~~ Bab 23 ~~

49 2 0
                                    

Sebelum membaca ada baik nya mengklik bintang yang ada di kiri pojok dibawah ya, selamat membaca!!

****

Dua tahun yang lalu.

Seorang gadis muda berumur empat belas tahun sedang terduduk di tengah sebuah ruangan. Rambut hitam gadis itu pendek sebahu, dia mengenakan pakaian khas para pesakitan. Dihadapan si gadis, empat orang hakim duduk disana dengan menggunakan jubah kebesaran mereka. Disamping meja mereka terdapat seorang jaksa yang juga duduk dibalik mejanya. Gadis itu hanya mendengarkan dengan seksama dan tenang, wajahnya tidak menampakkan ekspresi apapun. Dia sudah menduga dirinya akan mendapatkan hukuman yang berat atau bahkan hukuman mati jika mengingat apa yang telah dia lakukan sebelumnya.

Dia sudah pasrah dengan keputusan apapun, sekali kau tertangkap maka tidak ada yang akan datang untuk menyelamatkan mu. 'Ayah' pasti tidak akan mengirimkannya bantuan,

"Terdakwa Venus yang menjadi tersangka pembunuhan berencana pada delapan orang menteri dan anggota dewan, dua orang kepala kepolisian spanyol dan Amerika dan seorang pengusaha mebel terkenal dengan alasan mereka melakukan tindak korupsi dan perdagangan illegal. Berdasarkan bukti serta pengakuan dari terdakwa, terdakwa Venus diputuskan bersalah Oleh karena itu terdakwa dijatuhi hukuman mati,"

Kemudian palu diketuk. Berakhirlah sidang pada hari itu. Dua orang berseragam langsung menghampiri Venus dan membawa gadis itu keluar dari ruang persidangan. Venus dibawa menuju ruang tahanan sementara. Dia duduk diatas lantai sambil menyandarkan punggungnya pada tembok. Kini dirinya tinggal menunggu hari eksekusi dan tamatlah riwatnya. Dia berfikir sekarang dia masih belum boleh mati, masih ada seseorang yang ingin dia temui. Venus ingin bertemu dengan kakaknya yang entah ada dimana.

'Maaf kan aku kak tidak bisa menemukanmu,' batin Venus.

Malam nya Venus dibawa menuju rumah tahanan lain sekaligus sebagai tempat pengeksekusian dirinya. Rutan ini sangat luas dan memiliki lebih banyak sel tahanan yang isinya padat dengan orang dari berbagai kalangan umur. Orang jahat itu memang bisa dari usia berapa saja, bahkan dirinya baru berusia empat belas tahun namun sudah menjadi pembunuh bayaran handal, semua itu berkat pelatihan yang diberikan ayah selama ini. Tapi mungkin dirinya sedang sial sehingga tertangkap Interpol saat dirinya sedang mengerjakan pekerjaan.

****

Lima orang berseragam dan bersenjata lengkap berjalan menuju sebuah sel, salah satu dari mereka membuka pintu sel dan lainnya langsung menarik penghuni tahanan keluar dan langsung menutup kepala orang itu dengan kain hitam. Mereka membawa si tahanan menuju lapangan. Dikarenakan hari sudah gelap, dua buah lampu sorot pun menjadi penerangan di lapangan itu. Seseorang dengan pakaian hitam dan topeng kepala terlihat sedang mempersiapkan tembakannya dan mengecek bahwa senjata itu sudah siap dipakai.

Beberapa orang juga terlihat disana, kebanyakan dari mereka menggunakan pakaian seragam. Ada juga seorang pria bule dengan setelan jas mahalnya berdiri diantara saksi lainnya. Mereka ada sini sebagai saksi akan eksekusi hari ini, karena tahanan kali ini melibatkan pihak pihak dari luar Indonesia.

"Tunggu sebentar!" kata Pria bule berjas. Dia menghentikan dua petugas yang sedang membawa seorang tahanan.

Pria itu membuka kain hitam dikepala sang tahanan kemudian tersenyum miring, "Venus.... Ini lah akhir untuk mu.... Kuharap kau bisa terbiasa hidup di neraka. Semoga beruntung!" Pria bule itu berkata dalam bahasa inggris.

Si tahanan yang ternyata Venus hanya tersenyum kecil. Salah satu petugas kembali memakaikan kain hitam dikepala Venus dan membawa sang tahanan. Beberapa meter dari Venus, seorang algojo sedang berdiri berhadapan dengan dirinya. Orang itu mengarahkan pistolnya kepada Venus. Sang algojo mulai membidik sasaran dan menargetkan kepala sang tahanan. Satu tembakan yang akan membawa Venus pada kematian tanpa merasakan sakit.

Miss DigitalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang