I can't say i do without you.
.
.
Suho akhirnya memilih mengizinkan Sena dan Sehun pergi berdua. walaupun Suho sebenarnya tidak rela, tapi saat Suho melihat noona nya memelas, Suho mengizinkan Sehun.Mobil mewah Sehun membelah jalanan kota Seoul di sore hari ini. Sudah sekitar 3 jam Sena hanya memandangi jalan tanpa tahu kemana Sehun akan membawanya pergi dan tentu saja, Sehun yang memegang erat tangan Sena --dengan satu tangannya yang menurut Sena terlalu berlebihan. Lagi pula, apa untungnya memegang tangan Sena sepanjang jalan selama 3 jam ini. Sampai sampai tangan Sena mungkin sudah memerah dan basah oleh keringat karena Sehun memegangnya terlalu erat. Sena hanya menghembuskan nafas lelah. Hanya melihat jalan dan Sena bosan sekali. Apa mereka tidak mempunyai tujuan? Atau Sehun hanya membawa Sena untuk membuangnya ketempat yang tak Sena kenal? Uhh, sepertinya ia harus menghilangkan semua pikiran dan pertanyaan aneh dalam otaknya karena mobil Sehun melewati sebuah Welcome gate yang bertuliskan Busan.
Jadi, jika ini Busan Sehun akan membawanya ke masa lalu dimana Sehun melakukan banyak hal pada Sena. Terutama kejadian itu. Jadi Sehun masih ingat semuanya? Memikirkan ini rasanya hati Sena mulai menghangat. Yah, setidaknya jika Sehun memilih Aeri untuk menjadi pendamping hidupnya kelak, Sena tidak masalah. Asal 4 hari kedepan --mulai dari hari ini Sehun hanya miliknya. Alasannya adalah karena Sena tidak serakah. Sehun dapat memilih siapapun, walaupun Sena akan kecewa jika yang Sehun pilih bukan dirinya. Dan karena siapa yang tahu, bisa saja tuhan mencabut nyawanya sekarang. Jadi jika seandainya tuhan mencabut nyawa Sena, setidaknya ia telah menghabiskan hampir 7 tahun hidupnya bersama Sehun dengan berjuta juta kebahagiaan.
Akhirnya mobil Sehun berhenti di sebuah Villa miliknya yang menyimpan banyak kenangan. Perlahan Sehun melepaskan pegangan eratnya pada tangan Sena dan menyadarkan Sena dari lamunan panjang nya.
"Sena? Kita sudah sampai. Ayo masuk, udaranya dingin sekali hari ini"
"Eeh? Sudah sampai ya? Maaf aku tadi me-" belum sempat Sena mengucapkan kalimatnya, Sehun sudah menyela.
"Tidak apa apa, kau memikirkan semua kenangan kita kan? Jadi aku akan membawa kenangan kita 4 tahun lalu disini." ujar Sehun tersenyum lembut dan membuka pintu mobilnya perlahan. Kemudian berjalan ke sisi kiri mobil untuk membuka pintu Sena.
Saat mereka berjalan ke dalam ruangan, tidak ada lampu disini. Hanya ada lilin mahal yang Sena ketahui harga persatuannya mencapai seratus ribu dollar. Tapi disini, ada banyak sekali lilin, bahkan Sena tidak dapat menghitungnya. Sehun pasti merencanakan momen manis ini hanya untuk Sena. Sampai sebuah Suara menyadarkan Sena dari lamunannya.
"Kita tidur berdua, dikamar yang itu." ujar Sehun sambil menunjuk pintu kamar yang seingat Sena, itu adalah kamar tempat Sehun memperlihatkan gerhana bulan 4 tahun lalu.
"Berdua?" Beo Sena terkejut. Sena dulu memang dulu pernah tidur berdua dengan Sehun, bahkan sampai melakukan hal lebih yang membuat Sena mendesah. Dan itupun hanya sekali. Tapi kali ini, Sehun mengajak nya tidur berdua. Dikondisi Sena yang sedang sakit.
"Iya, berdua. Kau keberatan? Aku tidak akan melakukan yang seperti dulu Sena. Jadi, ayo tidur dan nikmati kenangan kita besok." ujar Sehun sambil menarik tangan Sena dan menggulingkan tubuh indah nan mungil Sena ke ranjang kemudian menindihnya. Dan Sena yang masih dalam mode terkejut hanya diam. Memandangi wajah Sehun sedekat ini rasanya seperti, ada beratus ratus kupu kupu keluar dari perutnya. Wajah Sena memerah, malu dipandangi Sehun sedekat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You?
Fanfiction[REVISI] Sena sakit dan Sehun tau itu. Tapi Sehun berpura pura menutup mata dan telinga dari tangisan dan jeritan Sena di malam hari. Hal yang mungkin akan Sehun sesali dikemudian hari. Alasannya? tentu saja selingkuh dengan wanita lain. Beautiful...