Uchiha Mikoto dan Uchiha Fugaku sedang berdebatdi meja kecil di rumahnya. Teriakan-teriakan yang memekakkan telinga, namun tidak membuat seorang bayi raven yang ada diruangan lain terganggu tidurnya oleh semua kebisingan yang ada.
Alat peredam suara sudah dipasang di dalam kamar bayi yang sudah terdapat nama di depan pintunya dengan ukiran indah, Sasuke Uchiha.
Seorang bayi kecil dan imut nampak nampak tengah tertidur nyaman dengan keheningan yang menemaninya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
{Fokus Papa Saskey versi baby-nya :). Biar ada bayangan unyunya gitoh 😂. Tapi itu babang Itachi kawaiii duh serasa pen bawa pulang jadinya😶}
{Sumber Pict : Pinterest}
"Hentikan hobi bodohmu itu Fugaku-kun! Kau semakin merusak keluarga kecilmu sendiri!" teriak Mikoto dengan berurai airmata.
"Aku bisa membatasi diri Mikoto! Lagipula alkohol membuatku lupa akan semua masalahku." desis Fugaku dengan tangan yang sudah terkepal di atas meja.
Mikoto Uchiha, ibu dari Sasuke. Surai hitamnya membuat wajah putihnya nampak lebih bersinar, apalagi dengan pahatan yang nyaris sempurna. Namun, kondisi tubuhnya menurun drastis, pipinya menirus hingga menimbulkan satu sampai dua keriput tetapi tetap tidak membuat wajah ayu keibuannya menghilang.
"Kau ... hanya ingin lupa bahwa kau tidak ingin menjadi miskin, kau terlalu terlena bahwa dulu kau kaya raya!" tegas Mikoto terisak.
"Iya! Kau benar! Dan siapa yang membuatku miskin Mikoto?" tanya Fugaku dengan seringai menyebalkan "Kau! Kau orangnya!" teriak Fugaku menunjuk Mikoto di depan wajahnya.
Mikoto tersentak.
"Orangtuaku tak menyetujui pernikahan ini karena kau hanya seorang manusia biasa! Orangtuaku menginginkan anaknya menjadi orang yang memiliki pasangan sama hebatnya seperti saingannya, si Uzumaki! Menginginkan keturunan Uchiha memiliki kekuatan ganda! Kau lah penyebab aku dikeluarkan dari kedudukanku dan menjadikanku tidak memiliki apa-apa lagi!" murka Fugaku mengeluarkan semua amarahanya yang meledak-ledak.
Mikoto memejamkan matanya, ribuan jarum menusuk jantungnya secara kasat mata.
"Hiks ..." wanita itu terisak tertahan, tidak menyangka bahwa Fugaku masih tidak bisa menerima keadaan. Lantas untuk apa dulu kata cinta jika pada akhirnya cinta tidak bisa menolongnya menggapai kebahagiaan.
Fugaku tersentak melihat Mikoto yang memegang dadanya dan meringis kesakitan. Mata tajamnya masih mengawasi pergerakan istrinya itu, tapi masih belum mendekat untuk menolong. Rupanya amarah masih melekat.
