tahu tentang niatan ibuku tersebut kemudian berupaya agar hal tersebut tak menimpa um at manusia. Salah satunya adalah bertarung dengan kekuatanya dan kekuatanku melawan ibu kami sendiri, lalu ketika kekuatan ibuku telah tersegel kakakku mengorbankan dirinya untuk menjadi jincuriki juubi. Waktu semakin berlalu kakakku perlahan semakin tua dan sadar bahwa kekuatan juubi tidak bisa dipertahankan. Maka ia mengeluarkan cakra juubi dan memecahnya menjadi 9 bijuu sementara wadah dari Juubi itu sendiri berubah menjadi patung gedo dan kemudian kakakku segel dengan Chibaku tensei dan Nona sendiri tahu bukan wujud chibaku tensei itu sekarang”

“ Menjadi Bulan bukan?”

“ Ya, hasil penyegelan kakakku membentuk bulan, kemudian aku dengan sukarela menjaga tempat dimana patung gedo ini disegel sebelum akhirnya dicuri oleh Uchiha Madara 60 tahun yang lalu. Lalu semua warga yang aku bawa ke sini mengalami serangan epidemic yang kuat dan hanya menyihsakan seorang anak”

“Dan anak itu adalah Toneri”

“Nona sudah tahu ya?”

“etto, Hamura sama apa anda mengetahui tentang kekuatan yang mampu membakar cakra lain”

“ Aku tahu cakra yang kau maksud, itu adalah cakra milik keponakanku namanya Ashura dia adalah anak dari saudaraku Rikudo Sennin”

“ Cakra itu secara tak sengaja ia bangkitkan ketika melawan saudaranya sendiri Indra, cakra itu lebih dikenal dengan Cakrabanacakra. Sebuah kekuatan dimana kekuatan si pemilik mampu membakar cakra orang lain dalam beberapa sentuhan atau beberapa sabetan pedang”

“ Itu adikmu, dan 1 hal lagi nona. Jangan mempercayai setiap kata dari Toneri dia berusaha memanfaatkan dirimu demi menghancurkan tatanan yang telah kakakku buat di bumi” dan pofft Hantu Tuan Hamura pun menghilang. Dengan secepat kilat ku dekati Hanabi yang tengah tertidur, matanya tertutup perban putih. Membuat air mataku menetes tanpa kusadari

Aku berlari berniat mencari jalan keluar untuk Hanabi namun yang membuatku tercengang adalah ketika menemukan sebuah bola putih raksasa bercahaya.

“Sudah cukup kau mengetahui kebenaran yang dihilangkan oleh leluhurku” deg suara baritone itu mengaggetkanku

“Jadi selama ini kau ingin menghancurkan Shinobi bukan” Tiba tiba pemuda itu melesat cepat kearahku namun sebuah penghalang membuat dirinya mengurungkan niat untuk mendekatiku

“Cih sialan kau Uzumaki Naruto”

Hinata Point of view end

Flashback on

Pemuda bersurai pirang acak acakan itu masuk ke sebuah  kamar yang terlihat gelap di mansion Hyuga. Perlahan ia melangkahkan kaki dengan pelan agar tak membangunkan gadis yang ada di depanya
Setelah sampai di ranjang Queen size sang gadis, ia kemudian duduk tepat di pinggir kasur. Membelai pelan surai indigo gadis yang telah membuatnya jatuh hati.

“Hinata, kenapa kau hanya melihat Sasuke. Berapa kalipun aku berusaha kau tak pernah melihatku” liquid bening menetes dari iris Safir sang pria

“Aku memimpikan anak kita Boruto dan Himawari, masih bisa kurasakan ketika aku mengendong mereka berdua rasanya hiks… rasanya aku sangat bahagia hiksss..” Naruto tak dapat lagi menahan tangisnya, mengingat berulang kali ia mengimpikan bertemu buah cintanya bersama Hinata walau hanya sebuah mimpi belaka. Juga impianya yang mungkin tak dapat terlaksana

“Setidaknya aku berharap cincin ini bisa melindungimu” Dikoreknya saku celanya pendeknya, kemudian memakaikan sebuah cincin yang ia dapat dari mendiang sensei yang sangat ia kagumi Jiraiya

Flashback Off

“Apa kau akan menghancurkan hidup jutaan manusia yang tak berdosa TONERI” Hinata berteriak dengan amarah yang terlihat jelas di mata amethysnya

“Ini semua demi leluhurku Hamura yang ditelantarkan oleh kalian para keturunan Hagoromo atau lebih tepatnya Rikudo Sannin” Toneri meluapkan seluruh unek unek yang selama ini ia rasakan

“Itu semua dimulai dari kau Hinata…. Genjutsu”

--Akankah Dia Datang—
Part End

Fallen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang