~~ Bab 29 ~~

36 2 0
                                    

Sven merogoh kantung celananya mengambil handphonenya kemudian menghubungi Randy untuk segera menyiapkan mobil dan membantunya membawa Dito kerumah sakit terdekat. Mungkin masih ada harapan.

"Bertahanlah Dito! Bertahanlah," kata Sven cemas. Dia menggendong Dito didepan tubuhnya salah satu tangannya ada di lipatan lutut dan satunya ada dekat leher Dito. Sven berjalan dengan cepat. Baru saja dirinya sampai di area parkiran, tiba tiba seekor anjing berbulu coklat menggonggong kearahnya lebih tepatnya kearah tubuh Dito. Pandangan anjing itu gelisah.

"Apa kau peliharaannya Dito?" tanya Sven pada anjing itu.

Sven menggeleng kemudian hendak melanjutkan perjalanannya, dia tak peduli. Kini keselamatan Dito lebih penting.

"Ayolah jangan menghalangi jalan, aku harus kerumah sakit!" kata Sven kesal.

Tiba tiba Randy datang bersamaan dengan seorang pria yang terlihat sangat kelelahan karena berlari.

"Maaf nak jika anjing nakal itu mengganggu- ASTAGA DITO!" kata pria itu saat dirinya sudah ada dihadapan Sven.

Begitupun Randy yang juga terkejut melihat keadaan Dito yang mengenaskan. Pantas saja Sven meneleponnya seperi orang kehilangan akal.

"Cepat ikuti aku, kita kerumah sakit sekarang," kata pria itu yang langsung berlari kearah mobil hitam miliknya yang terparkir tak jauh dari posisi mereka.

Sven dan Randy masuk kedalam mobil pria tak dikenal itu, sementara sang anjing dengan setia duduk di bangku sebelah pengemudi.

"Apa yang terjadi dengan anak itu?" tanya pria yang tak Sven kenal. Dia mengemudi seperti orang gila, membawa kendaraan ini dengan kecepatan tinggi namun masih sempat sempatnya melirik Dito yang kini ada di pangkuan Sven dan masih tak sadarkan diri.

"Seseorang bernama Accra menembak dan menusuknya tapi kurasa Dito masih bisa bertahan," kata Sven sambil memandang wajah Dito yang lama kelamaan mulai memucat.

"Apa dia masih bernafas?" tanya Randy khawatir. Dia khawatir melihat Sven yang telihat sangat kehilangan dan kacau. Sven menggelang lemah.

"Tapi Dito pasti bisa bertahan," kata Sven pelan. Dia menempelkan dahinya kedahi Dito kemudian memejamkan mata berusaha menenangkan dirinya.

Randy makin khawatir, baik itu dengan Dito maupun Sven. Kemudian perhatiannya beralih kearah pria yang sedang menyetir.

"Kalau boleh tahu anda siapa? Siapa nama anda tuan?" tanya Randy sopan.

Pria itu melirik Randy lewat kaca mobil yang memantulkan bayangan Randy, "Perkenalkan saya Shinjo,"

"Anda siapanya Dito?" tanya Randy penasaran.

Pria bernama Shinjo itu terdiam sebentar, "Aku paman nya," jawabnya singkat.

"Lalu apa yang anda lakukan di sekolah Tuan?" tanya Randy lagi.

"Hanya ingin mengajak Dito pergi apa itu masalah?" tanya Shinjo tajam.

"Apa ini ada hubungannya dengan pekerjaannya?" tanya Sven tiba tiba.

Dia baru teringat dengan kejadian di club waktu itu dan Sven yakin Accra yang tadi menyerang Dito adalah orang yang sama saat di club malam waktu itu.

"Apakah Dito masih bekerja sebagai seorang pembunuh bayaran? Tapi dia bilang sudah mantan pembunuh,"

Perkataan Sven membuat Randy dan Shinjo sama sama terkejut. Randy baru mengetahui fakta besar itu dan sangat tidak mudah untuk dipercaya. Sementara Shinjo, terkejut karena Dito sendiri yang membongkar penyamarannya.

Miss DigitalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang