~~ Bab 36~~

33 1 0
                                    

"Ketua, tolong amankan setiap akses keluar masuk kawan hotel," ucap Dito melalui antingnya.

"Baiklah," jawab Ketua Franz.

"Jose, kemana Bustomo dan Hui Yi Xin pergi?"

Dito mencoba menghubungi Jose, namun pria itu belum juga menjawab. Mereka berdua sedang menunggu lift dan berusaha mengikuti target mereka. Dito mengernyit kebingungan. Kemana orang itu?

"Ada apa?" tanya Sven.

"Jose tidak menjawab, apa dia sedang ke kamar mandi ya?"

Ting!

Pintu lift terbuka. Mereka berdua masuk kedalam lift dan asal memencet nomor lantai. "Jose, kemana Bustomo dan Hui Yi Xin pergi?"

"Mereka ada di lantai tujuh dikamar yang berada di ujung koridor. Aku tidak bisa masuk ke dalam, ruangan ini mirip dengan ruangan rahasia itu."

Dito terkejut mendengar suara tersebut. Sementara di ujung sana, Randy memperhatikan adiknya dari layar komputer dengan seksama.

"Lantai tujuh Sven." Sven langsung memencet tombol yang diberitahukan Dito.

"Dimana Jose? Kenapa kau yang menjawab," tanya Dito.

"Jose sudah mengizinkan ku dan dia ada di samping ku sekarang,"jawab Randy dari seberang HT.

Pintu lift terbuka dan mereka telah sampai ditujuan. Mereka berjalan beriringan.

"Kembalikan microfonnya kepada Jose, biar dia yang tangani," kata Dito.

"Baiklah.... Kalau begitu, setelah semua ini selesai, kita harus bicara! Jadi berhati hatilah," ucap Randy.

Dito hanya mengangguk saja. Kemudian dia menolehkan kepala kearah Sven dan melihat pria itu sedang mengambil pistolnya yang dia sembunyikan di bajunya.

"Kau semangat sekali,"

"Tentu saja! It's show time!" kata Sven semangat.

"Kamar nya yang itu. Jose dan Randy tidak bisa masuk kesana jadi kita harus hati hati." Bisik Dito.

Sven dan Dito berdiri di balik tanaman hias yang letaknya dekat dengan ruangan yang mereka tuju. Didepan pintu kamar itu, berdiri dua orang bodyguard yang sedang mengawasi keadaan sekitar.

"kau yang kanan," kata Sven yang diangguki oleh Dito.

Menurut Dito yang mana pun sama saja. Walaupun mereka orang orang terlatih, tetapi dirinya masih lebih hebat lagi. batin Dito sambil tersenyum meremehkan.

Dito menggandeng tangan Sven sementara tangan yang lainnya dia masukkan ke dalam kantung celana. Mereka berdua berjalan menuju kedua bodyguard tersebut. Salah satu pria itu maju dan menghadang mereka, "maaf anda tidak boleh berada disini."

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Dito langsung memukul wajah pria itu. Sang rekan terlihat terkejut dan ingin membantu, tetapi tak jadi lantaran Sven memukul tengkuknya menggunakan pistol. Seketika dia langsung terjatuh.

"Mudah sekali," ucap Sven.

Rupanya salah satu bodyguard yang tadi dipukul oleh Dito masih sadar dan mencoba menyerang Sven. Dengan tangkas Sven langsung memukul perut dan wajah pria itu. Dia pun jauh ke lantai.

Mereka berdua saling bertatapan sebelum membuka pintu tersebut dan saling mengangguk menandakan mereka berdua sudah siap untuk bertatapan dengan 'hidangan utama'. Pintu terbuka, memperlihatkan Bustomo dan Hui Yi Xin yang sedang duduk berhadapan. Di atas meja terdapat koper yang berisi uang jutaan rupiah. Dito bersiul senang mereka mendapatkan tangkapan yang besar. Uang yang berada di koper itu bisa di jadikan barang bukti.

Miss DigitalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang