Abang '9 • [ EXO ]

17.

Lantai Bawah

Tunggu.
Bau bau parfum yang laki banget ini kaya kenal..

Siapa ya?
Aduh lupa, wait.
Kok baunya makin deket? Siapa?

Grep~
Ada yang meluk gue dari belakang.

"DADDYY!!!"
"Airin kangen.. "
"Huaaa (ಥ_ಥ)"

"Riiin, kamu kaya ga ketemu setahun"
"Daddy baru bentar ninggal"

"Eh tapi kok daddy pulang? Bukannya masih lama?"

"Daddy.. Ada perlu sama dokter hong:)"

"Ooh:)"
"Tentang terapi ya dad?"

"Iya sayang"

"Oke:)"

Gue yang tadinya meluk daddy pun langsung kedapur untuk minum.

"Rin, kamu tuh kuat"
"Kamu pasti bisa lawan kaya dulu lagi"

"Gabisa dad, gabisa"
"Ini tuh kedua kalinya, Airin gakuat"
"Gabakal bisa sembuh, udahlah daddy terima aja"
"Gausah pake transfusi transfusi apalah itu, gausah buang buang uang bayar mahal"
"Airin gabutuh semua itu, itu gabakal ngebuat Airin sembuh"
"Sekarang aja Airin udah lemah, udah gabisa apa apa"

"Airin.. "

Stres banget gue hari ini.
Sumpah mood gue hancur banget.

Gue ninggalin daddy kedapur dan balik kekamar.

Author Pov

"Kenapa sayang? Kok muka kamu kusut?" Jihyun datang dari ruang kelaurga, menghampiri suaminya itu.

"Airin udah gaada semangat hidup lagi.. Aku bingung"

"Sabar ya, dia pasti kembali sehat kok. Aku percaya"
"Nanti kalo sudah waktunya, aku yang bakal semangatin dia sampe sembuh:)"

"Ini tuh ada apasih sebenernya? Kalian tuh ga fair nyembunyiin bertiga!"

Tiba tiba Lay datang.

"Jawab"

"Lay, masuk kamar"

"Aku gamau masuk kalo gatau kenapa sebenernya sama Airin!"

"MAMA BILANG MASUK KAMAR! ini urusan mama sama Daddy!"

"Aku ini abangnya Airin ma! Aku berhak tau kenapa sama adek aku!"
"Aku khawatir kalo dia kenapa-napa"

"MASUK.KAMAR!"

"Argh!"

Lay segera masuk kamar dan membanting pintunya dengan kesal.

"Sabar dong sayang.. "

"Dia emang susah diatur, aku kesel" -jhyn

"Iyaa dia kan anak kamu, kamu harus ngatasin sifatnya"

"Ah kamu malah nyalain aku, gatau ah"

"Loh"

Jihyun memasuki kamar dan Lee sendiri didapur.

Au dah, pusing -lmh

14:00

Tok~ Tok~
"Airin, buka pintunya"
"Airin"
"Abang dobrak loh"

Krek~

"Apasih"
"Airin ngantuk, udah lah"

Airin ingin menutup pintu kembali, tapi ditahan oleh kaki kiri lay.

"Izinin abang masuk"

"Ga"
"Sanaa, ih"

"Abang mau masuk"