Part VII

74 21 37
                                    

Dokter Nathan lagi mendengar keluhan pasien.
"Jadi pak Bram suka mendengar suara-suara gitu, ya? Apa sering belakangan ini?"

"Iya sering dok! Suaranya macem-macem!"

"Apa aja, tentang apa?"

"Ya itu kayak ngata-ngatain saya ga becus, ga berguna, terus saya ga pantes hidup...Cape saya dengernya!"

"Oke, oke. Pak Bram saya tegasin sekali lagi, itu berasal dari otak bapak. Jadi karena stress bapak akhir-akhir ini ada saraf yang men-trigger itu di otak. Saya akan perbarui resepnya, saya tambah satu obat lagi, jadi untuk hilangkan tekanan di syaraf. Dan mudah-mudahn suara-suara itu segera hilang, ya pak?"

"Iya, baik dok.."

"Ini resepnya. Nanti bilang ke suster. Dan kabari saya perkembangan bapak, ya? Silakan." Nathan mengantar pak Bram, pasien langganannya keluar.

Nathan lalu duduk di bangku kerjanya menghela napas panjang. Sebagai psikiater dia juga merasa tekanan pada pekerjaannya, cape juga kan mendengar keluhan-keluhan orang.

Setelah konsultasi tadi, Dokter Nathan membuka jurnalnya, isinya tentang jadwal prakteknya, sampai record pasien. Dia melepas kacamatanya, memijit-mijit matanya. Lalu matanya beralih ke sisi meja, sebuah CD musik. Dia pun memutuskan ke rumah Nayra untuk menyerahkan CD musiknya.
.
.

Di kampus dengan suasana heboh akibat kabar yang dibuat-buat Sonya, kabar pertunangan Nayra dan Kevin.

"Selamet, ya Nayra!"

"Ciee, ciee!"

Dikerumunin, diberi ucapan selamat oleh para mahasiswa lainnya. Nayra di tengah itu semua, dia kewalahan.
"Stop stop semuanya! Itu ga bener! Ga ada pertunangan!"

Mahasiswa diam seketika, jadi hening.

"Loe ngomong apaan sih, Nay, kemarin kan loe bilang sendiri ke gw di telepon. Oh gw tahu dia malu, kan?" Sonya bilang Nayra berkilah karena malu.

Dengan suara pelan dan menekan Nayra menanyai Sonya, "Maksud kamu apa sih Sonya, ha?"

Sonya meremas lengan Nayra. "Gw ini bantuin loe biar loe cepet bahagia sama Kevin. Masa loe ga mau?"

Kevin yang baru datang ke kampus juga diucapin selamat. Sama seperti Naya, Kevin bingung. Kevin melihat kerumunan bersama Nayra dan Sonya.

"Ciee calon pengantin cowonya nih udah dateng!"

"Suittt, suit!"

"Woo!" Mereka disorakin ciee dan woo.

Kerumunan mahasiswa itu menarik perhatian dosen yang lewat situ.
"Ada apa ini semuanya? Ribut-ribut! Ayo bubar, bubar!"

Akhirnya kerumunan bubarin diri karena ditegur dosen. Dosen juga di-wooin sama mahasiswa karena merusak kesenangan mereka.

Kevin terdiam. "Sonya!" Dia langsung teriak ke Sonya menutut penjelasan "Loe jangan gila! Gw minta loe lurusin ini kalo ini semua ga bener! Heh denger ga!"

"Oh jadi loe ga mau tunangan sama Nayra?" Pertanyaan itu menghentak bagi Kevin dan Nayra.

"Soal itu..."

"Wah cinta loe berarti ga begitu besar ya ke Nayra, Kev. Ck ck ck."

Nayra agak sedih juga mendengarnya.

Bagi Kevin hal itu masih lama, masa depan ga ada yang tahu.

"Loe lurusin semuanya ini Sonya! Atau ga gw laporin loe ke dosen! Bikin keributan!"

Gadis Yang SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang