5

4.9K 405 9
                                    

5 tahun kemudian.....

"Anda sudah sampai, my lord."

Pria yang duduk di dalam kereta mendongak dan melihat keluar jendela. Melihat sebuah bangunan rumah besar dan megah berdiri. "Baiklah."sahutnya mengangguk seraya beranjak bangun dan turun dari kereta sementara sang kusir membantu menurunkan koper

"Selamat datang, my lord."

"Apa Lord Wellington ada di rumah?"

"Ya, my lord. Saya akan mengantarkan anda ke ruang tamu dan meminta pelayan menyiapkan minuman."Ujar seorang pria tua yang bertugas sebagai kepala pelayan di rumah besar

"Tak perlu. Aku bisa sendiri."

"Baik, my lord."

Pria itu pun segera menaiki tangga dan masuk ke dalam rumah. Terkejut hingga mulut terbuka melihat perubahan yang ada dalam rumah Lord Wellington. Tampak lebih cerah dan terang. Setelah diam sejenak, ia pun terus berjalan menuju ruang tamu yang sudah dihapalnya. Hampir semua sudut rumah ini sudah ia kenal. Di ruang tamu pun ia kembali dikejutkan dengan perabotan dan sofa baru.

"Hai, sungguh terlalu sekali kau baru datang setelah aku menikah sebulan yang lalu!"

Pria itu menoleh dan melihat John yang kini tampak berbeda. Wajahnya berbinar dan tampak bahagia. "Aku tak bisa datang karena pekerjaan yang kauberikan padaku. Seharusnya kau berterima kasih karena berkat aku, bisnis barumu menjadi lancar dan berkembang!"

John tertawa. "Aku tahu. Aku mengerti kesibukanmu, kawan! Senang melihatmu sudah kembali!"

"Kulihat kau berubah?"

"Oh, Andrew, mungkin pernikahan memberikan pengaruh baik padaku. Seharusnya aku menikah lebih cepat."

Andrew mengenyit tak suka. "Apa yang sudah dilakukan istrimu hingga kau berubah begini? Dulu kau bilang tak ingin cepat menikah..."

"Well....memang demikian. Tapi semua berubah ketika aku bertemu dengan Amelia. Ia membuat hidupku penuh warna. Dan kuputuskan untuk memilihnya sebagai pendamping hidupku. Aku merasa sudah cukup petualanganku selama ini."

Andrew mendengus. "Amelia benar-benar sudah mencuci otakmu hingga kau berbuat aneh."

"Andrew, aku serius. Cinta memang ada dan indah. Amelia yang menunjukkannya padaku."

"Kau mungkin sudah berubah pikiran mengenai cinta, tapi tidak denganku. Aku tetap tak percaya hal konyol semacam itu."

"Kau yakin?"tanya John menyeringai. "Bagaimana jika suatu saat kau pun merasakannya?"

"Aku tak akan dan tak bisa lagi jatuh cinta. Ingat, aku sudah menikah bukan?!"

"Tapi kau tidak mencintainya. Andrew, apa kau sudah pulang ke rumahmu dan bertemu istrimu?"

"Belum. Aku langsung kemari."sahut Andrew

"Kau Seharusnya pulang ke sana dulu. Apa kau tak ingin menemui istrimu?"

Andrew menatap John dengan heran. "Kau sudah berubah. Dahulu kau yang membantuku menghindar dari Katie. Tapi kini kau malah menyuruhku menemui wanita yang tak pernah kuinginkan...."

"Aku tahu kau masih marah karena perjodohan kalian. Tapi dia tetap istrimu bukan? Apalagi kau pergi tanpa pamit."

"Ah jadi sekarang kau memihak padanya?"

"Katie tetap istrimu. Kau tak tahu bagaimana gosip yang beredar sejak kau pergi. Semua orang membicarakan kalian. Kalian tak pernah terlihat bersama."

"Kau bersimpati pada Katie...."

"Andrew Hartley, jangan begitu. Kau tetap temanku."

"Tapi kenapa kau malah membela Katie?!"tegur Andrew. "Ayolah, aku pulang bukan untuk berdebat mengenai cinta dan hal konyol lainnya. Aku kemari karena ingin memberimu selamat."

John tergelak. "Baiklah, malam ini makanlah bersama kami. Aku akan meminta koki menyiapkan hidangan lezat."

"Dan kita bisa main kartu setelah itu?"

John memandang Andrew dengan heran. "Kau tak mau pulang?!"

"Ijinkan aku menginap malam ini. Aku masih tak ingin ke rumah itu."

"Oh astaga, kau memang keterlaluan. Baik, hanya malam ini. Aku tak ingin Amelia merasa terganggu."

"Istrimu atau kau yang tak ingin aku ganggu?!"

John menyeringai. "Aku yakin kau pasti akan berubah seperti aku jika mencoba menyukai Katie."

"John, Aku tak mau membicarakan hal itu..."

"Baiklah."ujar John tersenyum melihat temannya. Ia menatap Andrew yang masih tak berubah. John tahu masa kecil Andrew begitu suram. Membuat temannya tak percaya akan cinta. John ingin Andrew bisa berubah seperti dirinya yang kini bahagia. Ia berharap Katie bisa mengubahnya. Ia sungguh merasa bersalah karena membantu memisahkan mereka dulu

———

Keesokan pagi sesuai permintaan John yang hanya mengijinkan Andrew menginap semalam, pria itu pun mulai bersiap pergi. Lebih cepat lebih baik tanpa harus sarapan bersama John dan istrinya, batin Andrew. Bukan karena ia tak lapar, ia merasa risih bergabung bersama pasangan itu. John dan Amelia seringkali memperlihatkan kemesraan di depannya. Mereka mungkin lupa akan kehadiran Andrew.

Andrew sendiri heran dengan perubahan John. John tampak memperhatikan dan memperlakukan Amelia dengan lembut dan mesra. Ia tak menyangka teman prianya bisa berubah seperti itu. Apa cinta memang bisa mengubah pria seperti John? Tidak, Andrew mengelengkan kepala. Sampai kapan pun ia tak percaya akan hal konyol seperti cinta.

"Kau yakin tak ingin sarapan dulu?"tanya John saat Andrew sudah turun dengan kopernya

"Ya."

"Apa kau sudah ingin pulang?!"ujar John meringis

"Aku tak akan pulang ke rumah."

"Apa?! Lalu kau hendak ke mana lagi?!!"

"Jangan terkejut seperti itu. Aku ingin mengunjungi ayahku dahulu."

"Kau ingin menemui ayahmu dulu....."gumam John perlahan dengan kening berkerut. "Kau sengaja tak ingin cepat pulang ke rumahmu dengan alasan ingin menemui ayahmu, sedangkan aku tahu kau membenci ayahmu?!"

Andrew memaki dalam hati karena temannya tahu maksudnya. Ia hanya diam sambil melangkah keluar. Keretanya sudah siap dengan sang kusir berdiri menunggu. Melihat tuannya keluar ia pun segera menghampiri untuk membawakan koper Andrew. Andrew berpaling pada John. "Sampai jumpa lagi."

"Ya, sampai jumpa lagi, Andrew. Salam untuk ayah dan Katie."

Andrew mendengus lalu naik ke dalam kereta. Kusir kereta naik di bagian depan dan mulai menjalankan kereta. John terus memperhatikan kereta kuda melaju keluar rumahnya.

"Apa Andrew pulang ke rumahnya?"tanya Amelia yang sudah berada di sisinya.

"Belum, sayang, ia hendak mengunjungi ayahnya dahulu. Ia sengaja memperlambat kepulangannya."sahut John merangkulnya

"Oh kasihan lady Katie. Kuharap lord Hartley mau berubah dan membuka hatinya untuk Katie."

"Ya, sayang. Aku sungguh merasa bersalah karena akulah yang membuat Andrew pergi."

"Apa tak ada yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka? Sejak pernikahannya, lady Katie tak pernah muncul di publik. Tak ada yang tahu bagaimana ia sekarang. Tapi aku sungguh tak tega saat mendengar gosip mengenai suaminya yang pergi sehari setelah mereka menikah. Sungguh, kupikir ada untungnya juga Lady Katie tak pernah muncul."

John tampak berpikir. "Hmm mungkin aku bisa membantu menyatukan mereka..."gumamnya menyeringai


Tbc

The Girl Who Turn Into Beautiful Swan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang