~~ Bab 2 ~~

190 11 1
                                    


Siang berganti malam. Lampu lampu menyinari jalanan. Di jalanan yang sepi, beberapa anak muda berkumpul.

Banyak dari mereka yang membawa mobil yang harganya selangit.

Disalah satu mobil. Terlihat dua orang sedang duduk dikap mobil ferrari hitam dan satunya berdiri menghadap kedua orang tadi.

"Sven, kaki lu gak kenapa napa?" Tanya Fritz.

Sven hanya mengangguk, "liat aja, besok dia bakal terima 'hadiah' dari gue," kata Sven datar.

"Hahaha.... tapi ini pertama kalinya terjadi sama lu. Benar benar deh orang itu. Tapi siapa namanya ya?" Tanya si cowo kalem yang berdiri.

"Gue gak tahu, kalau gak salah dia murid baru yang masuk dua minggu lalu. Randy gue mau lu periksa latar belakangnya," kata Sven.

"Tapi dia kan dari keluarga miskin. Gue rasa gak ada hal penting deh," kata Randy.

"Lu itu pinter atau bodoh sih?"

"Gue pinter lah dan pastinya tampan," jawab Randy.

"Dasar narsis. Lu gak mikir apa? Seorang anak dari keluarga miskin masuk ke asrama kita yang tergolong elit," kata Sven.

"Oke oke, karena besok kita balik ke asrama lagi, malam ini juga selesai tugas dari lu,"

"Bagus," kata Sven puas.

****

Pagi ini, semua penghuni asrama kembali lagi ke kamarnya masing masing.

Tinggal disini sampai hari Sabtu dan kembali lagi hari Senin. Banyak siswa yang mengenakan pakaian terbaiknya. Menggunakan barang dengan merk terkenal yang pastinya mahal.

Tetapi tidak untuk siswa yang satu ini, dirinya nampak berbeda dengan siswa yang lain. Pakaiannya sangat sederhana dan biasa biasa saja.

"Hoi Dito!" Panggil seseorang. Siswa berkacamata yang dipanggil pun menghentikan langkahnya dan menengok kebelakang.

Orang tersebut adalah Sven, dia menghampiri Dito dan merangkulnya layaknya teman dekat kemudian membisikkan sesuatu,

"Yo miskin, makasih ya atas tendangan lu kemarin. Sekarang giliran gue, bersiaplah," Setelah membisikan itu, Sven pergi meninggalkan Dito.

"Heh... memangnya gue takut," kata Dito tersenyum miring.

****

Sesampainya dikamar, Sven duduk menghadap laptop kesayangannya. Dia membuka sebuah file. Sebelum membaca nya, Sven melirik jam tangannya terlebih dulu.

"Hmm... masih tiga puluh menit lagi," setelahnya dia pun membaca file tersebut.

"Ternyata si Randy cepat juga kerjanya, baiklah. Nama Dito Apriyanto, lahir pada bulan April tanggal 2 tahun 2001. Nama ayah Supratno, nama ibu Yanti. Keduanya meninggal saat dia berumur sebelas tahun, hidup sendiri sampai sekarang. Haah... apa apaan ini? Gak ada hal yang penting," kata Sven. Dia pun memutuskan untuk pergi ke kelasnya.

Mungkin gue cek rumah aja ya? Sepertinya menarik, batin Sven.

****

"Sven kita kenapa kesini sih? Jijik tahu. Becek gini, hiii mana bau lagi. Udah yuk kita balik aja," keluh Fritz dia sungguh tak tahan disini.

Banyak sampah yang berserakan disini, menimbulkan bau tak sedap. Belum lagi jalanan yang tergenang dan becek.

"Fritz lu udah kayak cewek aja, udah yuk Ran kita pergi sekarang juga. Kalau lu gak mau ikut diam aja disini," kata Sven kemudian pergi bersama Randy.

Miss DigitalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang