[2] CR : That Because

5.4K 469 7
                                    

Hinata menghela napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hinata menghela napas. Mengedar pandangan sekitar, sekali-sekali bergumam tidak jelas di sana. "Melihatmu tersenyum seperti itu, sudah cukup bagiku." berusaha mengalihkan pandangan bukanlah hal yang mudah baginya saat ini. Terlebih lagi jika itu mengenai Naruto.

"Kau sudah memeriksa sesuatu?" tanya Ino. Sedari tadi gadis itu melihat sikap temannya yang hanya terus menghela napas. "Maksudku sesuatu itu seperti; apakah dia memiliki kekasih atau adakah seseorang yang sedang dekat dengannya?"

Ah, jika itu memang benar. Mungkinkah kali ini dia hanya akan diam? Pemuda itu cukup populer di kalangan anak perempuan. Tentu pasti akan ada satu atau dua orang yang berusaha mengambil hatinya. Di luar sana ada banyak orang yang suka bersifat agresif, jika itu menyangkut perihal orang yang mereka sukai.

Pertanyaan itu berhasil membuat Hinata tidak bernafsu makan. Dia bahkan menjauhkan bekal itu dari hadapannya. "Ada rumor yang pernah aku dengar," meskipun ia terlihat malas menjelaskan. Tetapi rasanya begitu sulit untuk menahan seorang diri. "Kalau dia dekat dengan salah satu adik kelas. Aku bahkan pernah melihat mereka pulang bersama."

Ino tersentak, perubahan ekspresi Hinata terlihat jelas sekali. Bagaimana dia yang mendadak lesu, menjatuhkan kepala ke atas meja. Terlihat seperti orang yang sedang frustrasi dengan masalah hidup.

Hal yang wajar ketika telinga seseorang begitu sensitif, jika itu menyangkut dengan orang yang mereka cintai. Terlebih lagi jika itu merupakan rumor. Ino tidak bisa mengabaikan, kalau dia sama halnya dengan seperti Hinata.

Terkadang merasa kesal ketika melihat orang yang disukai sedang bersama dengan orang lain. Ino bahkan masih mengingat bagaimana rasa kesal itu, ketika melihat mantan pacarnya berjalan dengan perempuan lain. Sekali pun itu mantan pacar, tetapi masih ada perasaan yang tertinggal di dalam hati.

"Hei. Jangan seperti itu," Ino berusaha menenangkan, menepuk punggung gadis itu. "Kalau kau hanya diam seperti ini, tidak akan ada yang berubah. Cobalah berusaha, mungkin dengan melakukan pendekatan lebih dulu. Terkadang laki-laki akan lebih mudah jatuh cinta, jika ada perempuan yang menaruh perhatian lebih pada mereka."

Itu tidak akan membantunya sama sekali. Hinata tidak akan bisa melakukan apa yang dikatakan oleh Ino.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" Kiba datang menghampiri. Pandangan matanya tertuju pada arah Hinata, gadis itu terlihat sedang depresi. Berpikir jika itu mengenai tugas sekolah, tetapi dia tahu kalau gadis itu bukan tipe orang yang akan mengambil pusing. Mengingat Hinata selalu berada di urutan kedua disetiap akhir semester.

"Ada informasi penting yang ingin aku sampaikan," di sana dia mencoba menarik perhatian. Sangat yakin kalau Hinata akan antusias jika mendengarkan kabar ini. "Kemarin, aku pulang bersama dengan Naruto." kata Kiba.

Hinata tersentak, dia langsung mengangkat kepalanya. Menatap pemuda itu dengan sangat antusias. Ino bahkan dibuat terkejut dengan pergerakan di sana.

Close RangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang