Radmilo adalah seorang cowok misterius yang memiliki banyak rahasia dalam hidupnya. Dia suka menyendiri, jarang sekali berbicara, penyuka lemonade. Skateboard dan musik bagai teman yang selalu menemaninya ke mana pun. Milo tampan dan wajahnya kalem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
"What?!"
"Seriously?!"
"Wah, bercanda lo!"
"Sepercaya itu bokap lo sama Milo?"
Lavina meringis mendengar respon keempat temannya itu—ketika dia menceritakan hal yang baru saja Papanya jelaskan semalam. Mereka menatap Lavina tidak percaya, tentu saja Lavina menceritakan kalau Papanya menjadikan Milo sebagai seorang yang tak lebih dari bodyguard. Lagi pula Lavina masih heran sampai sekarang kenapa Papanya bisa begitu percaya sama Milo padahal Papanya bukan orang yang mudah percaya.
Bel sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Saat ini mereka sedang berada di kafetaria sekolah, sesuai janji Lavina dengan kedua temannya dan Reynal dengan ketiga temannya—mereka menongkrong di sana.
Lavina menyedot minumannya. "Kayaknya sih Papa percaya sama Milo gara-gara kejadian semalam itu yang dia nolongin aku, lagian Papa bilang kalau Milo punya rasa tanggungjawab."
"Nggak nyangka aja sih gue," ucap Lulu yang diberi anggukan oleh Jeana.
"Nggak tau deh, bingung juga sih aku." Lavina mengedikan bahu.
"Ya udah, bokap lo juga udah percaya sama dia jadi fine aja, lo jalanin kayak biasanya bedanya mungkin nanti dia bakalan terus deket sama lo," ujar Jovan.
"Nah, iya! Jadi entar kalau lo ke mana-mana si Milo ngikutin lo terus gitu?" tanya Alex.
"Jadi, ke kamar mandi juga dia ngikutin?" tanya Reynal bodoh, baru saja tadi pagi dia kelihatan cool dan sekarang kembali menjadi biasanya.
"YA, KALI!" jawab keenam orang itu.
"Udah bagusan lo diem aja kenapa sih?" Lulu menatap cowok itu kesal.
Reynal memutar bola matanya. "Gue bukan patung yang diem aja."
"Oh iya, ngomong-ngomong tadi pagi si Qilla ngelabrak lo, Lav?" tanya Jeana.
"Idih, nggak tau malu banget emang si cabe! Lagian berani banget ngelabrak kakak kelas, pake bilang si Milo punya dia mending Milonya mau sama dia. Malu kali kalau nggak," ujar Lulu.
"Kamu tau dari mana?" tanya Lavina.
"Temen sekelas kita yang kebetulan ada di sana," jawab Jeana.