The Reason WHY

Part 11

This is so wrong ! Ini sepatutnya tidak terjadi.

Malangnya, saya tidak boleh menolak belaian dari Clyster.

Astajaa Vello.. Ini memang betul betul salah !

Please heart. Please.. Lawan bah !!

Dengan kewarasan yang masih bersisa, saya kumpul tenaga mau tulak badan dia dari terus menghimpit saya di wall.

Too bad. I am not strong enough to push him away. Silaka !

Akibatnya, saya bukan lagi waras tapi semakin gila dan hanyut di lautan. Shitt..

Sedang kami asyik dilanda badai asmara. Terdengar sayup sayup suara seorang perempuan teriak teriak dari luar.

Automatik terlepas pegangan kami berdua di tubuh masing masing. Tapi kami masi berada di posisi yang sama.

" Stupid !! Berani kau halang saya ???! "
" Tepii laa.. ! "

Memaki suda tu empunya suara. Berbalas pandangan kami dua. Sapa juga nie bergaduh sampai atas sini. Nie private room bah. Heran saya sekejap.

" Clyster !!! "

Nikali basar mata saya dengar tu suara perempuan panggil nama Micca. Cepat saya tingu Micca. Dia pun macam terkejut nie nama dia kena sebut. Bergema suara tu perempuan.

Saya tulak tubuh Micca. Terundur dia beberapa langkah.

" You... " tidak habis ayat Micca.

Pap !

Terbuka tu pintu depan. Kasar lagi kena tolak.

Tak
Tak
Tak

Kuat dan laju bunyi derap kaki tu orang melangkah menuju ke ruang arah pintu. Kuat hentakan dia. Ketara high heels tu urang pakai.

" Miss.. Miss.. This is a private room. You can't...."

" Shut up ! "

Fulamak. Ganas. Terkicil mata saya dengar tu conversation di sebalik pintu di mana kami berada.

Micca melangkah menuju ke arah pintu. Serius saja muka dia. Masi lagi bising di luar.

Saya jalan pigi sana balkoni. Malas saya mau ambil tahu kejadian hura hara tadi. Saya peluk tubuh sambil tingu arah laut.

Sigh *

Kau hampir hampir terjebak dalam permainan emosi kau Vello. Kenapa buli serapuh itu pendirian kau nikali ??

Saya bermonolog suda.

Sigh* again..

" Mana suda tu betina ?? Berani betul dia buat hal sama saya. Where is she ??! "

Tersentak saya dari lamunan bila mendengar teriakan suara perempuan dari arah pintu. Cepat saya pusing mau tingu.

Masuk seorang perempuan tinggi lampai. Ala ala model penampilan dia. Lawa.

Merah padam muka tu perempuan tingu saya. Memang kemarahan dia sangat ketara. Terus tuh, turun naik lagi dada dia.

Apaini..

Saya kenal dia ? Tidak.
Saya ada buat salah dengan dia ? Tiada.

Tambah saya bingung.

Bukan bingung sebab apa. Saya heran kenapa Micca berabis mau halang tu perempuan dari jalan pigi dekat saya. Reaksi Micca yang membuat saya senakin merasa pelik. Tiada durang bercakap tapi gaya durang yang saling tolak menolak tu yang  mencurigakan. Sampai tahap Micca pigang lengan tu perempuan bah.