01 Awal

28.4K 231 2
                                    

"Aku lagi datang bulan. Maaf ya."

Aku berhenti menghisap payudara Liana.

"Jadi? Aku harus bagaimana?" Tanyaku.

"Ya seperti biasa, sabar dulu." Jawab Liana dengan senyum manisnya.

Jujur saja, aku merasa kesal. Aku sengaja pulang cepat walau harus lembur hanya karena tidak sabar bercinta dengan istriku, Liana.

Karena kesal, aku langsung menjatuhkan badanku di samping Liana, bahkan aku memunggunginya. Aku merasa tangan Liana mengelus pundakku sambil meminta maaf beberapa kali.

Gairahku hilang. Penisku yang tadinya bahkan hampir merobek celana dalamku langsung melemah.

---

Namaku Theo Alexander, umurku 34 tahun. Aku seorang CEO sekaligus ayah dari dua anak. Dan tentunya seorang suami dari model yang pernah terkenal.

Aku dan Liana menikah lima tahun yang lalu. Anak pertama kami lahir setahun setelahnya, kemudian disusul oleh anak kedua kami dua tahun kemudian. Dan entah kenapa sejak anak kedua kami lahir, Liana terkadang enggan memberi 'jatah' padaku.

Tiga hari telah berlalu sejak malam menyedihkan itu. Kini rasa kesalku pada Liana telah hilang. Dia selalu tau cara membuat moodku kembali bagus.

Tetapi jika boleh jujur, sebenarnya aku agak bosan dengan tubuhnya. Kami bercinta setiap hari bahkan sejak hari pertama kami pacaran. Ya kecuali pada hari-hari dimana dia mengalami gejala menstruasi.

Sebelumnya dia adalah model yang terpilih sebagai brand ambassador salah satu produk yang diproduksi oleh perusahaanku. Kami jadi lebih sering berkomunikasi, tentu saja. Dan kemudian aku menyukainya, memintanya untuk menjadi pacarku. Tidak tanggung-tanggung, aku langsung membawanya ke apartmentku dan menyuruhnya membuka baju.

Aku memang seorang player, bahkan pernah beberapa kali bercinta dengan wanita lain disaat aku dan Liana berpacaran. Hubungan kami putus beberapa kali karena dia sering memergokiku. Tetapi kemudian kami kembali berpacaran dengan syarat aku tidak boleh bercinta dengan wanita lain.

Setelah berbalikan, aku langsung melamarnya. Dan setelah itu, wanita yang kutiduri hanya Liana. Tidak ada wanita lain.

---

Jam 9:45 malam. Dan masih banyak berkas yang harus ku periksa. Jika saja Liana tidak sedang menstruasi, pasti aku sudah pulang walau sesibuk apa pun.

Sektetarisku berjalan masuk ke ruanganku. Kemudian dia menghampiriku dan menyerahkan sebuah map berwarna merah.

"Pekerjaan saya sudah selesai, boleh saya pulang Pak?" Ucapnya kemudian tersenyum.

Bibirnya merah, karena lipstik. Mataku tidak bisa berhenti melihat bibirnya yang sensual itu. Kemudian turun ke leher jenjangnya, kemudian payudaranya. Oh fuck, sepertinya dia mempunya payudara yang berukuran besar, lebih besar dari Liana. Kemudian penglihatanku jatuh ke selangkangannya. Menebak-nebak seperti apa bentuknya, dan bagaimana rasanya jika penisku masuk ke dalamnya. Ngomong-ngomong, penisku sudah bangun daritadi.

"Apa kau keberatan jika melakukan sex denganku?" Aku setengah sadar saat mengatakan itu.

"Oh maaf, mungkin karena aku tidak mendapat jatahku beberapa hari ini dari istriku. Jangan pedulikan aku, keluar lah." Ya, kemudian aku tersadar.

"Saya tidak keberatan Pak."

Aku tidak terkejut mendengarnya. Sekretarisku yang bernama Angel itu sudah sering menggodaku, tetapi aku menolaknya. Mungkin perasaannya senang sekarang.

Sebenarnya juga aku pernah melihat payudaranya, tetapi hanya lewat foto. Saat itu aku hanya iseng memintanya, tetapi dia benar-benar mengirimnya bahkan setelah aku mengatakan aku hanya bercanda. Tidak tanggung-tanggung, dia mengirimiku lima foto. Dan kemudian dia memintaku mengiriminya foto penisku, aku menolaknya dan hanya mengiriminya satu foto badanku.

Aku berpikir beberapa saat. Apa ini bisa disebut selingkuh? Tetapi aku tidak memiliki perasaan khusus pada Angel. Jadi sepertinya tidak ada salahnya untuk hanya melakukan hubungan seksual bukan?

"Angel, telanjanglah di depanku."

---



CHAPTER 2 DAN 3 AKAN KU PRIVATE KARENA FULL DENGAN NAENA :")

JADI SILAHKAN FOLLOW SAYA UNTUK MEMBACA

A Player HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang