12

5.8K 433 21
                                    

"Selamat pagi, my lord."sapa Katie keesokan paginya saat ia turun untuk sarapan dan melihat Andrew sudah duduk di ruang makan.

Andrew mendongak dari buku yang sedang ia baca. Membelalak sejenak melihat Katie yang tampak segar dalam balutan gaun peach. Beda dengan dirinya yang sulit tidur karena ulah nakal mencium Katie diam-diam. Ia berharap Katie tak menyadari apa yang terjadi tadi malam. "Selamat pagi, Katie."

Katie melihat wajah Andrew seperti lelah. Tapi ia hanya diam dan duduk. Mengucapkan terima kasih saat pelayan membawakan sarapan baginya dan mulai menyantap.

"Bagaimana tidurmu?"tanya Andrew

"Hmmm menyenangkan, my lord, aku merasa mimpi indah meski aku tak bisa mengingatnya saat bangun."

"Oh...mimpi apakah itu?"tanya Andrew penasaran dan gugup

"Anda harus berjanji untuk tak tertawa."ujar Katie dengan wajah merona, membuat jantung Andrew berdetak lebih cepat

"Ya baiklah aku janji."

"Well...mungkin mimpiku seperti mimpi anak remaja tapi aku bermimpi di cium oleh pangeran berkuda yang gagah dah tampan..."ucap Katie dengan tersenyum kecil

"Uhuk...."Andrew tersedak saat mengunyah rotinya

"My lord, anda kenapa?"tanya Katie heran

"A...aku..."sahut Andrew terbata sambil menepuk dada dan masih terbatuk

"Tolong bawakan air!"pinta Katie panik.

Pelayan dengan sigap membawakan segelas air. Memberikan pada Andrew yang meneguknya dan menarik napas lega.

"Anda baik saja, my lord?"

"Ya...aku...hanya tersedak..."gumam Andrew merasa malu dan bodoh. Bagaimana bisa Katie bermimpi seperti itu? Wanita itu bermimpi dicium, dan kenyataannya ia mencium Katie tadi malam.

Katie menarik napas lega. "Syukurlah. Anda harus makan dengan perlahan agar tidak tersedak."

"Ya..."sahut Andrew merasa tak nafsu lagi untuk makan maka ia pun hanya minum. "Apa kau senang dengan pesta semalam?"

"Ya. Sangat menyenangkan bisa pergi keluar lagi. Sudah lama aku tidak menghadiri pesta."

"Kenapa kau tidak memenuhi undangan pesta yang datang saat...."ujar Andrew merasa berat. "Saat aku pergi...."

Katie menatap Andrew. "Dan datang sendirian tanpa suami?"tanyanya dengan nada menyindir. "Surat yang datang ditujukan padamu, my lord. Bukan hakku untuk membukanya. Lagipula tak masalah bagiku jika aku terus berdiam diri di rumah."

Andrew terdiam. Ia merasa tak enak. Suasana pun menjadi hening dan canggung dalam ruang makan. Hanya terdengar suara denting piring dan garpu.

"Aku sudah selesai."ujar Andrew beranjak berdiri, mengangguk pada Katie dan melangkah keluar. Merasa pikirannya kalut ia pun berjalan menuju bagian luar rumah dan mengarah ke belakang rumah hingga tiba di istal kuda.

"My lord...apakah anda hendak pergi berkuda?"

"Ya. Segera siapkan!"sahut Andrew

Sang pengurus kuda terkejut dan segera menyiapkan seekor kuda hitam. Ia tak menyangka majikannya akan berkuda sepagi ini. Biasanya Andrew akan memberi kabar, tidak mendadak seperti saat ini. Tapi ia hanyalah pekerja di rumah ini, harus menuruti dan melakukan perintah majikannya. Pria itu merasa lega bisa mengerjakan semuanya dengan cepat.

"Kuda anda sudah siap, my lord."

"Baiklah."sahut Andrew mengangguk dan segera menaiki punggung kuda lalu segera melaju pergi di bawah tatapan sang pengurus istal yang bingung karena Andrew tidak mengenakan baju berkuda.

The Girl Who Turn Into Beautiful Swan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang