Chapter - 16

9.5K 771 150
                                    



Johnny menarik kakak tertuanya kedalam ruang rawat Jaehyun yang kosong. Ia masih tahu malu untuk tidak berterngkar didepan banyak orang.

“Apa kau gila?!” semburnya pada Saraya saat sudah memasuki ruang rawat Jaehyun.

Matanya menatap tajam pada si sulung, hembusan nafasnya terdengar kasar. Benci sekali ia rasanya dengan yeoja itu.

Tatapan tajam adiknya dibalas dengan tatapan teduh, “Keluarga kita pantang ingkar janji, Yongho” ujarnya pelan berusaha tidak memancing amarah Johnny agar tidak menjadi-jadi sebab emosinya sudah siap meledak kapan saja.

“Kau tidak mengerti, Yanra!” Johnny membentak yang lebih tua menggunakan nama kelahirannya menandakan masalah ini benar-benar serius. 

“Bagian mana yang tidak aku mengerti, huh?” nada bicara Saraya begitu pelan tanda ia sedang menahan emosi. Bukan marah, tetapi sedih. Ia sedih hal ini harus terjadi pada namja Jung itu.

“Perasaanku! Hatiku! Kau tidak mengerti!!” Johnny kembali berteriak dengan jari telunjuk menunjuk dirinya. Johnny sangat kalut sekarang.

“Lalu apa kau mengerti perasaan seorang ibu? Apa kau mengerti perasaan Jaehyunmu? Apa kau akan mengerti bagaimana rasa hancur terbangun tanpa anak yang kau dambakan?”.

Johnny ngusak rambutnya frustasi, “Persetan dengan anak, setidaknya aku masih memiliki kekasihku!”.

Saraya menggeleng tidak percaya mendengar perkataan Johnny, ia tidak habis pikir jika adiknya yang sangat penyayang itu bisa menjadi sangat egois dalam urusan mempertahankan belahan jiwanya.

Wajar memang, siapa yang akan rela kehilangan kekasih hatinya…

“Kau luar biasa egois, Yongho” ucap Saraya menatap dalam black pearl sang adik yang terlihat begitu marah dan sedih. 

“Aku? Egois? Jangan bercanda kakakku yang terhormat! Lalu bagaimana dengan Jaehyun yang memintaku untuk memilih anakku? Bukankah itu egois?!” nada bicara Johnny begitu tinggi dan sarkastik.

Apa salah jika ia ingin menyelamatkan kekasihnya?

Apa itu egois?

Saraya tersenyum kecil yang lebih terlihat seperti senyum mengejek dimata Johnny, “Lihat siapa yang tidak mengerti disini…”.

“Tidak ada seorang ibu yang rela kehilangan anaknya dengan cara apapun… seorang ibu akan selalu memperjuangkan anaknya, mempertahankan anaknya apapun resikonya bahkan jika nyawa menjadi taruhan. Seorang ibu akan dengan suka rela menukar nyawanya untuk satu kehidupan baru buah cintanya.” Saraya menjeda, menatap adiknya lebih dalam lagi.

Oksigen dihirup dalam sebelum ia berucap, “Seorang ibu akan pergi dengan tenang dan bangga saat berhasil memberikan satu teman hidup baru untuk pasangannya meskipun ia harus mengalah. Aku juga seorang ibu jika kau lupa, Yongho-ah… hal yang hari ini Jaehyun alami pernah ku alami belasan tahun lalu. Nyawaku hampir menjadi tebusan untuk kehidupan Taehyung didunia ini, dan aku sama sekali tidak keberatan akan itu.”

“Sejatinya pengorbanan seorang ibu adalah pengorbanan tertulus tanpa pengharapan imbalan sedikitpun, seperti yang sedang dilakukan Jaehyunmu saat ini” sambung Saraya.

Johnny menatap lurus dimana bayi mungil berselimut biru tengah terlelap begitu damai. Dari balik kaca ruang khusus bayi namja itu dapat melihat bagaimana sempurnanya bayi itu. Hidung mancung, bibir tipis, kulit seputih susu murni diwariskan dari Jaehyun.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang