.
.
.
Akhirnya, Sena bangun, Setelah satu jam lebih tertidur setelah operasi.
Saat pertama kali membuka matanya setelah operasi, Sena tidak melihat Sehun. Dan Sena kecewa berat akan hal itu, belum habis kekecewaan nya akan Sehun, Sena kembali ditampar dengan kenyataan pahit bahwa, operasinya gagal.
Sena bukan wanita yang tangguh. Padahal, ia sudah mencoba menahan tangisnya saat Suho menjelaskan apa yang terjadi setelah operasinya di lakukan.
Dan kabar terburuknya, bahkan ginjalnya semakin memburuk dari sebelum nya sekarang.
"Noona? Apa yang kau lakukan di sini? Ada banyak polusi diluar sini, dan ini tidak Sehat untukmu. Cepatlah masuk." ujar Suho sambil berjalan ke arah Sena.
Dan Sena tidak bergeming, fokus dengan objek yang sedang ia amati.
Saat Suho sudah tepat berada di samping Sena, dan mengikuti kemana arah pandang noona kesayangan nya itu, tatapan Suho berubah sayu.
Noona nya melihat sepasang pasien --yang sepertinya kekasih di taman rumah sakit berpegangan tangan sambil tersenyum bahagia.
Hati Suho kembali berdenyut pedih. Melihat noona nya seperti ini membuat hati Suho semakin teriris.
"Lihat mereka Suho-ya," ujar Sena setelah lama dalam diamnya.
"Mereka pacaran ya?" Cicit Sena kepada Suho yang masih bisa di dengar oleh Suho.
Dan Suho hanya menghela nafas pelan. Sehun si brengsek itu berjanji akan menunggu noona nya di taman bawah. Tapi apa? Lagi lagi Sehun ingkar janji.
"Aku iri Suho-ya,"ungkap Sena. Alasan keirian Sena adalah, Sehun yang tidak pernah lagi memegang tangan nya seperti itu.
Sena sadar, Sehun mulai agak sok sibuk atau lebih tepatnya menjauh dari Sena setelah Sena dinyatakan sakit.
Sena ingat sekali, saat Sehun menyatakan perasaan nya di taman yang memiliki pemandangan indah di Seoul --Happines garden dan tentu saja, Sena ingin mengulang momen itu.
Dimana Sehun hanya tertuju padanya.
"Luhan hyung sudah pergi pagi pagi sekali noona, katanya titip salam untukmu." ujar Suho mengalihkan perhatian Sena dari kecemburuan nya kepada sepasang kekasih yang sangat bahagia di taman rumah sakit.
"Geure? Aku hanya melihat Luhan saat pertama kali sadar Suho-ya, kau kemana? Dan juga," Sena menjeda kalimatnya, "Apa Sehun tidak datang?" Lanjut Sena pelan.
"Saat kau masih tertidur karena bius operasi aku," jeda Suho sambil menggigit bibir dalam nya.
"Aku bertengkar dengan Luhan hyung, noona." lanjut Suho.
Sena tidak heran dengan alasannya. Kenapa? Karena Suho memang sering sekali bertengkar dengan Luhan. Untuk ini Sena maklum.
"Geure, lalu bagaimana dengan Sehun? Bukankah kemarin ia datang sebelum operasi ku?" Tanya Sena yang memendam kekecewaan nya.
"Aku tidak tahu noona, kemarin dia bilang akan menunggumu di taman rumah sakit, tapi ia tidak kembali lagi setelahnya." ujar Suho yang dalam hatinya mengumpati Sehun.
"Baiklah aku mengerti, mungkin Sehun ada masalah mendadak, aku mau keluar kamar boleh kan Suho-ya?" Tanya Sena.
"Eum, aku antar ya noona? Nanti kau terjatuh." ujar Suho khawatir.
"Oke." jawab Sena singkat.
Sena lelah, lelah menghadapi kenyataan yang sekarang sama sekali tidak berpihak padanya.
Sena mengambil satu kruk nya. Kemudian Suho memegang satu tangan Sena yang tidak memakai kruk.
"Bisa tidak noona? Atau kau mau pakai kursi roda otomatis saja?" Ujar Suho panik, sepertinya Sena masih agak lemah untuk berjalan.
"Gwenchana, aku akan mencoba." ujar Sena lembut agar tidak di khawatirkan berlebihan oleh Suho.
Baiklah, ini permintaan noona nya, dan Suho tidak bisa menolak.
Saat mereka berjalan perlahan dan ingin masuk ke lift yang perlahan terbuka, Sena melihat Sehun mencium wanita yang berpakaian sexy di depan matanya, di lift yang ingin Sena masuki.
Hati Sena bagai tertusuk jarum, bukan lagi jarum tapi pedang panjang sudah menghunus hatinya.
Jadi, ini yang di lakukan Sehun selama ia sakit? How bastard him.
Saat sadar lift sudah terbuka, Sehun melepaskan ciumannya kepada Aeri dan mengusap bibirnya yang penuh dengan air liur.
Lalu saat Sehun menoleh kesamping, Sehun melihat Sena yang mematung bersama Suho. Bedanya, Sena sudah berderai air mata.
"Jadi ini, Sehun-ah." ucap Sena di sela tangisnya.
"Kau menyelingkuhi ku selama aku sakit? Ini yang kau lakukan?!" Teriak Sena. Bahkan ia tak peduli lagi akan tatapan orang orang yang nengarah padanya.
Sehun hanya diam tak tahu harus mengatakan apa.
Tadi tujuannya ingin menjenguk Sena. Tapi, Aeri mengecup bibirnya di dalam lift yang untung hanya ada mereka berdua. Jadilah Sehun kelepasan.
"Aku akan jelaskan Sena-ya." ujar Sehun mencoba meyakinkan Sena.
Baru saja Sehun mengatakan satu kalimat, Sena menamparnya.
PLAK!!
Satu kali. Sehun memang pantas mendapatkan nya.
PLAK!!
Dua kali. Sehun lagi lagi pantas mendapatkannya.
Kemudian, Sehun hanya memalingkan wajahnya agar Sena dapat memberikan tamparan untuk ketiga kalinya.
Saat tangan kurus Sena ingin memberikan tamparan yang ketiga kalinya, seseorang menahan tangannya.
Bukan, bukan Aeri yang menahan tangan Sena tapi Suho.
"Stop noona, you just make your hand dirty by doing that. Let's go to your room and leave that STUPID BASTARD AND BEAUTIFUL BITCH" ujar Suho sambil mengajak Sena agar masuk keruangan nya.
Sena tak dapat menolak, terlalu lelah untuk melakukan apa pun.
Setidaknya, Sena ingin beristirahat di ruangannya dengan tenang, satu satunya hal yang ingin Sena lakukan sekarang.
Sedangkan Sehun hanya terdiam dengan sejuta penyesalan dan Aeri yang menyeringai senang di samping Sehun.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You?
Fanfic[REVISI] Sena sakit dan Sehun tau itu. Tapi Sehun berpura pura menutup mata dan telinga dari tangisan dan jeritan Sena di malam hari. Hal yang mungkin akan Sehun sesali dikemudian hari. Alasannya? tentu saja selingkuh dengan wanita lain. Beautiful...