16.

3.3K 141 0
                                    

Navendra termenung. Rumah sakit yang sama dengan tempat Zarra dan Anna di rawat? tapi rumah sakit itu bernama...

"Rumah sakit Elz Zax??" tanya Navendra tak percaya.

"Benar, tuan." jawab Deandra tenang, dalam hati ia berdoa agar Anna tak memenggal kepalanya.

"Lalu kenapa kau dan Anna menyebutnya Zaxiusz Hospital??" tanya Navendra.

"Nona muda sempat menjelaskan jika rumah sakit Elz Zax merupakan milik Zaxiusz, karena ia terlahir dalam keluarga Zaxiuz." jelas Deandra singkat, ia terpaksa mengatakannya. Karena Navendra bukan orang yang mudah dibohongi.

"Tapi rumah sakit sudah berdiri sejak- jadi benar jika Anna jenius sama seperti saudaranya yang lain." ujar Navendra mengambil kesimpulan.

Deandra memilih untuk diam dan memperhatikan jalanan. Namun, dalam hati merutuki mulutnya yang keceplosan berbicara. Semoga Anna mengampuni kesalahannya dan tak memenggal kepalanya.

"Sudah sampai tuan." ujar Deandra.

Navendra dan Ruth turun dari mobil dan memasuki rumah sakit. Resepsionis berkata jika Sandjaya dirawat di kamar VVIP, tempat dimana Zarra pernah dirawat.

Ada Devi yang sedang bermain game di ponsel dan Halaya. Mereka berdua sedang berada di luar ruangan Sandjaya. Navendra menghampiri mereka bersama Ruth dengan tergesa-gesa.

"Bagaimana keadaan papa?" tanya Ruth khawatir.

"Kita tunggu dokternya keluar saja ya. Tadi baru saja dokternya masuk untuk memeriksa keadaan tuan Sandjaya." jawab Halaya tenang.

"Mommy sabar dulu aja. Kata kak Anna, kalau kita bersabar mukjizat Tuhan akan datang." ujar Devi pelan, ia takut di tuduh sok menasehati.

Namun, Ruth hanya mengangguk dan duduk di samping Halaya diikuti Navendra. Tak ada yang memarahi Devi karena ucapannya, semua karena nama Anna. Meski tanpa Devi sebutkan nama Anna, mereka juga tak akan marah. Karena apa yang dia ucapan memang benar.

Tak lama kemudian, Dokter Bayu yang penah menangani Zarra dan Anna keluar dari ruangan Sandjaya.

"Bagaimana keadaan papa saya, dokter?" tanya Ruth khawatir.

"Tuan Delmora baik-baik saja. Lukanya tak sampai mengenai titik vital." jawab Doker Bayu ramah.

Ruth menghela napas lega. Halaya dan Navendra mengucapkan puji syukur kepada Tuhan mereka.

"Apa papa sudah boleh di jenguk?" tanya Ruth.

"Untuk saat ini lebih baik jangan dulu, nyonya. Tuan Sandjaya sedang istirahat." elak Dokter Bayu.

Tiba-tiba, seorang suster keluar dari ruangan Sandjaya dan mengabarkan jika kondisi pria itu kembali melemah. Dokter Bayu bergegas kembali ke dalam dan menangani Sandjaya.

Sekembalinya Dokter Bayu, Ruth dan yang lain mendekatinya. Mereka semua ingin tau keadaan Sandjaya.

"Maaf... Nyawa Tuan Delmora tak tertolong." ujar Dokter Bayu sedih.

Ruth menangis tersedu-sedu dalam pelukan Navendra. Halaya memeluk Devi dengan erat. Mereka sangat sedih dengan apa yang menimpa Sandjaya, apalagi Ruth yang merupakan putri tunggalnya. Tentu hatinya hancur melihat sang ayah meninggalkannya untuk selama-lamanya.

"Saya permisi." pamit Dokter Bayu.

🐣🐣🐣🐣

Rumah duka penuh dengan para pelayat, tangis terdengar dari saudara dekat Sandjaya, terlebih-lebih Ruth yang sejak tadi tak henti menangis.

Dad N' Family [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang