[Lebaran]

62 4 1
                                    


Tidak terasa, ini adalah tahun kedua aku menjadi penggemarahasiamu. Hal terindah untuk ku kenang. Tak henti-hentinya aku menyembunyikan sosokmu dari publik dan teman ku. Mereka tidak mengetahui apa yang ku lakukan tentangmu. Sajak ini mewakili perasaanku padamu. Entah kamu mengetahuinya atau tidak. Aku tidak peduli akan hal itu.

Hari ini kujalani dengan semangat, lebaran Idul Fitri tlah berlalu. Namun, suasana hangatnya lebaran masih terasa diantara ratusan warga sekolah. Ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas.

Waktu sangat cepat sekali berlalu.

Aku telah menyiapkan seluruh energi hidupku untuk menjalani tugasku kembali, menjadi "PenggemaRahasia" mu.

Suasana hangat lebaran sangat terasa, seluruh warga sekolah saling meminta maaf dan mengucapkan selamat lebaran.

Sosokmu segera ku tangkap di tengah lapangan sekolah. Aku tidak perlu mencarimu terlalu lama. Cukup melihat kaki ataupun gerakmu sudah bisa kupastikan kamu berada dimana.

Aku melihatmu dengan senyum yang masih saja terukir indah di bibir. Tawa yang menjadi saksi bahwa kamu tidak menunjukkan kesedihanmu kepada publik.

Aku suka gayamu.

Bibirku selalu bergerak tanpa perintah kerja otak, aku tersenyum bahagia saat menemukanmu di keramaian.

Hal yang selalu ku syukuri adalah kamu tidak pernah menyadari penglihatanku. Dengan begitu aku sangat puas memperhatikan gerak-gerikmu.

Suasana kekeluargaan sangat erat, setelah selesai bersalaman. seluruh warga sekolah berfoto bersama untuk menambah kenangan semasa sekolah. Aku segera mencari celah untuk bisa berada di dekatmu. Walaupun kita tidak berfoto berdampingan, setidaknya aku mampu menyaingi siapa yang ada disampingmu.

Tunggu. Perasaanku tidak enak. Aku mendengar suara seorang perempuan memanggil namamu, sangat jelas sekali, cukup tajam di telingaku.

"*namamu*!!!" ucapnya sangat jelas

Kamu pun membalasnya dengan senyuman

Seketika fokusku tertuju pada kamu dan perempuan itu.

Aku mengenalnya, kamu mengenal perempuan itu, dia pun juga teman satu angkatan kita. Mungkin kamu lebih mengenalnya. Karena aku hanya sebatas tau namanya, tidak pernah bertegur sapa.

"*Mohon Maaf Lahir batin ya, (namamu)*"

Perempuan itu cantik (batinku melirih)

Senyumnnya yang tertuju padamu sangat tulus sekali (raut wajahku terdiam seketika)

"Ven, itu Clara kan?" aku menepuk pundak Venta sembari menunjuk Clara yang sedang bersamamu.

"Iiiyya benar itu Clara" dengan respon kaget Venta menjawab pertanyaanku

"Cantik ya Ven"

"Iyalah, Clara gitu loh ditambah dia sedang berbunga-bunga makin terlihat cantik."

"Makkkssuudnya berbunga-bunga?"

"Itu lihat, Clara lagi sama siapa?"

"*namamu*?" ucapku datar

"Nah tu tau, Clara itu suka sama *namamu*, dia ngejar-ngejar *namamu* banget, lihat tu raut bahagianya bisa foto sama *namamu*" Suara yang tidak jelas memenuhi ruang telingaku, Venta menjelaskannya dengan suara samar-samar karena mulutnya dipenuhi dengan coklat.

"Apa yang lo bilang barusan?"

"CLARA SUKA SAMA *NAMAMU*" Ucap Venta memperjelas suara dengan lantang hingga terdengar oleh orang sekitar, semua mata tertuju pada kami.

Seketika aku menutup mulut Venta, dengan muka sok senyum ke orang sekitar aku berusaha mendamaikan suasana yang terjadi.

Untunglah Clara tidak mendengarnya. Hanya kamu yang mendengar, dan ikut menoleh ke sumber suara.

*Ekpresi senyumku ke arahmu sambil menutup mulut Venta*

*Kamu tersenyum ke arahku dengan ekspresi heran*

"Udah ah Ven, habisin tu coklatmu!"

Sambil melepaskan tangaku dari mulutnya aku meninggalkan Venta di tengah lapangan dan menuju ke arah kelas. Di lorong kelas aku tidak menduga kehadiranmu. Rasanya kamu masih bersama Clara di lapangan, kenapa tiba-tiba berada di depanku?

?????

"Mohon Maaf Lahir Batin ya *NAMAKU*, Maafin *NAMAMU* jika ada salah" Ucapmu seketika dengan menyatukan kedua telapak tanganmu dan senyum yang tidak pernah luntur di bibirmu.

"sdhsfgyshjK, ehh iyaa. Maaf lahir batin juga, maafin aku kalau ada salah"

Sambil menundukkan kepala dan tersenyum kepadamu, aku membalas percakapan yang kamu mulai.

"Duluan ya" ucapku meninggalkanmu. Kita sekarang berada di arah yang tak sama, saling bertolak belakang.

Adujhefjniogeifml

Dalam hatiku gundah. Ini cowo kenapa tiba-tiba muncul dan bicara seperti itu. Kekhasannya yang tidak pernah luntur ku temui selalu dalam dirinya. Bahasa baku yang seolah tak bisa pergi dari tutur katanya, santun itulah yang menggambarkan dirimu.

Aapa yang telah diucapkannya tadi? Dia menyebut namanya dipercakapan itu? Bukankah selama ini dialog yang terjadi berlatarkan "Saya" mengapa kini berubah menjadi namamu?

Aku segera mengakhirkan hari ini tanpa kejelasan. Kabar Clara yang menyukaimu dan dialog yang sangat berbeda darimu.

PenggemaRahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang