6

5.1K 465 21
                                    

Andrew duduk di dalam kereta seraya memperhatikan jalanan kota. Ia melihat semua masih tampak sama. Kepulangannya kali ini tidak diketahui siapapun. Hanya John yang tahu. Ayah dan Katie saja tidak ia beritahu. Katie....mendadak ia memikirkan wanita itu. Apa kabarnya ia sekarang? Apa masih sama seperti 5 tahun yang lalu? Ia teringat malam ketika ia pergi meninggalkan Katie tanpa informasi apapun. Hanya memberi pesan pada Harry. Bagaimana reaksinya saat tahu ia pergi?

Andrew mengenyit. Kenapa ia jadi memikirkan wanita itu? Ia tak peduli dan tak ingin repot untuk mencoba mencintainya seperti yang disarankan John. Tidak, cinta hanya akan membuat hidup hancur. Seperti yang terjadi pada ibunya.

Beberapa menit kemudian kereta kuda memasuki kawasan rumah George Hartley. Andrew melihat dari jendela kereta, rumahnya masih sama seperti dahulu. Besar, dingin dan suram. Ia masih ingat saat ibunya masih ada, taman rumahnya sangat indah dihiasi banyak bunga. Tiap sore ia sering menghabiskan waktu bersama ibunya di taman. Tapi kini, sejak ibunya meninggal, taman dibiarkan terbengkalai hingga akhirnya George meminta tukang kebun membuang semua bunga dan diganti rumput.

Andrew turun dari kereta dan menaiki tangga menuju pintu depan lalu mengetuknya. Ia menunggu agak lama setelah akhirnya pintu dibuka oleh kepala pelayan. Sang kepala pelayan menatap Andrew dengan wajah berbinar senang serta terkejut. Terkejut karena majikannya memang sangat jarang datang berkunjung menemui ayahnya.

"My lord...."gumamnya

"Apa Ayah ada?"tanya Andrew yang segera merasa bodoh menanyakan hal tersebut. Tentu saja ayahnya ada di rumah. Beliau tak akan pergi ke manapun karena kondisinya yang sudah lemah.

"Ya, my lord. His Lordship sedang rehat di kamar."

Andrew mengangguk. "Aku akan menemuinya. Tolong siapkan kamar untukku dan bawakan koperku ke kamar."

"Baik, my lord."sahut pria tua itu dengan senang setelah sekian lama rumah ini kedatangan seorang tamu.

Andrew pun segera masuk dan berjalan menuju kamar milik ayahnya. Ia masuk ke dalam kamar. Melihat sang ayah sedang duduk bersandarkan bantal menatap keluar jendela. Andrew terhenyak. Hanya dalam 5 tahun, sang ayah tampak semakin tua dan lemah. Tubuh yang dahulu gagah dan tegap kini begitu kurus. Andrew menelan ludah dan menyapanya. "Ayah...."

George Hartley menoleh menatap putranya. Sejenak ia seakan tak percaya. Mengerjapkan mata sekali dan menatap Andrew dengan mata lebar. "Andrew? Anakku?"

"Ya, Ayah..."sahut Andrew mendekat. "Bagaimana kabarmu?"

George mendengus. "Kini kau peduli padaku? Setelah kau menghilang selama 5 tahun?"

"Aku...."

"Beraninya kau datang kemari!"

Andrew merasa kesal dengan reaksi sang ayah yang kembali dingin. Ia memang tak mengharapkan hubungan mereka akan membaik.

"Bagaimana kabar istrimu?"

"Aku belum pulang ke rumah."

Mata George melotot. "Seharusnya kau pulang dulu dan membawanya kemari bersamamu."

Andrew diam.

"Ayah minta maaf atas segalanya...ujar George perlahan

"Sudahlah, Ayah..."

"Kau harus pulang, nak. Katie sudah berubah dan mungkin kau akan berubah pikiran. Katie pantas mendapat yang terbaik setelah apa yang ia alami selama ini..."

"Jadi Ayah membelanya sekarang?"

"Andrew, jangan berkata begitu padaku! Kau sudah bersikap kejam padanya. Kau membuat aku malu dengan perbuatanmu itu. Apa kau tak tahu skandal yang sudah kautimbulkan akibat kau kabur setelah menikah?! Katie tidak pernah muncul di publik selama 5 tahun ini!"

The Girl Who Turn Into Beautiful Swan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang