Chapter - 13

11.1K 951 76
                                    

“Uhh…” lengguhan tak nyaman keluar dari bibir semerah cherry memecah keheningan malam.

Tubuh putih itu menggeliat tak nyaman diatas ranjang, peluh membanjiri kening indahnya.

Kepalanya pusing, perutnya mual, melirik yang lebih tua yang tengah terlelap dalam alam bawah sadarnya. Enggan untuk membangunkan tapi ia butuh pertolongan, tubuhnya terasa panas dan dingin disaat bersamaan.

Mual semakin menggila, ia tidak bisa menahannya. Ia ingin berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan penyebab perutnya mual namun tubuhnya benar-benar lemas. Ia butuh bantuan untuk mencapai tempat itu.

“h-hyunghh..” panggilnya, mencoba membangunkan namja yang tengah terlelap disampingnya.

Tangannya mengguncangkan bahu tegap itu, berharap pemiliknya segera bangun dan menolongnya.

“John hyung, bangun..” sekali lagi ia memanggil, suaranya terdengar lemah.

Si pemilik nama menggerang pelan sebelum matanya terbuka, mencoba memfokuskan pandangannya pada Jaehyun si pemanggil, “ada apa, Jae?” suaranya parau khas orang bangun tidur.

“tolong aku” ucapnya pelan.

Mendengar perkataan Jaehyun, Johnny langsung tersadar dari proses ‘mengumpulkan nyawa setelah bangun tidur’. Matanya membulat menatap Jaehyun yang terlihat pucat dan berkeringat meski hanya dengan pencahayaan bulan, tapi terlihat jelas wajah pasih namjanya.

“bagian mana yang sakit, Jae? Katakan” Johnny panik, posisinya sudah beranjak dan duduk disisi ranjang bagian Jaehyun.

“hyung, bantu aku ke kamar mandi, aku ingin muntah”

Tanpa menjawab sepatah kata, Johnny langsung menggendong Jaehyun menuju kamar mandi. Saat Johnny berhenti didepan wastafel hendak menurunkan Jaehyun, Jaehyun menunjuk kloset. Tubuhnya sangat lemas, ia ragu bisa berdiri meski dibantu Johnny.

Johnny menurunkan Jaehyun tepat didepan kloset dengan hati-hati. Tak menunggu lama, Jaehyun langsung mengarahkan kepalanya kearah mulut kloset mencoba mengeluarkan penyebab mual diperutnya.

“hoek… hoekk… uhh… hoek…”

Johnny memijat tengkuk Jaehyun dan mengelus punggung kekasihnya, walau dalam hati ia merutuki Jaehyun yang tidak mau mendengarkan perkataannya untuk tidak memakan makanan manis terlalu banyak.

Tapi jangan berpikir Johnny tidak khawatir, ia tentu khawatir.

“hoek… hikss… hoek… hiks… hiks…” Jaehyun mulai terisak karena perutnya sangat mual namun tidak ada yang keluar dari perutnya selain liur.

Kepala Jaehyun terangkat, tubuhnya tersadar pada tubuh tegap Johnny. Airmata mengalir dari matanya, tangannya memegangi perutnya yang masih saja terasa mual.

“mual, hyung… pusing..” keluh Jaehyun.

Johnny membersihkan liur yang tersisa dibibir Jaehyyn dengan ujung piyamanya. Wajah Jaehyun benar-benar pucat membuat Johnny semakin khawatir.

“kita kerumah sakit” putus Johnny seraya meangkat Jaehyun kedalam gendongan bridalnya, membawanya kesofa dikamarnya untuk memaikan Jaehyun mantel dan kaus kaki agar namja cantiknya tidak kedinginan.

Tak lupa Johnny mengambil mantel miliknya dengan terburu-buru kala mendengar Jaehyun kembali mengeluh dan melengguh sakit tanpa menghiraukan ia hanya memakai sandal rumahan sebagai alas kaki.

.

.

.

.



Disepanjang perjalanan Jaehyun tak ada henti-hentinya merintih, tangannya terus menemat perutnya yang terasa sangat mual. Kepalanya terasa berputar menambah rasa mual yang ia rasakan.

Disebelahnya, Johnny terfokus menyetir walau sesekali menoleh untuk memastikan Jaehyun tetap sadar. Tangan kanannya menggenggam erat tangan Jaehyun yang dingin dan berkeringat, sementara tangan kirinya mengendalikan roda kemudi.

Sampai dirumah sakit, Johnny memarkir mobilnya asal didepan lobby kemudian menggendong Jaehyun keluar dari mobil dan berlari menuju UGD setelah meminta security untuk memarkir mobilnya.

“maaf tuan, silahkan tunggu diluar” seorang suster meminta Johnny untuk menunggu diluar dengan mengarahkan Johnny kepintu ruangan itu agar segera keluar.

Diluar Johnny tidak bisa diam, ia terus bolak balik melangkah tanpa alasan. Jemarinya bertaut gelisah, sesekali ia menarik rambutnya frustasi. Baru kemarin Jaehyun collapse dan sekarang sudah masuk UGD karena alasan yang berbeda.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang