12 - Edawn x Organic Song

459 53 51
                                    

{ Please listen Organic Song while read this, thanks }






Dengan perasaan gugup, aku menekan tombol di sebuah pintu apartemen berlantai 5. Perasaanku sejak beberapa hari ini tak bisa kubendung dan memutuskan untuk mendatangi si pembuat hati gundah ini.

Seseorang membuka pintu. Bisa kulihat sekilas wajahnya yang lesu tiba-tiba berubah. Terlihat raut terkejut, mungkin tak menyangka dengan kehadiranku yang mendadak ini.

"Haneul nuna," lirih Kino dengan suara paraunya. Dia langsung menarik tanganku masuk ke dalam apartemen.

Aku pun langsung membuka topiku dan masker yang kututupi. Kino menyuruhku duduk di sofa. Dia menepuk sofa di sampingnya.

Tanpa berbicara, aku mendekap hangat tubuh Kino yang semakin kurus selama hampir seminggu tidak bertemu.

Aku merasa lebih hidup ketika kulit kami bersentuhan. Ketika aku mencium aroma tubuhnya yang khas. Ketika aku mencium aroma shamponya. Ketika aku mendengar suara nafasnya. Aku merasa lebih tenang melihat sosok Kino setelah beberapa hari tidak bisa tidur dengan lelap.

Butuh waktu beberapa menit aku merapatkan tubuhku dengannya. Tanpa berbicara. Hanya saling mendengarkan deru nafas yang terdengar teratur dan pergerakan bahunya yang bernafas.

Aku menyalurkan segala perasaan rinduku kepadanya. Tanpa bersuara pun, kami tahu saat ini kami saling merindukan.

And we both suffering the same thing. But maybe he is the worst than me.

"Kamu sudah makan? Mau aku masakin sesuatu?" tanyaku setelah melepas dekapan kami.

Karena aku tahu kalau aku menanyakan kabar dia saat ini, aku tahu pasti ya jawabannya sudah ketebak bukan?

They have been mess for few days.

"Aku lagi gak laper nun," jawabnya pelan. Dia berusaha menyunggingkan senyumnya tetapi aku tahu dibalik senyumnya tersirat sesuatu di sana.

Sesuatu yang tidak bisa dijelasin tetapi yang aku tahu adalah suasana hatinya memburuk.

Matahariku sedang rapuh saat ini.

"Kamu mau aku pesenin makan? Kamu pengen makan daging? Atau makanan rumahan?" tanyaku menawari makanan sambil scrolling di aplikasi delivery.

Matanya terlihat teduh saat ini saat menatapku. Berbeda dari tadi. Seperti sekarang nyawa dia sudah kembali.

"Aku kalau lapar bisa pesan makan kok. Tenang aja ya nuna sayang," katanya sambil menyentuh puncak kepalaku dengan lembut masih dengan tatapan teduhnya. Tangannya bergerak membelai rambutku lembut.

Melihat dirinya saat ini membuatku sadar betapa rindunya aku dengan sosok di depanku. Beberapa hari ini aku gak tahu kabar dia gimana karena handphonenya disita sama manager. Mereka gak bisa keluar apartemen bahkan ke kantor cube sekali pun.

Ya, setelah semua kejadian yang menghebohkan ini.

Aku rindu karena gak ada kabar dari sepuluh manusia kesukaan aku ini. Di SNS mereka sudah tidak ada update. Kino sudah gak ada update foto. Yeoone juga udah gak ada caption gud night andalannya. Gak ada rekomendasi playlist lagu dari Shinwon. Gak ada foto kucing khas dari Yuto atau selfie absurd Wooseok juga. Pokoknya 10 orang ini hilang bak ditelan bumi dan itu membuatku sedih.

"Kok kamu bisa kesini?" tanya Kino.

"Aku mohon-mohon ke manager. Awalnya gak dibolehin akhirnya dibolehin. Makanya kan aku kesini juga nyamar pake topi dan masker."

Pentagon Imagine FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang