Chapter - 9

11.8K 1.1K 58
                                    

Terbenamnya mentari diufuk barat beberapa jam lalu tidak menjadi pengingat waktu pulang untuk seorang Johnny Seo. Sang direktur Seo Corp cabang korea masih berkutat dengan berkas-berkas yang bertumpuk menggunung dimeja kerjanya.

Matanya focus membaca kata demi kata yang ada diberkas entah itu laporan, surat permohonan kerja sama, atau sekedar surat berisi informasi-informasi menyangkut perusahaan. Beberapa berkas ia bumbui tanda tangannya sebagai sentuhan akhir setelah ia baca.

Ia sudah sangat lelah, ia ingin pulang secepatnya, ia ingin memeluk Jaehyunnya juga tak sabar ingin mengecupi pipi gembil Jeno. Namun sepertinya pekerjaannya belum mengizinkannya.

Beberapa hari ini ia terpaksa lembur karena akhir pekan nanti orangtuanya akan datang berkunjung ke mansion Seo. Hal yang rutin dilakukan orangtuanya setiap 6 bulan sekali. Mommy dan Daddy Seo menetap di Chicago mengurus perusahaan induk disana menggantikan grandma dan grandpanya.

Johnny melepaskan kacamata bacanya lalu memijat pangkal hidung mancungnya pelan. Beberapa saat kemudian ia menoleh menatap jam analog yang tergantung didinding ruangannya. Mendesah lelah saat melihat jarum jam membentuk sudut kurang dari 45 derajat.

Jam 11.

Dulu sebelum mengenal Jaehyun ia tidak masalah pulang lewat tengah malam sekalipun dikarenakan pekerjaan, tapi sekarang ia merasa waktu berjalan sangat lambat saat ia dikantor. Mungkin karena ia selalu merindukan Jaehyunnya.

ia menggelengkan kepalanya cepat mencoba mengusir kantuk yang mulai melahap kesadarannya. Sejenak ia menatap berkas-berkas dihadapannya lalu menghela nafas berat, kembali menoleh menatap jam nampak berpikir, jemarinya mengetuk ngetuk kaca tebal yang dijadikan lapisan meja itu.

Sudah bulat keputusannya. Ia akan pulang sekarang, otaknya sudah tidak mampu lagi berpikir. Ia butuh air hangat untuk menyegarkan tubuhnya, butuh istirahat untuk tubuh lelahnya dan yang paling utama ia butuh Jaehyunnya.

Johnny beranjak dari kursi kebesarannya, mengambil jas hitamnya yang tergantung sandaran kursinya. Memaikanya lalu bergegas keluar dari ruangan yang sudah menguras seluruh energinya hari ini.

.

.


Sesampainya dimansion, Johnny disambut gelapnya ruang tamu. Semua penghuni mansion ini pasti sudah terlelap mengingat ini sudah hampir tengah malam. Langkahnya berlanjut menyusuri lorong yang menghubungkan antara dapur dan kamar-kamar serta beberapa ruang kerja dimansion itu hingga ia sampai dipintu bercat dark brown , pintu kedua dari tembok ujung lorong.

CKLEK


Johnny tersenyum lembut saat melihat kekasihnya sudah terlelap diatas ranjang king size diruangan itu. ia memang meminta Jaehyun untuk tidak menunggunya pulang selama ia lembur beberapa hari ini karena itu tidak baik untuk kesehatan Jaehyun. Ia tidak mau Jaehyun kelelahan.

Johnny menghampiri Jaehyun yang terlelap, mendudukan bokongnya ditepi ranjang guna menatapi wajah damai namja manisnya yang selalu berhasil membuatnya tenang. Meski hanya dibantu sinar remang-remang lampu tidur dimeja nakas, Johnny masih bisa melihat dengan jelas setiap lekukan cantik diwajah Jaehyun. Tangannya terulur mengelus helaian madu Jaehyun, mengecup singkat pelipis namjanya.

Jaehyun nampak tersadar dengan usapan dan kecupan Johnny, perlahan matanya terbuka.

“hyungie?”

Johnny tersenyum “I’m sorry to wake you up”

Jaehyun membalas senyum Johnny lalu menggeleng pelan “it’s okay hyung”

Setelahnya Jaehyun mendudukan tubuhnya, menatap Johnny yang terlihat sangat lelah dihadapannya.

“you must be so exaushted, do you?” Tanya Jaehyun, tangannya menangkup wajah kekasih tampannya.

Johnny mengangguk lemah, matanya terpejam menikmati tangan Jaehyun diwajahnya. Seketika ia merasa lelahnya berkurang hanya dengan sentuhan ringan Jaehyun.

“kau mau mandi? Biar aku siapkan air hangat” Jaehyun menyingkap selimut yang menghangatkan tubuhnya, bersiap menyiapkan air hangat untuk Johnny mandi.

Namun gerakannya terhenti saat kekasihnya mencekal pergelangan tangannya.  “tidak perlu sayang, aku sedang tidak ingin berendam. Kau siapkan bajuku saja”

Jaehyun mengangguk lalu beranjak dari ranjang melangkahkan kakinya menuju lemari besar dikamar itu. menyiapkan piyama untuk Johnny yang sudah masuk kamar mandi guna membersihkan tubuhnya.

Selesai menyiapkan piyama untuk Johnny, Jaehyun keluar dari kamar berjalan menuju dapur berinisiatif membuatkan Johnny secangkir teh hangat yang Jaehyun pikir dapat mengurangkan sedikit lelah kekasihnya.

Setelah membersihkan tubuhnya dan membalut tubuh kekarnya dengan piyama yang sudah disiapkan Jaehyun juga meminum teh hangat buatan Jaehyun, Johnny langsung mengistirahatkan tubuhnya diranjang luasnya. Melesakkan tubuhnya dalam dekapan Jaehyun, kepalanya ia ternggelamkan didada Jaehyun. Mendengarkan detak jantung Jaehyun yang teratur sebagai lullaby menenangkan pengantarnya mengarungi dunia mimpi.

Jaehyun terkekeh pelan saat mendengar dengkuran halus kekasihnya, padahal belum ada 2 menit kekasihnya itu masuk dalam dekapannya. Ia tau akhir-akhir ini pekerjaan Johnny sangat banyak bahkan namja tinggi itu beberapa kali mengeluh karena pekerjaannya yang terus datang tanpa kenal waktu.

“selamat tidur, hyungie” gumam Jaehyun pelan takut mengganggu tidur kekasihnya lalu mengecup singkat pucuk kepala Johnny sebelum menyusul si pemilik hatinya ke dunia mimpi.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang