CHAPTER XI

1.3K 143 19
                                    













8 Tahun kemudian ...















Sebuah mobil hitam mewah melintasi area Taman Mercusuar yang begitu damai. Tampak beberapa anak kecil bermain mai di sekitar Mercusuar...

Seorang pria tampan membuka jendela mobil . Menampakkan senyuman manis nan tampan.

"Tuan , Apakan anda berminat untuk beristirahat sebentar?"  tanya sang Supir.

"Tak perlu. Aku hanya ingin melihat pemandangan disekitar Mercusuar ini."

Pria tampan itu keluar dari mobil dan melihat ke sekeliling mercusuar.

Anak anak kecil yang sedari tadi bermain main kini telah pulang bersama sang orang tua mereka.

Pemuda tampan itu menyukai anak anak.

Tapi sayang , ia tak pernah tertarik pada seorang pun. Baik itu wanita maupun pria cantik sekalipun.

















Kini suasana di sekitar Mercusuar sangat sunyi nan damai .

Namun pandangan pria tampan itu tertuju pada bunga mawar merah yang tumbuh di antara semak semak berduri di samping mercusuar.

"Paman!"

Sang pria tampan memanggil sang supir dengan lantang.

"Ya , Tuan. Ada apa anda memanggil saya?"

"Bisakah kau ambilkan bunga mawar indah itu padaku. Aku ingin menanamnya dirumah."

Ucap sang pria tampan seraya menunjuk ke arah dimana bunga mawar indah itu tumbuh.

Sang supir hanya menatap sang tuan bingung. Tidak ada bunga mawar disemak semak mercusuar.

"Tidak ada apa pun disana tuan."

Sang pria tampan menatap heran pria paruh baya dihadapannya ini.

Kemudian sang pria tampan berjalan menuju semak semak berduri tanpa menghiraukan seruan dari sang supir.

Tangan putihnya mengeluarkan pisau lipat dari dalam kantung jasnya.

Ia mengajunkan pisau lipatnya pada semak semak berduri yang mengering. Cukup sulit karna semak berduri itu begitu banyak.

Cukup lama sampai ia dapat berjalan melangkah menuju sang mawar indah.




















Aroma wangi bunga mawar yang begitu memabukkan tercium oleh sang pria tampan.

Terlena akan bau sang bunga , tanpa menghiraukan semak yang menyakiti kulit putihnya.

Pria tampan itu menggali tanah di sekutar sang bunga tumbuh. Mencabutnya perlahan.

Tangan kanannya menggenggan batang berduri sang mawar tanpa menghiraukan telapak tangannya yang dialiri darah segar.

Mencium aroma sang mawar , teramat memabukkan. Pria tampan itu terlena akan keindahan sang mawar.

Ia membawa sang mawar dengan aman.

Berjalan ke arah sang supir dengan senyum menawan.

"Tuan! Anda baik baik saja?"

Sang supir menampakkan raut khawatir , melihat sang tuan kembali dengan keadaan tangan penuh luka dan darah mengalir dan ia membawa tanaman mawar yang cantik.

"Ya aku baik baik saja. Aku rasa kita harus segera pulang. Aku harus menanam bunga ini."

Ujar sang pria tampan.

Love A Devil [HUNHAN] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang