"Lala.........." teriak Dila
Lala melihat kearah Dila yang air matanya membasahi pipinya.
Lala berdiri
"Kenapa kamu Dil.""Akk...akku."sambil terisak tangis
Dila tak melanjutkan perkataannya,ia langsung memeluk lala.
"Dil,kenapa coba cerita
Km kan tahu aku gk bisa nebak Hati seseorang."Dila melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya.seketika Dila tersenyum tipis
"Febrian putusin Aku."
"Dia udah tahu misi km Dil."
"Iya,makanya dia mutusin aku."
"Kan ini pilihan km,yaa km harus tanggung resikonya kan aku dah bilang suatu saat Febrian pasti tahu."
"Iya sihh,,tapi kenapa aku berasa kehilangan."
"Yaa km masih cinta kali."
"Eumm enggklah orang aku suka sama Ade kelas yg satu itu."
"Terserahlah itu urusan km."
"Yaudahlah gppa,,aku gk akan inget Febrian lagi."
"Terserah."
"Tapi kamu akan bantuin aku untuk dapatkan Ade kelaskan."
"Ogah."
"Yaudah aku akan berjuang sendiri."
"Terserah,aku mau pergi ke perpus ikut gak."
"Gak ahh,,aku ingin temuin Ade kelas."
Lalapun berlalu,entah kenapa rasanya mendengar Dila untuk mendekati Rahman rasanya sakit.
Setibanya di perpus Lala melihat Febrian yang sedang terpuruk.
Lala tak mendekati,ia tak ingin terlibat masalahnya.Ia mengambil buku novel dan duduk jauh dari kursi Febrian.
Disinilah tempat kedua yang disenangi oleh Lala selain belakang sekolah.
Namun ketika itu Lala merasa ada orang yang mendekatinya dan Lala memalingkan fokus matanya dari buku ke orang yang mendekatinya.
"Febrian,ku kira km gk lihat aku."
Febrian tersenyum tipis dan sepertinya dibalik senyumannya itu tersimpan sebuah luka.
Hanya dengan tersenyum ku menutupi sebuah luka dan ku ingin terlihat tegar,walaupun di tinggalkan orang yang di sayang yang sakitnya gk kepayang
-febrian-"Yaa,lihatlah masa orang Segede ini."
"Hah...Km pikir aku ini gendut gituh?"
"Haha tuh km ngaku."
"Yaelah,aku ini langsing kali feb."
"Bukan langsing tapi lurus kaya penggaris."Febrianpun tertawa
"Dasar."
Lalapun tertawa dan rasanya senang melihat Febrian tersenyum gk terpuruk memang sih Lala gk terlalu dekat sama dia karena beda jurusan.tapi untuk kali ini rasanya mereka udah kaya teman lama.
"Ehh tujuan km nyampirin aku emangnya ada keperluan apa?"
"Aku ingin curhat boleh."
"Tentu."
"Tapi bukan sekarang,nanti ya."
"Iya."
Lalapun melihat seseorang yang sedang memperhatikannya dan ternyata itu Rahman.
Lala bergegas,karena Rahman telah pergi.
"Feb,duluan yaa."
"Emang mau kemana?."
Lala berlari dan berteriak
"Ada urusan."
Lala menutup mulutnya ia tak ngeh kalo ini di perpus yg gk boleh berisik.melihat kelakuannya Lala,febrian hanya menggeleng-gelengkan kepala.
Lala mencoba berlari sekuat tenaga..
"Ade tunggu."
Rahman tak menghiraukan suara Lala dan terus berjalan tanpa melihat ke belakang.
Lala terus berlari dan akhirnya berhasil mengejar Rahman.
"Tunggu."kata Lala dengan nada ngos-ngosan dan sambil memegang lututnya.
Rahman berusaha tenang dan tak ingin melihatkan kemburuannya.
"Iya ka ada apa?"
Lala masih mengatur nafasnya
Rahman yang melihat keadaan Lala ia langsung berkata."Yaudah kak kalo ada yang ingin di bicarain duduk aja disana."kata Rahman sambil menunjuk ke sebuah kursi
"Baiklah."
Merekapun berjalan sejajar
Disitu Lala merasa senang sekali karena bisa membuat jalannya dengan Rahman sejajar:)Namun bell tandanya masukpun telah berbunyi.
"Yaudah ka aku duluan yaa."
Rahman pergi karena arah menuju kelas mereka berbeda.ketika Rahman belok dan Lala harus lulusLala masih ada yang janggal di hatinya karena belum sempat menjelaskan tentang hubungan Lala dan Febrian hanya sebatas teman dan Lala akrab sama Febrian baru kali ini.
Lala tak ingin Rahman berburuk sangka kepadanya.
dan Lala merasa sial ketika harus terjebak dalam masalah Dila dan Febrian:(Gimana di Part ini feelnya dapet gak?
Terus baca yaa gaiys :)
Kalo ada typo maaf yaaDAN JANGAN SAMPAI LUPA UNTUK VOTE AND COMMENT DI TUNGGU BANGET PASTINYA:)
Salam manis
Silvani.Nrfzh;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan sahabat
Roman d'amourKetika 2 orang sahabat mencintai lelaki yang sama. Siapakah yang akan mengorbankan perasaannya? Dan manakah yang akan dikorbankan,perasaannya atau harus merelakan sahabat terbaik itu pergi:( Temukan jawabannya dalam cerita ini.