Flashback...
"Auriella Kasih Juanita!" Maya memanggil Kasih dengan suara melengking, gadis keturunan sunda-betawi berambut keriting itu menatap tajam ke arah Kasih dengan mata beloknya.
"Yaaa??" sahut Kasih santai, ia asik menyalin catatan dari buku Maya. Tak peduli Maya sedang berusaha memecahkan konsentrasinya. Ada beberapa pelajaran yang ia lewati ketika izin tak masuk sekolah, dan Kasih harus mengejarnya.
"Ayo, ke kantin. Nanti lagi salin catatannya! Gue laper wooyy!" Bujuk Maya, kali ini ia menarik lengan Kasih sambil merengek.
"Biasanya juga nggak ada gue pergi bareng Jojo." Sindir Kasih, bibirnya tersenyum simpul.
"Iiiihh elo tuh ya! Jojo udah diculik sama Bintang. Yah, biarin deh dia selingkuh dulu sama Bintang." Kata Maya dengan tampang bete membuat Kasih mendenguskan tawanya. Ia pun akhirnya mengalah dan menuruti keinginan sahabatnya itu. Mereka sama-sama keluar dari kelas dan menuju kantin sebelum bel tanda istirahat usai berbunyi.
Setiba di kantin, pilihan Maya jatuh pada siomay yang kelezatannya memang sudah dibayangkan sejak pelajaran pertama tadi, membuat gadis itu sulit berkonsentrasi sejak pagi. Sedangkan Kasih masih menimbang-nimbang akan diisi oleh makanan apa perutnya itu.
"Ketupat sayur aja!" kata seseorang yang tiba-tiba muncul dan berdiri di belakang Kasih, orang itu berbicara tepat di dekat telinga Kasih sehingga membuatnya terkejut.
"Bisa nggak, kalau nongol nggak usah tiba-tiba? Umur gue bisa makin berkurang gara-gara lo," omel Kasih saat mengetahui orang yang berdiri di belakangnya itu adalah Bintang.
"Yeee, gue dari tadi udah berdiri di sini kok. Lo nya aja yang nggak peka." Sahut Bintang dengan wajah menyebalkan, sengaja untuk meledek Kasih.
Kasih memanyunkan bibirnya, sebenarnya jantung Kasih sudah mulai berdebar tak karuan saat suara Bintang terdengar olehnya. Ia tahu siapa pemilik suara yang menyarankannya untuk membeli ketupat sayur, yang membuat gadis itu tak siap adalah saat mengetahui jarak wajah laki-laki itu sangat dekat dengan wajahnya. Bintang berbicara persis di belakang Kasih, tubuh tingginya itu membungkuk sedikit membuat wajahnya sejajar dengan Kasih karena ia ingin berbicara sambil berbisik ke telinga kiri gadis itu.
"Jadi, ketupat sayur ya?" ulang Bintang, ia sudah menegakan kembali tubuhnya. Giliran kasih mendongak sambil menatap sebal ke arah Bintang yang melebarkan cengirannya.
"Kok jadi lo yang ngatur, yang mau makan kan gue."
"Biar gue bisa ikut icip, tadi gue pengen beli ketupat sayur tapi tergoda dengan ketoprak. Trus sekarang nyesel gitu malah ngisi perut sama ketoprak."
"Ya, beli aja lagi. Makan sendiri!"
Bintang menggeleng, "Pemborosan kalau gue beli makanan yang ntar nggak abis gue makan. Jadi, daripada nanti gue nggak konsen memperhatikan pelajaran karena kepikiran ketupat sayur, mendingan gue nyicip punya lo. Adil kan? Ketupat sayur nggak kebayang, kita sama-sama kenyang!""Nggak."
Kasih tak lagi menatap ke arah Bintang, ia kembali mencari menu yang sesuai dengan seleranya hari itu. Tetapi Bintang tak menyerah,
"Ayolaaaah, beli ketupat sayur dong, Kasiiihhh. Ya? ya? ya? ya?"
"Berisik banget lo, diem nggak. Malu diliatin orang!" omel Kasih, ia mulai tampak tak nyaman karena orang-orang memandangi mereka. Keberadaan Bintang sendiri sebenarnya sudah merupakan penyebab pusat perhatian. Apalagi kini tingkahnya mengundang mata memandang ke arah mereka. Ada yang menatap dengan aneh, ada yang tersenyum geli, bahkan ada yang terang-terangan meledek obrolan mereka.
Bintang tak peduli, ia keukuh sampai Kasih mau mengalah. Laki-laki itu tak berenti membujuk bagai anak kecil membuat Kasih tak tahan menjadi pusat perhatian.
YOU ARE READING
Adakah Bintang untuk Kasih?
Romance"Aku hanya kehilanganmu, tapi mengapa aku seperti kehilangan sebagian duniaku?" - Bintang - Bagi Bintang, ia sudah tak membutuhkan teman cewek lagi selain Kasih. Cewek pintar pemilik mata coklat gelap itu selalu siap ada untuknya bahkan di saat terb...