How can i trust you when you always belong to another girl
.
.
.
Sena VVIP room
Sena kembali ke ruangannya. Dan lagi lagi, ia menangisi Sehun. Sebenarnya, apa yang membuat Sena begitu bodoh karena masih bertahan dengan semua kelakuan Sehun? Bahkan rasa cintanya untuk Sehun masih ada. Masih sebesar dulu saat pertama bertemu. Dan walaupun Sena tahu Sehun selalu tidur dengan Aeri, ia masih tetap mencintainya.
Dan disinilah Sena. Meringkuk diatas kasur pasiennya, sambil menangis. Bodoh, itulah kata yang selalu ia putar dalam otaknya.
"Is there a way for hate you?" Ucap Sena sebelum terlelap. Hari ini berawal oleh kebohongan, telpon, dan tangisan Sena di tempat tidur.
.
.
.
Aeri berlari secepat mungkin menuju lift Hotel CheonJu. Gawat! Ia menghabiskan waktu 20 menit hanya untuk meninggalkan Seoul hospital. Sehun pasti marah sekarang, dan ini bencana.Flashback
"Halo Sehun-ah" ucap Aeri yang masih dalam keadaan senang.
"Aeri kau dimana?" Balas Sehun dengan suara beratnya. Oke, ini berarti Sehun marah, dan tidak baik untuk Aeri.
"Aku habis dari rumah Sulli" bohong Aeri.
"Kembali sekarang dalam 10 menit. Jika tidak, tahu sendiri akibatnya Aeri" ucap Sehun dan kemudian memutuskan panggilannya. Oh God, ini buruk.
Flashback End
Saat tiba didepan pintu kamar hotel Sehun dan menekan paswordnya, Aeri dikejutkan oleh wajah Sehun yang mengeras. Oke, Sehun marah padanya.
"Kau meninggalkanku demi pergi ke rumah Sulli sayang?" Ucap Sehun dan menarik Aeri masuk, kemudian mendudukkan paksa Aeri ke sofa.
Sedangkan Aeri diam tak bergeming. Ini bukan waktu yang tepat untuk bercinta. Ia harus bicara serius dengan Sehun. Karena ini menyangkut tentang Sena.
"Sehun ada yang ingin aku bicar-mmmphh" belum selesai mulut cantik Aeri berucap, Sehun malah melumat bibirnya kasar.
Sehun melepaskan lumatan bibirnya dari bibir merah Aeri setelah sekian lama. Kemudiam bergerak duduk disamping Aeri santai. Tanpa dosa, tanpa merasa kalimat yang Aeri lontarkan tadi serius.
"Sehun aku ingin bicara."
"Sudahkan? Kau sudah bicara tadi." ucap Sehun santai dan menghidupkan Televisi nya. Diikuti oleh Aeri yang memberengut kesal. Sehun selalu menggap perkataannya sebuah candaan.
"Ayo hentikan semua ini. Kembalilah pada Sena, dan aku akan kerja sebagai barista cafe milik Suho." ucap Aeri dan beranjak dari sofa.
Sehun tertawa remeh. Apa Aeri mabuk?
"Kau pikir kau siapa? Berani sekali meniggalkanku." ucap Sehun menarik pergelangan tangan Aeri hingga terduduk kembali sambil terkekeh sinis.
"Apa alasanmu Aeri?"
Diam. Hanya itulah respon Aeri. Ia sudah terikat janji pada seseorang, cukup membuat orang lain menderita. Aeri sadar sekarang, ia salah. Jadi ia memilih berhenti sebelum semua ini menjadi rumit.
"Jawab aku!!" Ucap Sehun membentak.
"Aku ingin semuanya berakhir Sehun-ah, dan juga aku ingin menjadi Aeri dimasa Senior high school lagi." ucap Aeri yang kemudian mendorong Sehun hingga kehilangan keseimbangannya, lalu bergegas keluar kamar hotel Sehun.
Sedangkan Sehun terduduk lesu. Aeri meninggalkannya, selanjutnya siapa? Sena? Entahlah, ia putus asa. Memang seharusnya Sehun hanya setia pada Sena.
Dan Aeri yang berlari keluar dari hotel ini tersenyum lega. Ia menjadi wanita baik sekarang.
.
.
.
Cause regret always come at the end.
And finally, i feel it by my self.
..
.
Sena terbangun karena merasa ada setetes air di tangannya. Itu, Sehun. Apa yang Sehun lakukan disini? Melihat Sena terbangun, Sehun menatap manik mata Sena.
"Sena," panggil Sehun dengan suara serak bekas menangis yang tentu saja membuat Sena khawatir.
"Sehun kenapa?"
"Aku putus dari Aeri."
Tiba tiba hati Sena berdenyut nyeri. Sehun mengadu padanya, dan itu tentang Aeri lagi. Sena memalingkan wajahnya, dan menarik tangannya dari genggaman Sehun yang seketika membuat Sehun tersentak.
"Aku tidak tahu harus senang atau tidak atas berita ini Sehun-ah."
"Tapi setidaknya, datanglah besok. Tunggu aku, walaupun kau bosan setidaknya lakukan ini untukku. Dan sebelum operasi dimulai, aku ingin kau melakukan sesuatu untukku,"
Sehun masih diam. Ia merekam semua kalimat Sena dalam otaknya.
"Buku harianku yang waktu itu pernah kuceritakan. Baca saat kau menungguku, karena mungkin kau akan berubah pikiran." lanjut Sena, kemudian mengambil buku kecil warna biru laut dan memberikannya pada Sehun. Yang hanya diterima tanpa sepatah kata oleh Sehun.
"Baca ini hanya saat menunggu operasiku selesai."
Besok adalah hari yang besar. Hari dimana Sena harus bangkit, Sena harus berhasil. Ia tak boleh kalah, karena Aeri telah menyerah entah apa alasannya, Sena harus berjuang.
Tapi, Sehun dan Sena tidak tahu saja, Suho dan Luhan mendengar semua percakapan mereka tadi. Dari awal hingga akhir kalimat, tak satupun terlewat.
Dan entah kenapa, Suho ragu dengan hari esok.
.
.
.
It's really hurt when you love a person. Cause you'll never know the end, happy or sad.
..
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Would You?
Fanfiction[REVISI] Sena sakit dan Sehun tau itu. Tapi Sehun berpura pura menutup mata dan telinga dari tangisan dan jeritan Sena di malam hari. Hal yang mungkin akan Sehun sesali dikemudian hari. Alasannya? tentu saja selingkuh dengan wanita lain. Beautiful...