Navendra menutup pintu kamar dengan keras, ia sangat kecewa pada Anna. Saat ia akan membanting ponsel, tiba-tiba layar berkedip berkali-kali. Navendra lupa jika ia sempat men-silent ponselnya.
"Ya Tuhan, aku lupa jika ponselnya ku silent." guman Navendra merasa bodoh. Segera ia mengangkat panggilan dari Anna.
"Halo, Anna!" sapa Navendra ceria.
"Daddy kebiasaan, selalu men-silent ponsel." ujar Anna santai.
"Kau tau benar kebiasaanku Anna." guman Navendra.
"Anna putri daddy, bukan masalah jika Anna mengetahui besar kecilnya kebiasaan daddy." sahut Anna.
Navendra tersenyum cerah, ia merasa bahagia karena perhatian Anna hanya berpusat kepadanya.
"Daddy merasa terkena daughter complex." ujar Navendra serius.
"Ahaha... Daddy hanya terlalu khawatir. Jangan terlalu dipikirkan, atau daddy akan benar-benar terkena daughter complex." celetuk Anna.
"Apa yang sedang Anna lakukan?" tanya Navendra mengalihkan pembicaraan.
"Anna sedang menatap foto daddy." jawab Anna serius.
"Jangan bergurau, katakan sejujurnya." desak Navendra.
Di sebrang, Anna mengernyit bingung.
"Daddy Anna tak pernah berubah. Sangat tidak peka jika berhadapan dengan perempuan." sindir Anna.
Navendra menatap ponselnya dan kembali menempelkannya ke telinga kiri.
"Daddy, Anna serius. Di tangan Anna terdapat figura berwarna biru muda dengan foto daddy sebagai isinya." jelas Anna.
"Daddy tak akan rela membagimu dengan laki-laki lain jika begini." seloroh Navendra.
"Dan Anna akan sangat bahagia jika daddy dapat bersatu dengan tante Ruth." ujar Anna serius.
"Anna..." bisik Navendra. Setetes air mata luruh dari tempatnya.
"Daddy, jangan menangis. Anna akan tersakiti jika daddy bersedih, dan Anna akan menderita jika daddy tersakiti." sela Anna.
"Anna... Apa yang kamu ucapkan?" tanya Navendra.
"Anna... Hiks... Anna tak akan membiarkan Daddy bersedih atau menderita... Karena Anna... Hiks... Hiks... Anna sangat menyayangi daddy..." isak Anna.
"Anna, jangan menangis sayang..." pinta Navendra.
"Anna sayang daddy, sangat." ulang Anna tegas.
"Daddy juga sayang Anna." balas Navendra.
"Sudah pukul sembilan. Anna harus tidur. Daddy jangan begadang, yang mereka butuhkan bukan uang, tapi rasa sayang dari daddy... Jaga kesehatan." pinta Anna sebelum mengakhiri panggilan.
Navendra menatap ponselnya sedih.
"Kau bahkan lupa mengucapkan, 'Good night, daddy.' dan mengecup pipiku, Anna." guman Navendra sedih.
Drtt... Drtt...
Navendra menghidupkan ponselnya, sebuah pesan masuk dan itu dari Anna.
Anna-nya daddy N❤
Good night, daddy.
💋 Anna-nya daddy N.Hati Navendra menghangat, ia jadi tak rela membiarkan Anna-nya dimiliki pria lain. Ya, dia tak akan membiarkan Anna-nya diambil pria lain. Anna hanya untuk Navendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dad N' Family [TAMAT]
Teen FictionSUDAH TAMAT YH. :) Dad adalah pria yang menjadi cinta pertama putrinya setelah sang buah hati lahir. Dari Dad, kami mampu menyerap setiap pengajaran yang tuhan berikan pada kami. Dad seorang duda beranak 9. Kenapa banyak sekali? Semua karena Dad sud...