"Lah kak rama sendiri ngapain disini" tanya rara seraya berjalan mendekati rama.
"Gue nyari lo kemana mana tau gak!!"
Tegas rama sambil mengatur nafas nya."Gak tau, kenapa nyari rara segala rara gak hilang kok"
"Gak hilang lo bilang? di kelas lo gak ada pergi tanpa pamit itu yang namanya gak hilang? gue cemas tau gak!!" Rama semakin menaikkan tinggi nada bicaranya.
Rara menundukkan kepalanya perlahan tak berani mendongakkan kepalanya rara sangat takut menatap wajah rama yang sangat menyeramkan jika sedang marah.
"Kak rama cemas sama rara?"
Sontak rama keceplosan membuatnya tersadar dan mencoba mencari alasan agar rara tak curiga dengan yang barusan ia omongkan.
"Eehh...ehh...itu temen temen lo pada cemas nyari lo kemana mana lo gak kasihan apa?"
Lagi lagi rara harus memendam dugaanya jauh jauh lagi.
"Rara tadi udah bilang kok kak sama ririn rara hanya butuh tempat ketenangan aja, iya kak rara akui rara salah maafin rara" ucap rara memelas.
"Lo minta maaf sama temen temen lo bukan sama gue!!" ucap rama kesal.
Rara mengangguk kecil seraya tersenyum dan mulai meninggalkan gedung atas sekolah.
Tapi sebelum ia melangkah kan kaki tangan mungil rara pun dengan sigap dapat dicekal oleh tangan rama yang sedikit berotot merasa tanganya di cekal rara pun seketika menoleh ke belakang.
"Maafin gue ra"
Rara pun melepas cekalan itu dan mulai mendekatkan tubuhnya dengan tubuh rama yang tinggi sehingga tubuhnya dan tubuh rama pun saling berhadapan.
"Gak aku yang minta maaf kak karena udah buat kak rama kelelahan mencari cari ku" ucapnya sambil menundukkan kepala.
Sontak rama pun memeluk tubuh mungil rara semua rasa kesedihan rara ia sandarkan di bahu rama.
Rama tak bisa berkata apapun lagi jika sudah melihat seseorang perempuan sedih kecewa ataupun menangis ia hanya bisa memperlihatkan bahasa tubuhnya.
(Mungkin kebahagiaan gue di dunia ini cuman ada di alam semesta tapi saat gue mulai mengenal lo kebahagiaan itu ada nyata bukan lagi ilusi ilusi kebencian) gumam rama dalam batinya.
Rara pun senantiasa membalas pelukan rama sudah berapa kali rama datang disaat dirinya sedang membutuhkan kebahagiaan, rara bersyukur bahagia bisa bertemu dengan sosok rama.
Perlahan rara melepas pelukannya dan masih dengan posisi yang sama menundukkan kepala.
Tahu apa yang dilakukan rara, membuat rama memberikan kedua tanganya dan memegangi wajah rara seketika mata mereka bertemu dan rama pun terkekeh kecil melihat raut wajah rara.
"Pipi lo merah" ucap rama terkekeh kecil.
Rara pun tak dapat menyembunyikan pipinya yang sudah memerah itu segera rara melepas kedua tangan rama dan kembali menundukkan kepalanya.
"Gemash liat pipinya haha" ucap rama sembari mencubit kedua pipi rara yang memerah itu.
"Awww sakit kak" jawab rara terseyum lebar seraya memagangi pipinya.
"Yaudah yok" ajak rama.
"Kemana?" Tanya rara.
Rama memutar bola matanya malas lagi lagi perempuan ini sangat tidak peka.
"Ckk ya balik ke kelas lah lo mau disini terus nanti kita dikira fitnah lagi"
(Gak papa kok difitnah asal sama kak rama terus) gumam rara dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rara Rama Dan Sebuah Pengunungan
Teen FictionBahagia bisa dikagumi memberi manfaat banyak lautan manusia tapi hancur disaat manusia mulai lupa akan cara berbalas budi. Rara Arnelia Putri Brimantoro Mengenalmu mungkin tantangan Memilikimu mungkin sebuah pengorbanan dan Jikala ku harus melupakan...