__
_
_
Jika orang bertanya apa yang sangat aku inginkan sekarang, jawabannya hanya satu keberuntungan. Tapi sepertinya, kata itu tidak pernah berpihak padaku.
Dengan langkah malas aku mulai keluar dari kelas terkutuk ini, aku berhasil keluar setelah terkurung selama setengah jam setelah para penggemar Jungkook mengunciku didalam.
Aku berhasil keluar setelah dengan susah payah membobol kunci pintu ini.
Sepertinya aku cocok menjadi agen rahasia.
Kenapa dunia tidak pernah berpihak padaku. Tadi pagi aku baru saja dipecat dari tempatku bekerja sebagai pengantar susu dan koran. Memang salahku, aku terlalu lama mengambil cuti karena tidak kunjung berhasil membeli sepeda baru. Andai saja mereka tidak menghancurkannya.
Selanjutnya. Aku mendapat hadiah berupa ocehan pagi hari dari Jungkook karena aku tidak sengaja mematahkan lengan mannequin Iron man kesayangannya.
Sudah kukatakan keberuntungan selalu jauh dariku.
"Hei! Kau murid beasiswa!" Seseorang menarik lenganku, "ikut aku!"
Apalagi setelah ini.
Aku ditarik menuju sebuah lapangan besar yang terletak dibelakang sekolah ini. Aku begitu terkejut melihat semua siswa tengah berkumpul menyambutku. Gadi yang sejak tadi menarikku melemparkan tubuhku ketengah lapangan.
"Ayo, kita mulai!" Teriaknya.
Dan derik berikutnya, satu lemparan telur berhasil mengenai kepalaku. Aku terkejut, ingin menangis. Selang beberapa menit lemparan ratusan telur mengenai tubuhku. Aku ingin menghindar, tapi percuma— jumlah mereka terlalu banyak.
"Apa yang kalian lakukan. Hentikan..."
Aku mencoba berkata dengan segenap tenaga yang tersisa. Tapi percuma saja, itu tidak akan didengar oleh mereka. Aku mulai merasakan sakit yang teramat sangat ditubuhku. Hingga saja seseorang mendorongku dengan cukup keras, aku terjatuh. Lutut dan sikuku terluka.
"Chae Yeon..." Lirihku.
Chae Yeon tersenyum miring, "bagaimana, kau menyukainya?"
"Apa yang kau lakukan?" Airmataku turun.
Chae Yeon melipat tangannya dan memalingkan wajahnya sekilas kemudian kembali menatapku lagi, "masih bertanya..." senyum mengerikannya tersemat. Chae Yeon selanjutnya mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sesuatu padaku, "lihat ini, sialan!"
Aku terkejut bukan main. Diponselnya ada fotoku dan Jungkook saat pindahan kemarin, dan parahnya aku terlihat seperti mengikuti Jungkook tanpa sepengetahuannya.
"Kau harus diberi pelajaran. Agar jiwa sasaeng mu hilang dari tubuhmu. Kau bahkan mengikuti dan mencari tempat tinggal Jungkook. Apa sekarang kau juga menguntitnya!" Chae Yeon berjongkok didepanku, kemudian dia menarik kasar rambutku.
"Akh!" Aku meringis kesakitan. "Apa yang kau lakukan?"
"Ini hukumanmu. Jangan sesekali kau mendekati Jungkook lagi, atau aku akan menghabisimu detik itu juga."
Chae Yeon melepaskan tangannya dari rambutku, hal yang tidak terduga selanjutnya adalah dia kembali mendorong tubuhku menggunakan kakinya. Kepalaku membentur tanah kering lapangan ini, dapat kurasakan perih disekitar pipi dan keningku.
"Lanjutkan perkerjaan kalian."
Aku dapat mendengar perintahnya. Selanjutnya mereka melemparkan jus tomat kearahku, ada yang melempar tepung dan paling parah aku merasakan bau yang tidak sedap, dan bisa kutebak sepertinya ini air dari selokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE THE MOMENT
Fanfiction{Judul sebelumnya I'm Not Sasaeng Fans}} Kenangan akan berarti jika disimpan dan diingat dengan baik. Jika tidak, kenangan hanya akan menjadi sebuah ilusi, seperti bui di lautan, hilang dan tidak meninggalkan apapun. Terkadang takdir suka bermain-ma...