AND YOU’RE MY FAVOURITE KIND OF NIGHT, PARK JIYEON-OhSehun.
•••
Jiyeon terbangun sendirian di ranjang itu. Sehun sudah tidak ada. Yah lelaki itu mungkin sudah pergi pagi-pagi sekali kembali kerumahnya sebelum berangkat ke kantor. Dia kan punya rumah, tidak mungkin kan dia terus-terusan berada di apartement ini?
Tapi entah mengapa Jiyeon merasa ada yang kosong, setelah beberapa kali dia terbangun dengan Sehun di sisinya, entah kenapa ada yang kurang saat dia terbangun sendirian sekarang.
Bodoh! Apa yang kau pikirkan Jiyeon? Kau hanyalah wanita simpanannya, yang dibelinya untuk memuaskan nafsunya! Jangan pernah berpikir macam-macam. Lagian masih ada Seok Jin yang harus kau cemaskan.
Sambil membungkus tubuhnya dengan seprai, Jiyeon melangkah ke kamar mandi, tubuhnya terasa agak nyeri, karena entah kenapa pagi tadi Sehun bercinta seolah-olah kesetanan dan tidak menahana-nahan diri.
Ketika mengaca dan menurunkan selimutnya Jiyeon mengernyit.
Dari leher, buah dada sampai perutnya, semuanya penuh dengan bekas ciuman Sehun. Lelaki itu seolah sengaja meninggalkan jejak di mana-mana. Warnanya merah di sekujur tubuh Jiyeon, dan Jiyeon yakin tak lama lagi akan berubah menjadi ungu.Dasar Sehun! Siapapun yang melihat akan tahu kalau ini bekas ciuman, di bagian dada bisa dia sembunyikan, tapi yang di leher?
Jiyeon belum pernah mendapatkan bekas ciuman seperti ini di tubuhnya sebelumnya. Kemesraannya dengan Seok Jin selalu sopan dan tidak pernah sepanas itu. Jiyeon tahu bekas ciuman seperti ini butuh beberapa hari untuk hilang.
Dasar Sehun bodoh! Gerutunya sambil mencari cari turtle neck yang dapat menutupi tubuhnya sampai ke leher lalu memadankannya dengan blazer, Jiyeon hanya menyapukan bedak tipis ke mukanya lalu segera melangkah keluar, jangan sampai dia terlambat ke kantor lagi.
Ketika berdiri di tepi jalan menanti kendaraan umum, Jiyeon merasakan sengatan sakit yang tiba-tiba di kepalanya.
Aduh! Di saat seperti ini migrainnya kambuh. Tapi tentu saja hal itu terjadi, dia belum sarapan, dan dia kurang tidur gara-gara Sehun hampir tidak pernah membiarkan tidur nyenyak tiap malam.
Dengan memaksakan diri Jiyeon naik ke dalam bus menuju kantornya.
***"Wajahmu pucat sekali." salah seorang temannya memandang Jiyeon dengan cemas ketika Jiyeon mendudukkan diri di kursinya. Tadi dia hampir terlambat dan setengah berlari ke mesin absen.
Jiyeon memegang pipinya, memang terasa agak panas, apakah dia demam? Dan kepalanya juga pusing sekali. Tapi tetap dipaksakannya tersenyum.
"Tidak apa-apa, mungkin karena belum sarapan, nanti setelah minum teh hangat pasti agak baikan."
Tapi ternyata tidak, rasa pusing itu makin menusuk-nusuk di kepalanya terasa nyeri, bahkan untuk menolehkan kepalanya saja terasa sangat sakit, badannya juga sama saja, rasanya nyeri di sekujur tubuh seperti habis dipukuli. Jiyeon bertahan dengan tidak bergerak di kursinya, tapi rasa sakitnya makin tak tertahankan.
"Jiyeon coba kesini sebentar, lihat draft pemasaran ini bagaimana menurutmu?" salah seorang rekannya memanggilnya.
Dengan mengernyit Jiyeon mencoba berdiri, tubuhnya limbung sejenak, tapi dia berdiri dan bertahan sambil berpegangan di tepi meja. Lalu setelah menarik napas dalam-dalam, dia melangkahkan kaki ke meja rekannya. Tapi tiba-tiba rasa nyeri tak tertahankan menyerang kepalanya dan semuanya menjadi gelap.
***"Pingsan??!"
Sehun setengah berteriak kepada Myungsoo yang menyampaikan kabar itu Padanya.
"Kapan?! Dimana?!" Sehun mulai berdiri dari balik meja besarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Park Jiyeon✔
Любовные романыWARNING⚠ ✴MOHON UNTUK DI INGAT CERITA INI DIADAPTASI DARI SEBUAH NOVEL TANPA ADA MAKSUD PLAGIAT DAN SEBAGAINYA. TERIMA KASIH✴ (REMAKE TO KOREAN VERSION FROM SANTHY AGATHA NOVEL'S) ❌KONTEN INI DEWASA BANGET. OH SEHUNNYA PEMAKSA DAN MINTA DITABOK. JAD...