Selesai upacara penutupan kelulusan, Hinata buru-buru keluar dari aula. Di sekelilingnya benar-benar sesak, begitu banyak orang-orang menangis, ada pula yang mengabadikan dengan foto bersama. Suasana suka dan duka bercampur menjadi satu.
Dia menengadah kepala, memandang sekumpulan awan yang terlihat begitu cerah. Hinata teringat dengan Fuu dan Shion, mereka pasti sedang berada di dalam perjalanan, pikirnya. Sekali-sekali dia teringat dengan kenangan bersama mereka, meskipun terlihat cukup singkat namun dapat membekas di dalam hatinya.
Hinata berpikir untuk menyiapkan hadiah untuk mereka, mengunjungi salah satu Toko feminin yang mungkin saja di sana dapat membuatnya berpikir, hadiah apa yang cocok untuk kedua temannya itu.
Tangannya penuh dengan buket bunga, begitu pun beberapa hadiah kecil yang didapatkan karena dia merupakan lulusan terbaik tahun ini. Dia mematung di tempat saat mendapati Ino dan Sakura ada di depannya.
Mengambil napas sejenak, untuk menenangkan dirinya. Akan terlihat cukup menyebalkan jika di saat hari kelulusan ini mereka bertengkar. Hinata saat ini tidak memiliki tenaga untuk berdebat.
"Aku tidak ingin bertengkar denganmu di saat-saat seperti ini," kata Ino. Dia bahkan terlihat enggan menatap Hinata. "Ambillah, ini untukmu," Hinata bergeming di tempat, belum siap menerima buket di depannya. "Aku minta maaf, setelah ini kia tidak akan bertemu lagi. Maka dari itu, aku berpikir untuk minta maaf padamu."
Benar. Hinata tidak bisa mengabaikan hal itu, lagi pula mereka tidak akan bertemu kembali karena sibuk dengan kehidupan masing-masing. Mempersiapkan diri demi mewujudkan cita-cita masing-masing, tidak akan ada waktu lagi untuk saling membenci pun mungkin sekadar memberi kabar.
"Terimakasih," katanya. "Aku hanya kecewa pada kalian, sepertinya kita harus melupakan yang terjadi mulai sekarang. Sebab mungkin, ini akan menjadi pertemuan terakhir kita." Hinata tersenyum ke arah mereka, lalu mengambil langkah berbalik karena tidak ingin berlama-lama di sana.
Ino dan Sakura saling pandang, mereka berdua tentu mengerti dengan situasi canggung saat ini. Hinata berkata benar, mungkin ini pertemuan terakhir mereka. Tidak ada gunanya lagi saling membenci. Sebab ini akan menjadi kenangan yang mungkin akan terlupakan.
"Jika pun suatu saat kita bertemu kembali, mungkin kita tidak seperti dulu."
Sakura melirik dari ujung matanya. Melihat bagaimana raut wajah sedih dari Ino. Lalu dia menatap punggung Hinata yang mulai menjauh. "Kau benar, mungkin tidak seperti dulu lagi."
◊◊◊◊
"Kau yakin dengan keputusan itu?" Kiba menatap Naruto yang tengah diam, mereka tidak jauh dari luar aula. Ia bisa melihat bagaimana pemuda itu yang sekali-sekali mencuri pandangan kepada Hinata.
"Kau jatuh cinta." suara dari Sasuke membuat Kiba tersentak. "Sejak kapan?" tanyanya. Tidak ada jawaban dari Naruto. Kiba menyenggol lengan pemuda itu untuk tetap tenang dan bersabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Close Range
Fanfiction2018 : About This Feeling Di tahun terakhir Hinata sekolah, bukan merupakan hal yang begitu spesial untuknya. Dua tahun memendam rasa bukanlah hal yang mudah. Semua yang terlihat baik-baik saja , justru sebaliknya. Satu persatu semuanya berubah, t...