Chapter VII

1.6K 165 7
                                    


'Apa yang kau lakukan Oh Sehun!?'

'Aku? Tentu saja merebut Luhan darimu , Yi Fan .'

'Wu Shi Xun aku akan sangat murka jika sampai kau menyentuh Luhan.'

'Benarkah? Aku sangat menantikan hari itu terjadi . Wu Yi Fan.'

'Aku peringatkan kau sekali lagi , Jangan pernah menyentuh Luhan.'

'Tak heran Iblis yang terkenal keji sepetimu , jatuh hati pada anak yang sempurna seperti Luhan.'

'Kau hanya akan membawa bencana , bagi Luhan .'

'Kita lihat saja nanti .'

'Aku mengawasimu , Shi Xun'





_________________________________________




Luhan menatap sekelilingnya , jam istirahat sudah selesai tapi kenapa kelasnya sepi , bahkan tak ada guru yang masuk . Luhan bangkit dan berjalan keluar kelasnya , kepalanya menoleh kekanan dan kiri.

Luhan berjalan menyusuri lorong lorong kelas yang tampak sepi . Luhan berhenti di salah satu kelas .

Kelas itu kosong , tampak berantakan . Dulu , Luhan pernah mendengar rumor tentang seorang siswa mati dengan tubuh terkoyak , isi perut yang bertebaran dan kehilangan salah satu ginjal di kelas ini .

Tapi , Luhan tak pernah percaya akan hal tersebut jika Luhan tak melihat sendiri bagaimana kondisi mayat siswa itu dengan mata kepalanya .

Luhan menyusuri kelas kosong itu , kaki rampingnya berjalan dengan sungguh .

Luhan berhenti didepan sebuah meja yang terkotori dengan darah yang sudah mengering dengan lamanya . Luhan melihat sebuah tulisan cukup berantakan , tapi masih bisa terbaca .

"Devil in your life? Apa maksudnya ini? Oh! Ada lagi."

Luhan memcoba membersihkan debu yang menutupi sebagian dari tulisan itu . Luhan mencoba membaca kalimat terakhir .

"Tu-tunggu 'Oh Sehun' apa maksudnya ini?"

Luhan menatap sekelilingnya , mencoba mencari petunjuk lain. Namun suara seseorang mengalihkannya.



  ___________________________________________________


"Apa yang kau lakukan disana Luhan ?"


Luhan tersentak saat mendengan suara yang ia kenal . Luhan berbalik menatap seseorang yang memanggilnya .

"A-aku hanya melihat lihat ." Luhan menundukkan kepalanya dalam . Tak berani menatap mata dengan sorotan setajam katana didepannya . Jika tatapan bisa membunuh , mungkin Luhan sudah mati dengan tubuh penuh sayatan.

"Tatap mata seseorang jika kau berbicara dengannya , Luhan . Apakah sepatu usangmu itu lebih menarik dari wajahku?"

"Ehmm ti-tidak Sehun."

Love A Devil [HUNHAN] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang