14 - Kino x Koala

596 65 57
                                    

Setelah berbincang dengan Hui, aku akhirnya ada kesempatan menghabiskan waktu bersama Kino. Cowok itu kini sedang asik di dapur sambil mengoles mentega di atas roti.

Kedua tanganku melingkar di pinggangnya. "Mau kubantu?" tawarku. Kepalaku sendiri bersender di punggungnya yang terlihat kokoh dari belakang.

Kudengar suara kekehan dari Kino. "Aku hanya akan memanggang roti ini sebentar. Nuna mau sandwich? Biar aku buatkan ya."

Aku menurut dan masih mengalungkan lenganku di tubuhnya. Seakan gak mau lepas. Seperti koala yang memeluk pohon, kalau Kino ke kiri, aku pun ikut melangkah ke kiri. Kalau dia ke kanan, aku pun mengikutinya.

Benar-benar gak mau lepas darinya.

"Nuna kok clingy kayak gini sih. Kayak koala tau gak," kata Kino yang kini memasukkan sayuran dan telor ke dalam roti.

"Biarin, gak boleh apa kayak gini sama pacar sendiri?" tanyaku dengan nada cuek.

"Boleh dong, tapi kan aku jadi susah gerak kalo begini," balas Kino.

Aku malah makin merapatkan tubuhku dengan Kino. "Makanya jangan banyak gerak ih. Orang lagi kangen gini sama kamu," kataku cuek.

Kino cuma menggeleng kepala kalau melihat tingkahku yang sudah kelewat manja seperti ini. Ya aku cuma bisa seperti ini di depan Kino seorang.

"Kan hape aku lagi disita nunaaa," ujarnya gemes dibalik nada suaranya.

"Kapan hapenya dikembalikan?" tanyaku.

"Belum tau. Tapi pasti aku kabarin kok," jawabnya. "Nun, ini udah beres. Ayo kita makan."

Aku pun melepaskan tanganku dari pinggangnya dan membantu dia membawakan piring berisikan sandwich bikinannya dia.

Tapi baru saja aku berbalik melangkah, tangan Kino sudah merayap ke pinggangku. Malah sekarang dia seperti koala yang menempel padaku.

"Kinooo, lepasin duhh kan susah jalannya kalo gini," dumelku sebal karena langkahku menjadi berat kalau Kino berada di belakangku menempel seperti ini.

"Emangnya cuma nuna yang bisa kayak gitu? Kino juga bisa kali nih. Gantian ah Kino yang jadi koala pokoknya," kata Kino dengan kepala bergelayut manja di bahuku. Hidungnya menyentuh bahuku yang membuatku terasa geli.

"Aduuhh gelii kiinn," omelku lagi soalnya dia gak berhenti ngedusel kepalanya di bahuku. Duh, persis anak kecil banget sih ini bocah. Untung sayang sama cowok ini.

[ anggap saja Kino kayak gini ya gengs, duh auto senyum liat 2GU jadinya :)))) ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ anggap saja Kino kayak gini ya gengs, duh auto senyum liat 2GU jadinya :)))) ]

Kino pun berhenti mendusel dan dia cuma memelukku dari belakang. Aku dan dia melangkah menuju meja makan. Dia pun akhirnya lepas dan duduk di kursi berhadapan denganku.

Pentagon Imagine FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang