20 - Hukuman

10.9K 1.2K 120
                                        


Backsound : Seok In Guk - Flower
Jangan lupa vote dan komen ya!

Backsound : Seok In Guk - FlowerJangan lupa vote dan komen ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Milo menguap dengan tangan menutup mulut, pagi ini setelah empat hari tidak masuk sekolah dia meluncur di koridor dengan skateboard kesayangannya. Setelah klarifikasi Radis dua hari lalu kini Milo mendapat tatapan seperti biasa dari para murid perempuan—tatapan kagum dan terpesona. Namun tak ada bedanya bagi Milo hal itu tidak mempengaruhi hidupnya sama sekali, tatapan Milo masih sama seperti biasa lurus tak melirik siapapun. Namun ada yang aneh dari tatapan itu hari ini, jika yang biasanya terlihat kosong namun saat ini berubah dingin dan tajam membuat beberapa siswi yang hendak mendekat mengurungkan niatnya.

Mungkin nasehat Neneknya kemarin memang berpengaruh tapi bukan merubah diri, Milo malah semakin menjauh dari orang-orang, malah semakin sulit untuk didekati. Entahlah, hanya saja mungkin kesindirian dan rasa sakit itu masih melekat dalam hatinya. Skateboard yang Milo jalankan berhenti mendadak ketika seorang gadis tiba-tiba muncul di hadapannya dengan senyum lebar yang begitu ceria.

“Pagi, Radmilo!” sapanya.

Milo terdiam menatap senyum itu, sinar matahari pagi yang menyorot lewat jendela koridor menerpa wajahnya membuat wajah itu semakin terlihat mengagumkan. Lavina melambaikan tangan di hadapan wajah Milo, menyapa sekali lagi tapi yang Milo lakukan masih terdiam menatap wajahnya.

Lavina meringis mungkin kemunculannya yang tiba-tiba membuat Milo terkejut sekaligus marah. “Maaf ya kalo aku ngagetin kamu.”

Setelah beberapa detik tidak ada jawaban atau pergerakan apapun akhirnya Milo kembali melajukan skateboardnya tidak mengatakan apapun, pergi begitu saja seperti biasanya. Seharusnya Lavina sudah terbiasa dengan hal itu hanya saja kini dia menyadari perbedaan tatapan itu.

“Kok jadi dingin?”

Sedangkan Milo yang kembali melaju menuju kelas sesaat melihat senyum itu lenyap di wajah Lavina ada perasaan kosong dalam dirinya sama seperti hari ini dia tidak berangkat bersama dengan perempuan itu ke sekolah. Kernyitan di dahinya terlihat samar memikirkan perubahan aneh tentang hal itu, Milo menggeleng pelan mengenyahkan pemikiran itu. Bukan saatnya dia memikirkan hal yang tidak penting.

“Mil, dicari sama Pak Rudi.” Begitulah kata sang ketua kelas ketika Milo baru saja menginjakkan kakinya di kelas. Milo hanya menatap sekilas dan berlalu begitu saja menuju bangkunya membuat ketua kelas itu hendak mengumpat tapi terurung ketika di ambang pintu Jovan berdeham dengan tatapan sinis membuat ketua kelas itu buru-buru berjalan keluar.

Jovan dan ketiga temannya yang baru saja datang segera mendekat ke bangku Milo. Alex menepuk bahu cowok itu.

“Kemana aja sih lo baru masuk hari ini?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret of RadmiloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang