Chapter - 6

14K 1.4K 87
                                    

Mentari sudah enggan menampakkan sinarnya meminta sang Luna menggantikannya ditemani pekatnya langit bertabur bintang bertiupkan hembusan angin menyejukkan. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, petang tadi sekitar jam empat ia baru kembali dari acara mari menemani Saraya noonim berbelanja meski hampir enam puluh persen dari semua belanjaan yeoja itu adalah barang barang yang ia belikan untuk Jaehyun.

Ternyata tidak buruk menemani yeoja itu belanja, tidak menguras energi karena Saraya belanja langsung pada tujuannya tanpa melihat melihat atau membanding bandingkan barang yang akan ia beli dengan barang di outlet lain. 

Kini Jaehyun tengah membantu beberapa maid untuk menyiapkan makan malam. Johnny sempat melarangnya karena ia tidak mau Jaehyun terlalu lelah tapi Jaehyun terus menyakinkan Johnny bahwa ia sudah baik baik saja, dengan berat hati Johnny mengizinkan namja manis itu ikut berkutat didapur untuk menyiapkan makan malam.

Tidak banyak yang dilakukan Jaehyun karena sebagian besar hal yang ia ingin kerjakan sudah dipegang oleh maid maid yang bertugas didapur. Ia hanya membuat sup kimchi lalu membantu membawakan makanan yang sudah siap dari dapur ke meja besar diruang makan.

“biar saya saja tuan” seorang maid yang Jaehyun yakin maid senior disini melarang Jaehyun yang hendak mengangkat hotpot berisi sup kimchi buatannya.

“tidak apa bibi, aku bisa mengangkatnya sendiri” Jaehyun tersenyum pada maid itu lalu ia memakai sarung tangan khas dapur bersiap untuk mengangkat hotpot itu.

Setelah meletakkan hotpot itu dimeja makan Jaehyun berjalan menuju ruang tv dimana Johnny sedang menyesaikan pekerjaannya dan Jeno yang sedang asik menyusun lego lego besar dikarpet.

Ah ya, ngomong ngomong Jaehyun belum melihat adik adik Johnny secara langsung karena hanya melihat mereka melalui foto yang ditunjukkan Johnny beberapa hari lalu juga melalui foto keluarga berukuran jumbo bertengger dengan angkuh didinding ruang keluarga.

“hyung, makan malamnya sudah siap” ucap Jaehyun pada Johnny seraya menghampiri Jeno yang langsung menghambur kepelukannya.

“ya Jae, sebentar” jawab Johnny tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop dipangkuannya.

Jaehyun mengangguk sama lalu beralih untuk merapikan lego lego yang tadi dimainkan Jeno lalu dimasukkan kedalam sebuah box mainan. Bagaimanapun juga Jaehyun tidak boleh sepenuhnya mengandalkan maid maid disini karena tetap saja statusnya disini hanya menumpang.


‘BRAKK’

Jaehyun berjengit kaget kala mendengar pintu utama yang dibuka secara kasar akibat ulah seseorang, begitupun dengan Johnny dan Jeno. 
Johnny menghela nafas lelah, menatap kearah pintu ia sudah hafal betul siapa yang membuka pintu dengan kekuatan tenaga dalam hingga menyebabkan pintu betubrukan dengan tembok. Beruntung tembok itu tidak runtuh.

“bisakah kau membuka pintu pelan pelan?” ujar Johnny dengan nada malas yang ketara.

Yang ditegur hanya senyum senyum tidak jelas “maaf hyung”

“cepat ganti baju kalian, makan malam sudah siap” kata Johnny pada kedua adiknya yang baru pulang sekolah.

Sudah Johnny katakan bukan? Ia lelah mengurus adik adik setannya itu. Johnny berani betaruh tidak ada anak sekolah yang pulang jam tujuh malam atau lebih tepatnya baru usai jam pelajaran jam tujuh malam. Adik adiknya itu memang super. Selalu berhasil membuat kepala Johnny pening tanpa ampun. Seingatnya dulu ia tidak nakal seperti mereka bahkan kedua kakaknyapun sibuk menyelamatkan serta menjaga orangtua dan bisnis orangtua mereka saat seusia kedua adiknya.

Jaehyun memerhatikan setiap langkah dua remaja laki laki yang baru saja melenggang dari hadapannya. Sepertinya mereka tidak menyadari keberadaanya.

“hyung, itu adik adikmu?” Tanya Jaehyun pada Johnny.

“sialnya iya” jawab Johnny setelah menutup laptopnya lalu meletaknnya dimeja kaca dihadapannya.

Jaehyun hanya mengangguk angguk.

Sebenarnya tidak ada yang salah dari kedua adik Johnny mereka nampak seperti remaja pada umumnya. Jika Johnny mengatakan adiknya adalah anak kembar maka Jaehyun agak sedikit ragu karena kedua anak itu tidak mirip sama sekali dari segi fisik.

Yang satu memiliki tinggi yang hampir setara dengan Johnny tubuhnya terlihat kekar, wajahnya tampan sangat malah terlihat dewasa juga tegas, matanya bulat besar, bibirnya tebal, hidungnya mancung, rambutnya blonde keemasan kulitnya sedikit tan seperti Saraya noonim. Sementara yang satunya sedikit lebih pendek, wajahnya juga tampan hanya saja garis ketegasan pada parasnya tidak terlalu kuat, matanya sipit, bibirnya lebih tipis, hidungnya juga lebih kecil, kulitnya putih bersih seperti kulit Johnny, rambutnya berwarna light brown.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang