Hukuman

92 12 1
                                    

"Ehh ngomong ngomong kemana sih rara"? Tanya dewi sambil menyenggol badan nisa yang tepat sebangku denganya.

"Mana gue tau"

"Ssssstttt cit cit kemana sih si rara" tanya nisa pelan pelan karena posisinya dengan citra mendepani dan membelakangi.

Saat itu sedang proses kegiatan belajar mengajar mapel matematika oleh pak Joko yang terkenal akan ke hororanya makanya di saat mapelnya mereka semua berubah menjadi anak yang super duper pendiam bagaikan di perpustakaan biasanya juga seperti sekumpulan emak emak dan bapak bapak yang sedang asik arisan atau ngrumpi.

"Gak tau nih tadi sih ngajak gue balikin jaketnya kak rama tapi belum sempet gue nanya lagi ehh dah ngilang aja tu kutu kupret" gumam citra sambil menengok kebalakang.

"Gue khawatir nih" gelisah ririn.

"Ehemm Yang bicara udah? atau masih banyak?" Tegas pak Joko.

"Emmm annn nu pakk" ucap Citra sambil terbata bata.

"Permisi pak" seseorang mengetuk pintu.

Tiba tiba seseorang datang muncul dari arah pintu secara bersamaan.

"Maaf pak Rara jadi terlambat gara gara saya" ucap rama sambil tersenyum.

Rara mengernyitkan alisnya tak tahu menahu.

"Kamu bukan anak kelas ini kan?" tanya pak Joko.

"Bukan pak, saya Rama anak kelas XII IPS 4" jawabnya.

"Kenapa bisa ada disini dan bersama rara?"

"Sebelumnya maaf pak, saya membawa rara tidak ijin dulu pada bapak tadi saya dan rara ada sedikit urusan ekskul" jelas rama.

"Urusan? kenapa tidak diselesaikan setelah jam sekolah?" tanya pak Joko tajam.

"Maaf pak saya lancang untuk hal ini saya yang salah, jadi bagaimana pak rara boleh ijin mengikuti jam pelajaranya bapak?"

"Pak tapi sebenernyaaa buuukkaaann..." ucap rara terbata bata.

"Bukan rara yang salah pak tapi saya" potong Rama dengan cepat.

Seketika semua mata siswa tertuju pada sosok dua remaja tersebut.

"Hmmm sebenarnya siapa ini yang salah?" tanya pak joko dengan ekspresi mengintrogasi.

"Saya pak" ucap rara dan rama secara bersamaan.

"Cccccccieeeeeeeee uhuyyy" sorak semua siswa serentak.

Rara pun tersipu malu pipi nya memerah seketika, sedangkan rama tetap santai dan gagah dengan tampang yang diperlihatkanya.

"Pipi nya lagi merah ya?" tanya rama berbisik di telinga kanan rara.

Pipinya yang merah seketika berubah sangat merah rara tak tahan lagi ia tidak berani untuk mendongakkan kepalanya ingin sekali ia melunjak lunjak di atas kasur sembari bersorak kesana kemari.

"Sudaaaahh sudaaaaah anak anak, berhubung ini tidak ada yang mau benar, silahkan untuk nak Rama bapak hukum keliling lapangan 5 kali karena sudah lancang tidak ijin dan nak rara silahkan duduk di bangku" jelas pak Joko.

"Siap pak" tegas rama sambil tersenyum.

Rama pun berjalan santai menuju lapangan untuk melaksanakan hukumanya.

"Pak tapii dia tidak salah" arghhh ucap rara memohon.

"Rara!! sudah benar saya ampuni kamu sekarang cepat duduk!!" tegas pak joko sambil menunjuk tempat duduk rara.

Rara Rama Dan Sebuah PengununganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang