Lima puluh

36 1 0
                                    

Karna lebih sulit memainkan skenario dengan diri sebagai tokoh utama, daripada hanya membuat alur skenario indah yang akan dimainkan oleh orang lain.

Jika aku selalu menjadi pihak yang bersalah, maka, siapa tokoh utama dalam cerita ini?

Apa yang menderita akan terus menderita, atau apa yang menderita akan berakhir bahagia?

Lalu, jika yang menderita adalah tokoh utamanya, maka, siapa tokoh figuran yang selalu hidup bahagia?

Aku membenci kata ending.
Karna yang disebut ending tidak terukir oleh tangan manis manusia.
Karna, dalam cerita sebenarnya, tak akan ada kata ending.

Sad ending, happy ending, memang, setelah sad ending, cerita manusia sudah berakhir, dan tak pernah lagi bisa bahagia? Atau justru yg mendapat happy end dalam ceritanya.

Lalu apa yang dimaksudkan, ia bahagia di akhir ceritanya, dan tak akan pernah lagi mendapat luka? JAWABANNYA TIDAK.

Karna apa yang belum ditakdirkan Tuhan untuk menjadi sebuah akhir, maka, bukanlah sebuah akhir.

Aku pernah membenci hujan. Namun saat ia lama tak datang, aku merindukannya.
Namun, aku juga sangat menyukai hujan.
Aku berharap ia terus ada di sisi dan berharap mengabulkan setiap doa. Karna di waktu hujan, aku selalu meminta.
Aku ingin dia tuk sembuhkan luka.

Aku egois katanya? Apa aku salah?

Sekarang aku ingin bertanya,.. siapa lagi yang akan memberi cakra warna, jika bukan warna pelangi yang hadir setelah hujan?

Jujur, aku rindu tawa hujan, namun untuk kali ini, aku pun butuh senyum dari mentari.
-cnc

Minggu, 5 Agustus 2018

Kata Dalam RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang