#4 Mystery of Assassin

43 9 1
                                    

  "Berarti, arca kuno yang kami temukan di lubang gelap itu adalah arca pertama?", ucap kami berdua pada pria tersebut.
  "Iya benar!, arca tersebut memiliki satu bahasa sansekerta dari sepuluh bahasa sansekerta yang tersebar di hutan mati ini", ucap pria tersebut dengan tegas.
  "Ohh iya, kami menemukan satu bahasa sansekerta pada arca kuno tersebut, kalo tidak salah kata itu adalah cedit yang berarti mematuhi aturan!", ucap kami berdua dengan tegas.
  "Tetapi, ada satu bahasa sansekerta lainnya yang kami temukan, yaitu gajendra, yang artinya berkuasa", ucap kami berdua pada pria itu.
  "Berarti, kalian harus mencari delapan bahasa sansekerta yang tersisa!", ucap pria tersebut pada kami.
  Setelah mengucapkan hal tersebut, pria itu berusaha untuk kabur dari pengawasan kami, tetapi hal itu gagal di jalaninya karena kami langsung menghadangnya. 
  "Eh, mau pergi ke mana?!, jangan berusaha kabur dari kami!, karena semua perbuatan yang anda telah lakukan pada para petani sangatlah kejam!, anda harus bertanggung jawab dengan semua ini!", ucap kami berdua dengan mengancam agar pria tersebut tidak melarikan diri.
  Dengan demikian, aku pun harus membawa pria tersebut di sepanjang perjalanan menemukan delapan bahasa sansekerta yang tersisa.
  Setelah beberapa kilometer perjalanan, kami menemukan sebuah gubuk kecil di dekat area perkebunan, dan kami pun memutuskan untuk beristirahat sejenak.
  "Sudahlah, kita harus berisitirahat terlebih dahulu untuk mengembalikan energi yang di pakai seharian tadi!", ucapku dengan kelelahan.
  "Okay!", ucap Bruce dan pria tersebut.
  Dengan dinginnya malam aku terbangun tepat pada jam dua belas malam, karena ada suara ketukan dari pintu gubuk kecil itu.
  "Tok,tok,tok", suara ketukan pintu dengan kerasnya membuat gubuk yang kami tempati bergetar.
  Aku pun langsung membuka pintu tersebut, dan tiba-tiba hidungku di tutup dengan kain oleh seseorang yang tidak dikenal, sampai-sampai diriku tak sadarkan diri.
  Mentari pun mulai muncul dengan semburat yang terlihat di langit pagi yang cerah.
  "Kemana perginya Zayn?", ucap Bruce  pada pria yang disebut "pembunuh bayaran" tersebut.
  "Saya tak tahu saat malam tadi, saya tertidur dengan pulas, sampai-sampai tak menyadari bahwa temanmu itu menghilang!", ucap pria tersebut dengan jujur.
  "Jangan-jangan dia di culik!", ucap Bruce dengan nada tinggi
  "Kalo begitu kita harus bergegas menemukan Zayn secepatnya sebelum hal-hal yang tidak diinginkan menimpa Zayn!", ucap pria tersebut dengan khawatir.
  Sementara itu aku terbangun dengan kondisi tanganku yang diikat pada kursi yang ku duduki, dan aku terkejut bahwa aku sedang berada di tempat pemujaan yang sebelumnya aku dan Bruce pernah berada di dalamnya.
  Tiba-tiba datanglah sesosok manusia setengah kelewar yang juga pernah bertemu denganku sebelumnya.
  "Wahai manusia lemah!, saya kembali untuk menyampaikan sesuatu!, bahwa para setan hutan mati memberikanmu  waktu seminggu untuk menemukan  bahasa sansekerta yang harus kamu dan temanmu dapatkan itu!", ucap makhluk tersebut.
  Tak beberapa lama setelah itu makhluk tersebut menghilang, dan tiba-tiba aku kembali ke gubuk kecil tanpa melakukan perjalanan, entah makhluk itu yang meteleportasikan diriku kembali ke gubuk tersebut atau aku dibawanya dengan secepat kilat.

Bersambung.........

Trip To DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang