08 Cemburu?

12.7K 135 6
                                    

Please vote sama komentarnya ya :)

---

Theo POV

Arana sangat memuaskan ku. Setiap hari tanpa libur aku pasti ke apartment untuk meminta jatah. Belum lagi dengan Angel dan Liana yang juga kutiduri bergantian. Tetapi, diantara mereka bertiga Arana lah yang paling memuaskan.

"Ahhhh, please harder." Racau Arana ketika aku memaju-mundurkan pinggulku.

Tangan Arana tidak tinggal diam, dia mengelus dada dan otot perutku secara perlahan, hingga menaikkan hasratku dan membuatku menjadi lebih semangat menggempurnya.

Dan akhirnya pun spermaku keluar tepat di dalam rahimnya. Aku tidak memakai pengaman apa pun karena aku tau hanya aku yang memakai Arana. Mungkin bukan aku yang merenggut keperawanannya, dan bukan orang pertama yang dapat menikmati tubuhnya, tetapi aku orang pertama yang memilikinya. Dia milikku. Seutuhnya.

---

Sudah dua bulan lamanya hubungan gelapku dengan Arana berjalan, tidak ada seorang pun yang mengetahui hal ini. Ingat, aku masih mencintai istriku dan anak-anakku. Hubunganku dengan Arana mau pun Angel hanya main-main semata karena aku butuh kenikmatan yang lain. Cinta bagiku tetap untuk Liana seorang.

Mungkin aneh mengingat aku memberi apa pun untuk Arana. Tempat tinggal, segala kebutuhannya sehari-hari, bahkan aku memberikannya beberapa kartu no limitku. Aku juga membiayai kuliahnya. Ya, dia memutuskan untuk masuk kuliah, aku juga yang mengurus semuanya.

Tetapi entah kenapa, beberapa hari belakangan aku sangat tidak suka jika dia pergi ke kampus. Beberapa hari yang lalu, aku menjemputnya. Aku menunggu gadis itu di luar pagar, tentunya di dalam mobil. Betapa kagetnya aku saat melihat Arana berjalan berdampingan dengan seorang laki-laki yang sepertinya setahun atau dua tahun lebih tua darinya. Tanganku meremas setir mobil dengan kuat saat melihat lelaki itu mengacak rambut Arana kemudian mengelus pipinya.

Karena tidak tahan, aku langsung menelepon gadis, maksudku wanita itu dan memberi tahunya keberadaanku. Dia terlihat kaget dan kemudian langsung berpamitan dengan lelaki itu. Hal lain terjadi, lelaki brengsek itu mencium bibir Arana sekilas dengan cepat kemudian langsung berlari sambil tertawa. Kurang ajar.

Aku langsung membawa Arana ke hotel terdekat. Dan aku menggempurnya mati-matian. Tidak ku beri ampun. Aku tidak tahu penyebabnya apa. Aku merasa harus membersihkan seluruh tubuh Arana karena telah disentuh oleh lelaki lain. Arana hanya milikku. Tidak ada yang boleh menyentuhnya.

Setelah di hotel, aku pun melanjutkannya lagi di apartment hingga besok paginya, aku bahkan tidak peduli dengan pekerjaanku. Dan itu adalah pertama kalinya aku melakukan seks dengan sangat kasar. Setelah merasa puas, aku keluar dari apartment itu dan langsung ke kantor.

Saat di kantor, aku langsung menyuruh Angel ke ruanganku dan menyuruhnya untuk telanjang. Bagaimana pun aku merindukan lubangnya juga.

Hal yang paling ku suka dari Angel adalah payudaranya. Meskipun tidak sebesar Arana, tetapi payudaranya cukup pas di tanganku.

---

Akhirnya aku pulang ke rumah setelah bermain dengan Angel di apartmentnya. Aku melihat Liana sedang telanjang di depan cermin. Libidoku kembali naik. Sesuatu di benakku berbisik agar menghempaskan tubuh polos Liana ke ranjang dan kemudian langsung menggempurnya.

Aku berjalan mendekati Liana, dia pun tau setelah melihat bayanganku di cermin. Aku membuka seluruh pakaianku hingga tidak ada satu pun yang menempel di badanku. Kemudian ku peluk Liana dari belakang. Menggesekkan batang penisku pada bokong besar istriku ini.

"Aku kangen kamu." Ucapnya. Kemudian ia menggerakkan pinggulnya dengan erotis, membuat penisku yang berada di bokongnya berdenyut-denyut.

Tanganku ku arahkan pada payudara Liana. Ku remas pelan. Kemudian salah satu tanganku secara perlahan ke bagian bawah tubuh wanita ini. Saat sampai di bibir vaginanya, aku mengelusnya pelan, membuat Liana meracau dan itu sangat seksi.

Kemudian, Liana berbalik ke arahku. Tangan kirinya ia gantungkan pada leherku, sementara tangan kanannya menggenggam penisku yang sudah sangat tegang. Bibir Liana mencium leher hingga dadaku. Yang bisa ku lakukan hanya menopangkan badanku pada meja cermin.

"Aku sudah berpikir tentang hal ini. Aku mau punya anak lagi."

Aku kaget. Tetapi, entah kenapa aku tidak senang. Aku merasa, ya, biasa saja. Dan aku bingung harus apa.

---

Sorry for typo.

A Player HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang