Sehun memeluk tubuh Jiyeon yang lunglai dan terlelap, tubuhnya rileks setelah percintaan mereka.
Tapi otaknya berpikir keras.
Dia sengaja membuat Jiyeon mabuk malam ini, agar Jiyeon tidak waspada, agar Jiyeon tidak menyadari, tidak menyadari apa yang sudah dia rencanakan jauh sebelumnya.
Dia tidak memakai pelindung saat mereka bercinta tadi. Dia berusaha membuat Jiyeon hamil.
Sehun memejamkan mata dan mengernyit ketika sengatan rasa bersalah menyerbunya. Dia telah memanipulasi ketulusan perasaan Jiyeon dengan menjebaknya. Tapi mau bagaimana lagi?Dia sudah berusaha melupakan Jiyeon.
Tuhan tahu dia berusaha sangat keras, apa saja agar Jiyeon bahagia bersama Seok Jin yang sudah dipilihnya. Dia bahkan mengajukan diri untuk perjalanan bisnis ke luar negeri agar bisa melupakan Jiyeon. Tapi perempuan itu membayanginya, membuatnya gelisah dan tidak bisa berkonsentrasi.
Sehun merasa dirinya nyaris gila ketika memutuskan akan pulang dan memutuskan untuk memiliki Jiyeon dengan cara apapun. Jika Jiyeon tidak mau memilihnya, maka Sehun akan memaksa Jiyeon memilihnya!
Dengan lembut Sehun mengecup dahi Jiyeon yang berbaring di lengannya.Sebelah tangannya meraba perut Jiyeon yang telanjang di balik selimut dan mengelusnya.
Anakku mungkin sudah bertumbuh di sini, pikirnya posesif. Rasa memiliki dengan intensitas luar biasa muncul tiba-tiba dalam hatinya ketika menyadari bahwa anaknya mungkin sudah mulai bertumbuh dan terbentuk di dalam rahim Jiyeon.
Dengan lembut diusapnya perut Jiyeon, Sehun tidak bisa menahan diri, pelan-pelan diletakkannya kepala Jiyeon di bantal, lalu dia bergerak turun dan mengecup perut Jiyeon.
"Kau harus tumbuh di sana," bisiknya penuh tekad, "Kau harus tumbuh sehat dan kuat di sana, agar ayahmu bisa memiliki ibumu" Sehun berbicara sambil mengecup perut Jiyeon.Kemungkinan bayi itu terbentuk dari percintaan mereka adalah 80%, Sehun sudah mempelajarinya dari semua referensi yang bisa ia dapat, ia mengetahui bahwa dari rata-rata umur mereka berdua kemungkinan Jiyeon hamil malam ini sangat besar, dan diam-diam dia sudah mencocokkan dengan siklus Jiyeon, dia
tahu perempuan itu sedang dalam masa suburnya.Ciuman-ciuman lembut di perutnya itu membuat Jiyeon terbangun, dia membuka mata dan menatap Sehun.
"Sehun?"Serena bertanya-tanya kenapa Sehun mengecup perutnya.
Sehun tersenyum, senyum yang sedikit kejam menurut Jiyeon, tapi usapan tangan lelaki itu yang dilakukan sambil lalu di sepanjang kulitnya yang telanjang, terasa begitu lembut sekaligus menggoda.
"Aku bergairah lagi." gumam Sehun serak, lalu bergerak naik dan mengecup bibir Jiyeon penuh gairah.
Sehun berbeda dengan tadi, pikir Jiyeon, kali ini sedikit lebih kasar, tidak menahan diri dan sangat posesif. Ciumannya begitu bergairah, melumat bibir Jiyeon kuat-kuat, lidahnya menjelajahi mulut Jiyeon dengan panas, tangannya mengusap tubuh Jiyeon penuh gairah,
"Kau milikku Jiyeon." gumam Sehun parau sebelum bercinta lagi dengan Jiyeon.
***Jiyeon terbangun dalam pelukan Sehun. Matahari fajar sedikit menembus tirai putih jendela hotel itu, masih gelap dan dingin. Dengan nyaman Jiyeon makin bergelung dalam pelukan lelaki itu. Dan secara otomatis Sehun mengetatkan pelukannya, melingkarkan lengannya erat-erat di tubuh Jiyeon.
Jiyeon memejamkan matanya, menenggelamkan wajahnya di dada telanjang Sehun, menghirup aroma Sehun kuat-kuat dan menyimpannya rapat-rapat dalam memorinya. Tiba-tiba air mata merembes dari sela bulu matanya, dan Jiyeon menahannya agar tidak menjadi isakan.
Kenapa? Kenapa Tuhan membuatnya jatuh cinta lebih dulu kepada Sehun sebelum kemudian mengabulkan doanya agar Seok Jin terbangun dari komanya? Apa rencana Tuhan di balik semua peristiwa ini? Kenapa di saat Seok Jin benar-benar sudah bangun, hatinya sudah jatuh dimiliki oleh Sehun?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Park Jiyeon✔
RomanceWARNING⚠ ✴MOHON UNTUK DI INGAT CERITA INI DIADAPTASI DARI SEBUAH NOVEL TANPA ADA MAKSUD PLAGIAT DAN SEBAGAINYA. TERIMA KASIH✴ (REMAKE TO KOREAN VERSION FROM SANTHY AGATHA NOVEL'S) ❌KONTEN INI DEWASA BANGET. OH SEHUNNYA PEMAKSA DAN MINTA DITABOK. JAD...