--All of your promise, just a bullshit thing for me--
.
.
.
Suho room, Seoul hospital 21.04 p.m
Sehun berdiri menatap pintu di depannya. Pintu direktur rumah sakit ini, Suho kim yang tak lain adalah adik Sena dan juga, pemimpin perusahaan terbesar ke empat di Asia.
Sehun masih diam menatap pintu ruangan Suho. Tangannya kelu, ingin sekali mengetuk pintu. Hingga akhirnya Sehun memberanikan diri memgetuk pintu ruangan Suho.
Tuk! Tuk!
Sehun membuka pintu ruangan Suho. Hal pertama yang ia lihat adalah Suho dan Luhan yang tak menatap kearahnya, tapi hanya tatapan kosong dan wajah lesu. Sebenarnya, apa yang terjadi?
"Hey? Kalian berdua ini kenapa?" Tanya Sehun sambil melambaikan tangannya ke depan wajah Suho dan Luhan bergantian.
Suho diam menatap Sehun, begitupun Luhan. Mereka berdua sedang memikirkan Sena sekarang.
"Duduk lah, lalu kita bicarakan hal ini. Hal tentang noona." ucap Suho menegaskan Suaranya. Diikuti Luhan yang menegapkan badannya.
Sehun duduk di kursi samping Luhan dan hanya diam, kemudian meletakkan handphone nya di atas meja. Ia selalu menjadi pendengar ketimbang pembicara. Sifat kepemimpinan Sehun memang sudah terpanacar dari aura wajahnya, tapi sayang, sifat brengseknya mengalahkan sifat kepemimpinannya.
"Operasi noona mungkin gagal kali ini, harapan hidupnya hanya sedikit. Ginjalnya makin memburuk setiap hari, bahkan ketua tim dokter mengatakan bahwa noona mungkin bisa meninggal jika operasinya kali ini gagal." Ucap Suho menatap Sehun serius. Berbeda dengan Luhan yang diam.
"Aku pikir, operasi minggu depan akan lebih baik. Tapi, dalam keadaan ginjalnya yang baru saja dioperasi 2 minggu lalu, itu tidak memungkinkan." Ucap Suho sambil menatap layar handphone Sehun yang berdering di atas meja dan bertuliskan,
Aeri ♡
Melihat itu Suho hanya tertawa masam. Lagi lagi jalang memang menyusahkan. Sudah dari kemarin Suho menyumpal mulut Aeri dengan uang hanya untuk tidak mengganggu Sena dan Sehun yang sedang berlibur berdua, tapi sekarang jalang itu malah mengingkari janjinya. Oh, bahkan Suho lupa, seharusnya saat di lift waktu itu, Suho mengatakan,
That stupid bastard and stupid bitch
Karena Aeri tidaklah cantik dimatanya.
Sadar Suho yang sedari tadi menatap handphone nya, Sehun mengalihkan menolak panggilan di handphone nya tanpa tahu itu Aeri.
"Jadi, kuharap kau mau ikut membujuk noona agar ia ikut operasi hanya setelah dokter mengizinkan dan juga,"
"Kau bisa pergi sskarang hyung, jalangmu menelpon minta belaian." Ujar Suho dengan smirk nya.
Dan Sehun yang baru saja menyadari apa yang terjadi tersenyum remeh. Suho memang selalu memancing emosi orang lain.
"Geure, aku pulang." pamit Sehun yang hanya di balas kekehan sinis oleh Suho.
Sedangkan Luhan? Sedari tadi hanya mendengarkan. Tak ada hal yang dapat ia lakukan sekarang, Luhan terlalu lesu bahkan untuk bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You?
Fanfiction[REVISI] Sena sakit dan Sehun tau itu. Tapi Sehun berpura pura menutup mata dan telinga dari tangisan dan jeritan Sena di malam hari. Hal yang mungkin akan Sehun sesali dikemudian hari. Alasannya? tentu saja selingkuh dengan wanita lain. Beautiful...