12.

3.5K 140 0
                                    

SEMINGGU KEMUDIAN...

"Daddy, cepat ke altar. Jangan sampai Anna yang akan turun tangan dan menyeret daddy ke sana." ujar Anna sambil merapikan jas Navendra.

Navendra menatap Anna. Ia sangat bahagia juga gugup karena akan menikahi Ruth.

"Akan lebih baik jika daddy menjambak rambut Anna daripada meremas ujung jas daddy." dengus Anna sambil menarik kedua tangan Navendra dan mengarahkannya ke rambut panjang miliknya.

"Apa tidak masalah?" tanya Navendra khawatir jika putrinya akan kesakitan.

"Tak akan." balas Anna cepat.

Navendra mencengkram rambut Anna dengan erat, seolah ia ingin merontokkan rambut Anna. Namun, Anna tak bereaksi apapun. Ekspresinya tenang, tak menunjukkan reaksi kesakitan.

"Anna..." panggil Navendra khawatir.

Anna menatap Navendra, tak ada binar kesakitan dimata sipitnya. Yang Navendra lihat malah binar bahagia yang begitu kentara.

"Anna sangat bahagia. Kalian dapat bersatu kembali." ujar Anna dengan senyum khasnya.

"Anna..."

Anna menggenggam tangan Navendra.

"Sudah saatnya daddy ke altar, ingat." sela Anna.

Mereka berdua segera ke altar dan menunggu kedatangan Ruth. Raka, Danar, Zarra, Laras, Lara, dan Devi menjadi bridesmaid bagi pernikahan Navendra dan Ruth. Anna menolak, karena memang ia tak menginginkannya.

Ruth datang dengan gaun yang cantik dan sedang diapit oleh ayahnya. Wajahnya begitu berseri-seri, tak salah jika Anna menghasut ayah Ruth agar merestui pernikahan mereka.

Acara pernikahan dan resepsi di gabung menjadi satu acara, ini permintaan Navendra agar ia dapat segera berbulan madu dengan Ruth.

Akhir acara, Ruth melemparkan buket bunga mawar putih dan ditangkap oleh Alcio. Dia datang karena undangan Anna, dan ia tak bisa menolak permintaan Anna.

"Wow, oom Alcio akan menikah. Dengan kak Zarra 'kah?" goda Anna sambil berbisik.

Alcio membekap mulut Anna.

"Jangan keras-keras." ingat Alcio.

Anna memukul punggung tangan Alcio dengan keras sampai sang empu mengaduh kesakitan dan melepas bekapannya.

"Kau hampir membunuhku." desis Anna.

"Sudahlah. Ayo kita sapa pengantin baru itu." ajak Alcio sambil menarik lengan Anna.

"Pelan-pelan bodoh! gaunku tak seringkas tuksedo milikmu." umpat Anna.

Anna memakai gaun berwarna hijau tosca setumit, heels putih, dan rambutnya tetap tergerai apik menampakkan dua warna yang bersebrangan pada rambutnya. Sedangkan Alcio memakai tuksedo berwarna hitam.

Sesampainya mereka, semua menatap usil.

"Jangan bercanda. Anna dan oom Alcio tak akan bersama dalam jenjang pernikahan, ia sudah mempunyai wanita pujaannya sendiri. Sama seperti daddy yang memuja mommy Ruth." sahut Anna jengah.

"Tapi, apa salahnya jika Alcio menikahimu Anna?" goda Narul.

"Dan menjadi pelampiasan napsunya? Tidak." tolak Anna mentah-mentah.

"Kenapa? Apa Alcio kurang tampan?" Goda Halaya.

"Apa karma daddy akan jatuh kepadaku?!" ketus Anna.

"Karma apa?" tanya Ruth tak mengerti.

Anna menghela napas jengah.

"Sama seperti daddy yang mempermainkan moms, akan sama pula tindakan Alcio di masa depan." jelas Anna.

Dad N' Family [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang