CKITTT
Nayra sigap banting setir, hampir saja, hampir dia menabrak palang jalan. Mobilnya menepi di sisi jalan.
Ketiganya sekarang tersengal-sengal.
"Duh! Maaf ya semua! Kakak bengong tadi! Ga pa-pa kan?
"Ga pa-pa cuman kaget aja."
Bukan kaget lagi, tapi syok adalah kata yang tepat. Pastilah, mereka hampir celaka..
.Nayra sampai dengan selamat di apartemen, setelah mengantar Erin dan Meyda pulang. Mereka bertiga jadi tak mood ke mall sehabis peristiwa tadi. Nayra berjalan pelan memasuki lantai aparetemennya. Sekilat gambaran kecelakaan masih terbayang, Nayra pikir untunglah tak terjadi hal serius mereka selamat, di samping itu ada hal yang memberatkan Nayra, bagaimana tanggapan Erin dan Meyda kini tentang dirinya yang hampir membuat keduanya celaka.
Nayra meminum obat kali ini lebih banyak, tapi dia masih juga belum tenang, dia bingung, terlintas untuk menelpon ibunya, tapi saat hendak memencet nomor dia malah jadi malas menelpon ibunya. Lalu dia melihat sms Nathan soal memintanya datang berobat lagi, akhirnya dia menelpon Nathan.
Tuttt Tuttt nada telepon tersambung beberapa kali, pasti Nathan lagi sibuk, dia tak ingin mengganggu sebenarmya tapi cerita kecelakaan tadi harus dia utarakan pada seseorang, Nathan pskiaternya adalah pilihan yang tepat.
"Ya, halo?" Nathan akhirnya mengangkatnya.
"..." Nayra terdiam sejenak.
"Halo, Nayra?" Nathan sudah tahu itu Nayra, dari layar HP-nya. "Ada apa?"
"Aaa... Nathan lagi sibuk ya?"
"Enggak juga, baru aja habis ada pasien. Kenapa?"
"Ini.. aku... tadi.. abis kecelakaan than."
"Hah?!" Nathan langsung panik. "Terus kamu ga pa-pa?"
"Ga pa-pa, yah kecelakaan ringan, than bisa dibilang nabrak palang jalan. Aku selamat kok. Ga usah panik."
"Oh, syukurlah. Tapi kok bisa Nay?"
"...Bengong akunya, than."
"Bengong? Mikirin sesuatu?"
"Yah gitu deh. Intinya gw ingin cerita aja biar tenang. Coz dari tadi gw masih kebayang gimana kalau tadi kecelakaan parah. Mana gw bawa penumpang lagi."
"Merekanya juga ga apa-apa, kan? Ya bersyukur aja Nay."
"Mereka pasti mikir aku ni aneh deh." Ada nada resah dari suara Nayra.
"Ga lah, mereka juga temen kamu, 'kan?
"Temen baru tepatnya, than, anak baru."
Oh bagus donk ada temen baru, itu positif sekali, Nay, banyakin lagi temennya kalo bisa he he. Temen lama juga jangan dilupain, Nay."
"Temen lama? Hmph!" Nayra mendengus sebal. "Sayangnya udah ga ada."
"Maksud kamu apa, Nay?"
"Ah udah ah ga usah tanya-tanya lagi! Gw kok jadi kesel!"
"Nay, Nay, okay, oke. Sori iya aku ga tanya-tanya lagi. Sekarang aku minta kamu rileks aja, Nay, bisa kan?"
"Yah.. bisa.."
"Hirup napas dalam-dalam, ayo sekarang."
Nayra menghirup napas dalam-dalam, dan hembusan napasnya terdengar melalui telepon.
"Oke, ulang beberapa kali. Udah. Habis itu minum secangkir susu hangat, Nay."
"Iya.."
"Ya, udah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Yang Sempurna
RomanceNayra, gadis pengidap sindrom panic attack hanya ingin bahagia, hanya ingin disayangi tanpa ada syarat apapun, itu kan hal mendasar bagi manusia, ga ada salahnya, tapi kenapa sangat susah sekali, ini yang sering ada dalam benak Nayra.