Papah, Mamah.

199 13 2
                                    

Hallo..
Gue dateng lagi.. Setelah sekian lama mengalami hibernasi total dari dunia wattpad.. Akhirnya gue bisa balik lagi dan memutuskan untuk lanjut nih cerita..
Btw maaf yah kalau misalnya lama banget ngasih lanjutanya..

Soo..
Kita lanjut sekarang..
Yukk cuuusss..

.
.
.

Kriek,, kriek..
Batang ayunan itu terus berdecit pelan, kala orang yang mendudukinya mengambil ancang ancang untuk mengayunkannya.

Setengah jam sudah (namakamu) berada di taman belakang rumahnya dengan wajah muram.

Ia tak berniat ingin melakukan apapun.. Hanya mengayukan badannya tanpa ada respon sedikitpun. Benar benar kosong.

Sesekali ia menghembuskan nafasnya kasar. Badannya terhuyung pelan akibat kuatnya ayunan yang ia gerakkan.

"Camping.." gumaman kecil itu akhirnya keluar dari bibir melengkungnya.

Sebenarnya (namakamu) suka suka saja dengan acara camping yang diadakan sekolahnya, berhubung acara itu butuh ijin orang tua untuk melaksanakanya, ia menjadi ogah ogahan seperti sekarang ini..

Plukk..
Sebuah tangan terjatuh di pundak sebelah kanannya.

"Udah pulang kak.." tanya (namakamu) pelan tanpa menoleh sedikit pun. Sedangkan seseorang yang berniat mengagetkannya berdecak kagum.

"Hebat lo dek, belum juga noleh ke gue udah tau aja.."

"..."

"Elah.. Diem diem baek.. Crita dong napa lo.." tanya kak bryan sambil mengambil tempat duduk di ayunan satunya yang berada tepat di samping ayunan adeknya.

Hufftt..
Sambil menghembuskan nafasnya pelan (namakamu) memberikan kertas yang sedari tadi ia gulung gulung asal kepada kak bryan. Dengan bingung kak bryan mengambil kertas absurd yang diberikan oleh adeknya itu.

Hening sejenak..
Kak bryan masih terlihat serius dengan bacaannya terlihat kornea matanya bergerak ke kanan dan kekiri mengikuti panjang kalimat yang tercetak pada kertas itu.

Setelah selesai barulah ia menengadahkan kepalanya dan perlahan menghadap ke arah adeknya yang menerawang lurus.

"Sekolah ngadain Camping..?" Tanya kak bryan.

"Hmm.."

"Butuh ijin ortu..?"

"hmm.."

Hening sejenak..

"Gue bingung.. Apa gue nggak usah ikut ya.."

Suara (namakamu) memecah keheningan yang sedari tadi melanda.

"Bukanya lo suka sama acara yang kayak beginian.." tanya kak bryan. Ia tau adeknya itu paling suka dengan kegiatan alam yang dilakukan beramai ramai seperti camping salah satunya.

"Terus mau lo gue gimana..?" tantang (namakamu).

"Ya.. Lo ikut lah.."

"Ijinnya gimana dodol.." (namakamu) dibuat kesal mendadak.

"Ya mintak ijin mamah papah lah.." jawab kak bryan enteng.

"Mending lo masuk aja lah kak.. Makin sebel gue kalo ada lo.."

"Lah.. Bukanya lo seneng itu artinya papah sama mamah bakal pulang.."

"Gue emang seneng kalo mereka pulang, tapi lebih seneng lagi kalo omongan kakak tuh emang BENERAN JADI KENYATAAN.." (namakamu) menekan ucapanya yang terakhir lantas bergegas beranjak masuk kedalam rumah meninggalkan kak bryan yang diam mematung.

.
.
Semenjak perdebatan kecil kemaren, (namakamu) tak lagi mengungkit ungkit tentang acara camping itu, walaupun seisi kelasnya dipenuhi oleh perbincangan tentang acara camping. Ia akan dengan segera menyumpal telinganya dengan handseat.

Salsha,steffi,ari dan juga azka sampai dibuat kepikiran dengan tingkah (namakamu). Mereka tau apa yang sedang sahabatnya itu pikirkan hanya saja mereka tidak mau menambahi beban pikiran sahabatnya itu.

.
.
.
.

Hari ini adalah hari sabtu yang membosankan untuk (namakamu). Jam dinding dikamarnya baru saja menunjukkan angka 6. Itu berarti ia bangun terlalu pagi.. Hari ini sekolah tentunya sedang libur mengingat kegiatan fullday yang dilakukan dari hari senin sampai dengan jum'at.

Disingkapnya korden kamar yang sedari tadi malam menutup dengan rapat. Seketika terpaaan hawa dingin pagi yang sangat khas menusuk langsung kekulit yang membuatnya sedikit bergidik kedinginan.

PRRAANGG!!!!!

(Namakamu) dibuat terjingkat kaget memdengar suara nyaring tersebut. Dilangkahkannya kaki menuju keluar kamar dan turun ke bawah..

Suasana diluar masih terlihat gelap, semua korden belum di buka oleh bi imah.

Dengan perlahan ia melangkah menuruni anak tangga rumahnya, suara gemerisik makin terdengar nyaring ketika ia sampai pada lantai pijakanya yang paling dasar. Suara itu berasal dari dapur.

Pikiran (namakamu) sudah sedikit terbebani. Siapa orang yang kiranya membuat onar pagi pagi begini.. Atau jangan jangan ada maling. Tangan (namakamu) meraih gagang kemoceng? yang berada di samping meja makan hanya untuk berjaga jaga saja siapa tau ia nanti membutuhkannya untuk menghajar maling tsb, bila memang diperlukan.

Kepalanya ia dongakkan, terlihat dua orang lawan jenis sedang berseteru membelakanginya. Dengan cekatan (namakamu) berlari mendekat dan langsung menghajar dua orang tersebut dengan membabi buta.

Bugh bugh. Bugh..

"Aduh. Ehh, aduh..."

"Aaw.. Aduh aduh.."

"Rasain rasain mau maling ya... " ucap (namakamu) masih memukuli kedua orang tersebut, sampai akhirnya kak bryan datang dan sangat terkejut dengan tindakan anarkis yang di lakukan adeknya itu.

"Dek cukup. Dek.. Astaga.."

"Kak ini ada maling..." (Namakamu) masih akan memukul lagi jika suara lembut perempuan yang ia pukuli itu mengintrupsi pergerakanya.

"Ya ampun dek.. Ini mamah sama papah.." ucap Ineke sambil memegangi bahunya yang terkena pukulan kemoceng (namakamu)

"Ini papah dek, bukan maling.. Astaga.." Nanda berucap dengan wajah meringis ngilu.

"Mmmmm...mmm.. Mamah.. Papah.." ucap (namakamu) dengan tampang bodohnya. Sedangakan Bryan yang ada di sebelahnya hanya cekikikan tidak jelas.

.
.
.
.

To Be Continued..
Baru awalan pendek dulu nggak papap yah..😅😅

Oke..
Next kita sambung lagi..
Papay..👋👋

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang