Prolog

41.8K 2.7K 248
                                    



_


_

_

Hai! Ketemu lagi dicerita lama tapi baru 🤣 kebiasaan aku gitu ya 🥲

Yap, ini INSF. Sebelum terbit aku mau rombak semuanya. Dan aku publish ulang 🥰🥰🥰

Ayo! Ikuti alur, dan nunggu mereka dalam versi buku yah 🥰🥰🥰

Sayang kalian 🥰🥰😉😉💜

Penggemar INSF selamat bertemu dengan Ahn Jungkook di Save The Moment 💜💜💜





Musim semi terakhir bersamanya. Hari itu aku masih ingat bagaimana angin membawa kesejukan pada setiap hembusannya, kehangatan yang menerpa kulitku dan suara yang mengalun indah melalui earphone yang aku pakai saat itu adalah hal terindah yang akan selalu aku ingat. Saat itu usiaku masih berumur tiga belas tahun, masih muda tetapi aku sudah merasakan bagaimana sakitnya saat jantungku tidak berfungsi normal. Aku. Kang Hani. Penderita gagal jantung. Dibawah pohon maple yang berada pada taman rumah sakit aku masih bisa tersenyum saat mendengar suara yang mengalun indah. Penyemangat hidupku. Alasan aku masih bertahan.

Ada masa dimana aku begitu muak dengan hidupku, mengkonsumsi obat hampir setiap saat, melihat orang-orang menghembuskan napas terakhir ditempat ini, dokter yang berkunjung memeriksa keadaanku tiga jam sekali, dan tawa palsu yang selalu aku berikan pada ayah saat melakukan kemoterapi hanya karena tidak ingin membuatnya khawatir. Aku benci itu.

Hari ini, aku mengingatnya lagi. Setiap memperingati kematian ayahku aku selalu mengingatnya. Menangis di depan makam seharian merupakan rutinitas ku setiap memeringati hari kematian tersebut. Ayahku meninggalkanku untuk selamanya, tepat dihari operasiku berlangsung. Mereka bilang kecelakaan. Aku ditinggalkan sendirian tanpa siapapun termasuk dia yang selalu bersamaku dulu. Penyemangatku.

Pemuda yang berusia sama denganku, pemilik suara indah yang selalu aku dengarkan sebagai pengantar tidur. Mantra penghalang mimpi buruk. Pemuda itu tampan sekali, dia suka menggunakan topi berwarna putih, sweater rajut berwarna senada, dan selalu menggunakan earphone di telinganya. Rambutnya berwarna coklat gelap, hidungnya bangir, bibir tipis, giginya mirip dengan kelinci dan dia mempunyai tahi lalat dibawah birinya. Begitu lucu saat tersenyum, tahi lalatnya bersembunyi. Ahn Jungkook. Pemuda penderita tunanetra.

Jungkook selalu menggunakan tongkatnya sebagai penuntun jalan, dia tidak ingin merepotkan orang lain katanya. Jungkook selalu mempunyai tawa riang yang begitu tulus, suaranya renyah, dan matanya begitu bening. Aku selalu cemburu padanya karena tidak pernah menyalahkan dunia atas ketidak adilannya. Jungkook itu luar biasa. Aku menghabiskan banyak waktu dengannya, selalu bersamanya, dan para pekerja rumah sakit selalu mengatakan bahwa kami adalah 'pasangan merpati putih' begitulah mereka menyebutnya.

Pasangan merpati putih. Aku menangis lagi. Pembohong. Kami bukan pasangan lagi, Jungkook juga menghilang setelah operasi yang dilakukannya tepat dihari operasiku berjalan. Setelah itu Jungkook menghilang, meninggalkanku sendirian. Dia pembohong besar. Jungkook mengatakan bahwa orang yang pertama kali dilihatnya saat dia bisa melihat adalah aku, tapi pada kenyataannya dia menghilang begitu saja. Earphone yang ditinggalkannya untukku hanya itu sisa kenangan nyata yang dia tinggalkan.

Aku masih ingat dengan jelas apa yang Jungkook katakan untukku, dibawah pohon maple saat musim gugur. Dia menghampiriku, menggenggam tanganku, kami berbagi earphone bersama, angin menerpa wajah kami berdua— begitu sejuk. Jungkook mengatakannya, begitu tulus bahkan sampai sekarang masih terkam jelas dalam pikiran dan hatiku. Jungkook mengatakan bahwa 'dia berharap takdirnya adalah diriku'

Aku terduduk lemas, badanku jatuh begitu saja saat mengingat itu. Aku menutup wajahku dengan telapak tangan menyembunyikan tangisku. "Aku rindu ayah." Tangisku pecah. "Aku merindukanmu. Merindukannya." Racauku makin keras.

Aku tahu ini bukan saatnya. Sekarang usiaku sudah delapan belas tahun. Aku harus bisa menghadapi takdir ini. Usiaku cukup matang untuk menjadi dewasa. Tapi aku membenci takdir, begitu membencinya. Aku dipertemukan dengan Jungkook kembali dalam kondisi yang berbeda. Jungkook tidak mengingatku sama sekali. Semuanya. Dia melupakannya. Aku yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa diam dan membiarkan lukaku mengering sendirian, walau aku tidak tahu kapan luka ini akan selesai.

Jungkook menjadi siswa pindahan ke sekolahku beberapa bulan yang lalu. Dia semakin tampan, wajahnya tidak berubah masih seimut dulu. Tapi, sikapnya berubah drastis. Dia dingin. Tidak sehangat dulu. Kingka sekolah. Semua gadis menggilainya, wajar saja Jungkook sempurna dalam hal apapun. Tapi kabar buruk untukku, aku mendapat gelar baru hingga membuat seragamku dilumuri tepung dan telur. Korban bullying. Gelar yang aku dapatkan membuatku ingin mati saja, sekolahku berubah jadi neraka. Mereka bilang aku adalah penggemar gila Ahn Jungkook. Duniaku selesai. Selamat datang di neraka Kang Hani.





***

SAVE THE MOMENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang